Bongkar Pasang Strategi Film Horor untuk Nakutin Orang Indonesia

Hantu atau setan merupakan sosok yang digambarkan sebagai makhluk dengan wujud mengerikan yang suka mengusik kehidupan manusia. Hal inilah yang membuat manusia umumnya enggak mau jika sampai harus bertemu atau sekadar melihat hantu.

Namun, kayaknya orang Indonesia memang ‘hobi’ ketemu hantu! Enggak percaya? Menjelang penghujung tahun 2022 mari kita menengok soal film horor yang lagi-lagi mendominasi. Dari data 15 besar film Indonesia dengan jumlah audiens terbanyak sepanjang 2022, sepuluh film lokalnya punya genre horor. Jumlah ini pun masih bisa bertambah karena masih ada film horor lokal yang sedang dan segera tayang hingga akhir 2022. Laris manis!

KKN di Desa Penari yang menempati posisi teratas daftar 15 besar tersebut dengan lebih dari 9,2 juta penonton bahkan berhasil memecahkan rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa. Sejumlah film horor tersebut juga punya peran besar dalam membuat 2022 sebagai tahun dengan jumlah penonton film lokal terbanyak sepanjang masa, yaitu 52,5 juta orang terhitung hingga 9 Desember 2022.

Sebenarnya dominasi tontonan lokal bergenre horor dalam daftar 15 besar bukan cuma terjadi pada 2022. Soalnya, pada tahun-tahun sebelumnya, selalu ada lebih dari dua film horor yang masuk ke daftar 15 besar. Artinya, film horor lokal memang menjadi jenis tontonan yang disukai oleh mayoritas masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun ketimbang genre lain.

Lantas, apa yang membuat orang Indonesia suka menonton film horor? Well, berdasarkan ilmu kejiwaan, Dr. Katherine Brownlowe (Psikiatri Universitas Ohio) mengatakan bahwa manusia mampu merasa senang ketika mengalami sensasi ngeri saat menonton film horor. Hal ini karena ketika nonton film horor, otak akan merasakan sensasi fisik dan emosional dari rasa takut yang terbangun dalam filmnya.

Namun, Fajar Nugros yang baru saja debut sebagai sutradara horor pada 2022 ini lewat film Inang memiliki pandangan lain tentang ‘hobi’ orang Indonesia tersebut. Menurut Fajar, hal ini terjadi karena mitologi tentang keberadaan hantu memang sudah lekat dengan orang Indonesia sejak kecil. Apalagi, menurutnya leluhur orang Indonesia juga memiliki kepercayaan terhadap makhluk atau roh halus.

Via Istimewa

“Menurut saya, budaya kita itu dari kecil sering ditakut-takutin dan mungkin itu tertanam. Yang kedua, budaya kita itu pada zaman dulu sangat lekat dengan animisme (percaya pada makhluk halus). Jadi, mau enggak mau ada yang sedikit terbenam dalam benak kita,” ungkap Fajar Nugros kepada KINCIR.

Berdasarkan pernyataan Fajar Nugros tersebut, rasanya enggak heran jika masyarakat Indonesia sudah ‘terbiasa’ dengan rasa takut terhadap keberadaan makhluk halus. Makanya, wajar seandainya masyarakat Indonesia jadi mencari rasa takut tersebut dengan cara menonton horor.

Namun, gempuran horor lokal dari tahun ke tahun yang jumlahnya bisa lebih dari 10 film tentunya berpotensi untuk membuat masyarakat bosan dengan genre horor. Hal ini pun disepakati oleh Timo Tjahjanto yang merupakan sutradara spesialis horor Indonesia.

Via Istimewa

Sutradara Sebelum Iblis Menjemput (2018) ini menganggap bahwa sutradara horor tak boleh mengeksploitasi satu tema tertentu secara terus-menerus. Contohnya, seandainya tema film Pengabdi Setan sedang disukai, sineas horor lainnya sebisa mungkin tidak mengikuti konsepnya hanya karena sedang populer. Seandainya dilakukan, hal inilah yang membuat horor lokal terkesan mirip dan bikin penonton bosan.

Buat mengatasi hal ini, Timo mengaku bahwa ia harus selalu bereksperimen untuk menciptakan tontonan horor yang berbeda dan bisa diterima penonton. Menurut Timo, penonton akan tetap percaya untuk menonton horor lokal di bioskop seandainya diproduksi dengan baik dan dipromosikan dengan benar. Namun, Timo juga mengatakan bahwa sutradara tetap harus berhati-hati dalam bereksperimen.

“Kami juga harus bisa eksprimen dengan bijak. Bagaimana pun juga, (produksi) film itu mengeluarkan uang. Saat bikin sesuatu yang benar-benar berbeda, tetapi malah gagal, sakit juga, ‘kan, dan sangat traumatis buat produser,” ungkapnya.

Kini, tentunya tergantung kepandaian sineas lokal dalam mencari strategi baru buat menciptakan tontonan horor yang berbeda. Strategi ini pun terbukti berhasil bagi sejumlah film horor Indonesia yang rilis sepanjang 2022. Sebab, mereka hadir dengan cara menggabungkan elemen horor dengan genre yang lain ataupun melakukan promosi yang unik buat menggaet lebih banyak penonton.

Baca selanjutnya: Apakah Sutradara Indonesia “Kadung Betah” Bermain di Genre Horor?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.