Seperti Zack Snyder, kebanyakan sutradara berikut ini akhirnya memilih keluar dari proyek film karena perbedaan pendapat dengan studio film.
Sudah berakhir gagal secara penilaian dan pendapatan, Justice League (2017) juga merupakan salah satu film yang mengalami proses produksi penuh prahara. Sutradara asli Justice League, yaitu Zack Snyder, mengalami banyak ketidaksepakatan dengan Warner Bros. selama proses produksi film ini. Alhasil, Snyder akhirnya memilih mundur dan posisinya digantikan oleh Joss Whedon.
Dalam proses pembuatan film, enggak menutup kemungkinan bahwa visi sutradara bisa enggak sejalan dengan kemauan studio film, pihak yang memberikan bujet. Studio tentunya mementingkan hal-hal yang membuat filmnya bisa laku di pasaran, yang terkadang bertentangan dengan visinya sutradara. Nah, masalah inilah yang tentu saja bisa menimbulkan perselisihan antara sutradara dan studio film.
Zack Snyder bukan satu-satunya sutradara yang pernah berselisih dengan studio film. Nah, berikut ini adalah deretan sutradara yang pernah mengalami hal yang sama dengan Snyder!
1. Josh Trank (Penggarapan Fantastic Four)
Setelah kegagalan Fantastic Four: Rise of the Silver Surfer (2007), 20th Century Fox memutuskan untuk me-reboot Fantastic Four. Pada Juli 2012, 20th Century Fox kemudian merekrut Josh Trank untuk menjadi sutradara film reboot Fantastic Four (2015). Walau telah menjalani proses praproduksi selama dua tahun hingga 2014, Trank dan 20th Century Fox malah menghadapi perbedaan pendapat sejak proses syuting berlangsung.
Enggak puas dengan ending yang telah disiapkan oleh Trank, produser Hutch Parker dan Simon Kinberg menulis ulang naskahnya Trank saat proses syuting masih berlangsung. Setelah proses syuting berakhir, Trank kemudian memperlihatkan draf pertama hasil editing Fantastic Four kepada 20th Century Fox. Studio tersebut ternyata enggak puas dengan hasilnya dan meminta Trank untuk melakukan proses syuting ulang pada Januari 2015.
Trank sebenarnya menginginkan nuansa film yang lebih gelap. Namun, 20th Century Fox enggak setuju dan mengubah sebagian besar naskahnya Trank tanpa berdiskusi dengan sutradara tersebut. Enggak heran bahwa Fantastic Four menampilkan nuansa cerita yang enggak konsisten karena perbedaan pendapat antara Trank dan 20th Century Fox. Saking kesalnya karena karyanya diacak-acak, Trank sampai enggak mau mengakui bahwa Fantastic Four adalah karyanya.
2. Phil Lord dan Christopher Miller (Penggarapan Solo: A Star Wars Story)
Sukses dengan film spin-off Rogue One (2016), Disney dan Lucasfilm kembali merilis film spin-off semesta Star Wars lainnya yang diberi judul Solo: A Star Wars Story (2018). Pada Juli 2015, Lucasfilm merekrut duo sutradara Phil Lord dan Christopher Miller untuk menggarap Solo: A Star Wars Story. Lord dan Miller bahkan telah memulai proses syuting film ini pada Januari 2017.
Lima bulan setelah proses syuting Solo: A Star Wars Story dimulai, tiba-tiba muncul kabar mengejutkan. Pada Juni 2017, Lucasfilm mengumumkan bahwa Lord dan Miller mundur dari proyek Solo: A Star Wars Story karena perbedaan pandangan kreatif. Usut punya usut, Lucasfilm ternyata memecat Lord dan Miller karena enggak setuju dengan gaya penyutradaraan mereka.
Lucasfilm ternyata enggak sejalan dengan gaya penyutradaraan Lord dan Miller yang menggunakan banyak improvisasi dan terkesan keluar dari naskah yang telah disiapkan. Ditambah lagi, Lord dan Miller bisa dibilang enggak begitu akur dengan penulis naskah film ini, yaitu Lawrence Kasdan. Alhasil, Lucasfilm kemudian merekrut Ron Howard untuk menggantikan posisinya Lord dan Miller. Howard kemudian melakukan proses syuting ulang.
3. David Fincher (Penggarapan Alien 3)
Walau enggak menang, David Fincher berhasil menjadi salah satu nomine “Best Director” Oscar 2021. Sebagai informasi, Fincher memulai kariernya sebagai sutradara film lewat Alien 3 (1992), loh. Sayangnya, Fincher bisa dibilang mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan selama proses penggarapan film debutnya.
Fincher direkrut untuk menggantikan posisinya Vincent Ward yang awalnya ditunjuk untuk menjadi sutradara Alien 3. Fincher memang enggak terlibat dalam penggarapan naskah Alien 3. Namun, naskah film inilah yang membuat Fincher kewalahan. Enggak puas dengan naskah Alien 3, 20th Century Fox nekat melakukan berbagai perombakan naskah saat proses syuting sedang berlangsung.
Fincher pun mau enggak mau harus melakukan syuting tambahan setiap 20th Century Fox merombak naskah Alien 3. Parahnya lagi, 20th Century Fox sama sekali enggak membebaskan Fincher untuk berkarya karena dia saat itu masih berstatus sutradara baru. Saking kesalnya karena enggak diberi kebebasan, Fincher bahkan enggak mau mengakui bahwa Alien 3 adalah karyanya.
4. Edgar Wright (Penggarapan Ant-Man)
Jauh sebelum merilis Marvel Cinematic Universe (MCU) lewat film Iron Man (2008), Marvel Studios ternyata telah melakukan pengembangan untuk film Ant-Man (2015). Pada April 2006, Marvel Studios merekrut Edgar Wright untuk menjadi sutradara sekaligus penulis naskah untuk film Ant-Man. Yap, proses penggarapan film Ant-Man ternyata telah berlangsung selama sembilan tahun!
Setelah melewati proses praproduksi yang sangat panjang, Wright akhirnya menyelesaikan naskah Ant-Man pada Juli 2013. Namun pada Mei 2014, Marvel Studios tiba-tiba mengumumkan bahwa Wright memutuskan mundur dari proyek Ant-Man karena perbedaan pandangan kreatif. Walau telah melewati proses praproduksi yang sangat panjang, Wright dan Marvel Studios malah berselisih paham menjelang proses syuting Ant-Man.
Wright akhirnya membeberkan alasan mengapa dia mundur dari proyek Ant-Man. Marvel Studios ternyata mengubah naskah tanpa sepengetahuannya. Wright jelas merasa keberatan untuk menyutradarai film yang naskahnya enggak murni berasal dari buatannya. Lalu pada Juni 2014, Marvel Studios resmi merekrut Peyton Reed untuk menggantikan posisinya Wright.
5. Richard Donner (Penggarapan Superman II)
Sebelum dipegang oleh Warner Bros., hak cipta pembuatan film Superman (1978) dan Superman II (1980) dipegang oleh duo produser Alexander dan Ilya Salkind. Pada Maret 1977, sutradara Richard Donner memulai proses syuting untuk dua film Superman sekaligus. Saat proses syuting, Donner ternyata memiliki perbedaan pendapat dengan Alexander, Ilya, dan produser Pierre Spengler karena masalah bujet produksi.
Di tengah permasalahan tersebut, Alexander dan Ilya kemudian merekrut Richard Lester untuk membantu Donner sekaligus menjadi penengah di antara mereka. Saat proses syuting Superman II telah mencapai 75%, Donner kemudian menghentikan sementara proses syutingnya untuk menyelesaikan penggarapan film pertama Superman. Walau ada perbedaan pendapat saat proses penggarapannya, Superman pada akhirnya terbukti sukses besar.
Kesuksesan Superman tentu saja membuat Alexander, Ilya, dan Spengler menginginkan Donner untuk menyelesaikan proses penggarapan Superman II. Namun, Donner mengaku enggan melanjutkan Superman II jika Spengler masih terlibat. Pada akhirnya, Alexander dan Ilya memutuskan untuk enggak melanjutkan kerja sama dengan Donner. Lalu, Lester diangkat menjadi sutradara Superman II dan melanjutkan pekerjaannya Donner.
Special Mention: Zack Snyder
Seperti yang telah disebutkan di awal artikel, Zack Snyder juga mengalami banyak perbedaan pendapat dengan Warner Bros. saat menggarap Justice League. Perbedaan antara Snyder dan Warner Bros. berawal dari Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) yang mendapatkan banyak kritikan karena nuansa ceritanya dianggap terlalu gelap.
Warner Bros. kemudian merekrut sutradara dua film pertama Avengers, yaitu Joss Whedon, untuk membantu Snyder merombak naskah Justice League agar nuansa ceritanya jadi lebih terang. Selain menginginkan jalan cerita yang lebih terang, Warner Bros. juga menuntut Snyder agar membuat Justice League menjadi film berdurasi dua jam. Lalu pada Mei 2017, Snyder memutuskan mundur karena kematian anaknya dan enggak sanggup mempertahankan visinya di Justice League.
Belum lama ini, Snyder akhirnya terang-terangan mengungkapkan bahwa Warner Bros. telah bersikap anti dengan dirinya. Bahkan saat proses penggarapan Justice League Snyder Cut, Snyder merasa bahwa Warner Bros. masih “menyiksanya” dengan tindakan pasif-agresif mereka. Pada akhirnya, Snyder tetap bisa merilis Snyder Cut dan film tersebut disambut dengan baik oleh penggemar maupun kritikus.
***
Itulah deretan sutradara, selain Zack Snyder, yang juga pernah berselisih pendapat dengan studio film saat proses penggarapan film. Di antara keenam kisah sutradara di atas, manakah yang paling mengejutkan kalian?