AlRawabi School for Girls, Serial Perundungan yang Kompleks

*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran serial AlRawabi School for Girls yang mungkin mengganggu buat kalian yang belum nonton.

Ada berapa banyak siswa yang merasa bahwa sekolah adalah neraka? Di antara kisah-kisah dan lagu tentang betapa manisnya masa sekolah, nyatanya kita enggak bisa menutup mata bahwa masalah perundungan itu nyata. Meskipun masyarakat dan pemerintah jelas-jelas melarang hal ini terjadi, tetapi nyatanya perundungan tetap saja terjadi, baik diam-diam maupun terang-terangan di sekolah dan kampus.

Topik perundungan inilah yang diangkat oleh Netflix Series terbaru dari Jordania bertajuk AlRawabi School for Girls. Serial enam episode ini sebetulnya punya ide yang “biasa” aja, yakni tentang murid sopan dan pintar bernama Mariam yang mendapatkan perundungan dari trio cewek populer di sekolah asrama cewek bernama Layan (Noor Taher), Raina (Joana Arida), dan Ruqayya (Salsabiela A). Klise? Banget! Ini cuma mini seri perundungan biasa, kok!

Cewek-cewek perundung ini kelihatan sangat bergaya. Dua orang dengan rambut lebat yang sempurna, satu dengan jilbab, dan pemakaian baju yang stylish. Ketiganya judes, manipulatif, pokoknya enggak ada bagus-bagusnya, deh! Bener-bener kayak tokoh antagonis di telenovela atau sinetron Indonesia yang sempurna jahatnya.

Mariam (Andria Tayeh), si korban, terlihat kurang percaya diri. Ditambah dengan circle pertemanannya yang cupu-cupu, geek, dan enggak populer. Bagaimana keseruannya? Mari simak di bawah ini.

Review dan Sinopsis Serial AlRawabi School for Girls

Apa yang Enggak Biasa?

Review dan Sinopsis Serial AlRawabi School for Girls Netflix
Review dan Sinopsis Serial AlRawabi School for Girls Netflix Via Istimewa.

Pertama-tama, ini adalah serial Jordania dengan bahasa Arab. Kita terbiasa melihat film atau serial perundungan dalam komunitas negara kita sendiri, Hollywood, telenovela Amerika Selatan, atau mungkin dorama Jepang dan drama Korea. Melihat kisah perundungan dari salah satu negara yang asing di mata orang Indonesia pastinya akan lebih seru.

Sebelum nonton serial AlRawabi School for Girls, penonton memang harus memahami bahwa kita bakal memasuki ruang budaya yang berbeda. Ada banyak hal yang akan membingungkan bagi kita, di luar masalah perundungan itu.

Setelah mengalami fitnah dan perundungan dari trio Layan-Ruqayya-Rania, Mariam dan teman-temannya pun mencoba cara licik untuk membalas dendam. Nah, hal-hal janggal bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dan masyarakat non-Timur Tengah akan mulai terlihat.

Review dan Sinopsis Serial AlRawabi School for Girls Netflix
Review dan Sinopsis Serial AlRawabi School for Girls Netflix Via Istimewa.

Yang pertama adalah skandal Ruqayya. Trio Mariam-Dina-Noaf berpura-pura menjadi cowok yang jatuh cinta sama Ruqayya dan meminta fotonya tanpa jilbab. Di Indonesia, kalau ada cewek berjilbab yang foto tanpa jilbabnya tersebar, mungkin enggak akan menjadi skandal besar –paling-paling sedikit dicibir sama sebagian orang, lalu berlalu begitu saja, enggak dianggap sebagai skandal besar.

Namun, tanggapan Ruqayya dan society di sekitarnya sangat heboh, seolah-olah Ruqayya berfoto panas atau bahkan nude. Di sini kita mungkin akan bingung karena toh ada banyak orang di serial itu yang enggak berjilbab, lantas kenapa Ruqayya dihina sedemikian rupa saat cuma enggak terlihat berhijab?

Rupanya, kalau seseorang udah memutuskan berjilbab di sana, merupakan aib yang besar saat ia terlihat enggak berjilbab lagi. Dilihat dari kasus Ruqayya, aib ini bahkan dianggap lebih hina ketimbang aib lain seperti merundung orang.

Review dan Sinopsis Serial AlRawabi School for Girls Netflix
Review dan Sinopsis Serial AlRawabi School for Girls Netflix Via Istimewa.

Kemudian, ada hal “asing” lain ada pada kasus Layan. Setelah Layan ketahuan oleh sang kakak tengah berada di rumah pacarnya, kakaknya menodongkan pistol karena Layan telah dianggap menghina martabat keluarga. Dalam kasus di Indonesia, keluarga pastinya enggak akan melakukan hal ini.

Namun, inilah yang bikin serial AlRawabi School for Girls menjadi unik. Soalnya, kita jadi mengenal budaya yang bagi kita membingungkan. Kita jadi belajar bahwa budaya suatu negara dimensinya banyak dan rumit, enggak baku. Untuk bisa berempati sama budaya itu, kita harus masuk ke dalamnya.

Tokoh Utama yang Menjadi Femme Fatale

Review dan Sinopsis Serial AlRawabi School for Girls Netflix
Review dan Sinopsis Serial AlRawabi School for Girls Netflix

Dalam formula serial dan film mean girls, biasanya, sih, tokoh baik alias korban cuma bisa membalas dendam dengan cara-cara yang standar dan hatinya akan luluh oleh permohonan maaf. Namun, itu enggak terjadi sama Mariam. Di episode akhir, Mariam enggak peduli sama permohonan teman-temannya. Menurutnya, buat apa peduli sama orang yang dulunya udah membuat hidupnya hancur?

Walaupun cara Mariam salah, tetapi ini manusiawi banget. Jujur aja, perundungan enggak akan selesai kalau pelaku enggak dapat efek jera. Peraturan sekolah dan negara cuma angin lalu aja, apalagi, para perundung ini biasanya manipulatif kayak Layan.

Cara Mariam membalas dendam memang cadas banget, sih. Dibantu sama teman-temannya, Mariam enggak cuma membuat para trio perundung menjadi takut, tetapi mendapatkan dampak buruk seperti kekerasan, dikeluarkan dari sekolah, sampai dianggap sampah sama keluarga mereka. Masalah ini bukan sekadar masalah internal sekolahan lagi.

(Sebetulnya) Membicarakan Isu Lain

AlRawabi School for Girls
AlRawabi School for Girls Via Istimewa.

Tema utama serial ini memang perundungan, tetapi ada banyak, lho, isu minor lain yang diulas. Pertama, soal posisi wanita yang kerap menjadi sosok paling disalahkan saat melakukan sebuah skandal, seperti Layan yang ditodong pistol. Kenapa sang kakak enggak menodong pistol ke pacar Layan? Kenapa harus ke Layan, adiknya sendiri?

Kedua, soal bagaimana sebetulnya sekolah enggak peduli sama siswi-siswinya. Sekolahan cuma ingin menjaring lebih banyak siswi supaya mereka tetep jadi sekolah keren dan tentunya mendapatkan banyak uang.

AlRawabi School for Girls
AlRawabi School for Girls Via Istimewa.

Sekolah pun sebetulnya lalai dalam menyelidiki perundungan. Yang mereka perhatikan hanya tentang bagaimana para siswi enggak melakukan pelanggaran, seperti keluar diam-diam atau pakai baju yang langgar kesopanan. Padahal, kasus perundungan lebih serius dari itu semua.

Kemudian, ada pula isu face and body shaming. Setelah Ruqayya dikeluarkan, Bibinya memarahinya. Ada satu perkataan Bibinya yang cukup mengusik: “Kamu itu harusnya mikirin nasib kamu, bukan temen-temen kamu. Dibanding kakak-kakak kamu, kamu enggak cantik, kamu harus berusaha lebih buat mendapatkan kesempatan. Sekarang, kesempatanmu hilang, begitu pula mereka.”

Tentu kita enggak setuju sama pernyataan itu, karena semua cewek itu cantik dengan caranya sendiri. Selain itu, apa hubungannya skandal Ruqayya dengan kakak-kakaknya? Namun, di tengah masyarakat yang hubungan kekeluargaannya erat, kondisi ini bisa menjadi masalah besar. Nama buruk satu orang bisa sangat mencoreng nama seluruh anggota keluarga.

Via Istimewa

Ada pula isu mengenai orang tua yang arogan. Tanggung jawab pendidikan bukan cuma di sekolah. Orang tua pun bertanggung jawab pada apa yang terjadi sama anak.

Walaupun keberhasilan Layan buat menyelinap ke rumah pacarnya (yang notabene adalah anak kepala sekolah) adalah kesalahan sekolah, tetapi orang tua Layan juga enggak seharusnya marah-marah dan menunjukkan arogansi atas hal itu.

Mereka seharusnya menyadari bahwa anak mereka pun juga salah. Dengan adanya orang tua yang arogan, penonton pun mungkin jadi paham dari mana sifat buruk Layan berasal.

Sinematografi yang Keren, Coloring Menarik, Scoring Cakep

Via Istimewa

Kalau dilihat dari segi teknis, serial ini sempurna. KINCIR suka banget sama bagaimana mereka menonjolkan warna pink sebagai karakter mereka. Warna pink lembut ini ada pada seragam sekolah AlRawabi dan elemen-elemen lain, misalnya ubin kamar mandi dan opening serial.

Komponen-komponen kecil di serial ini diperhatikan secara rinci sehingga ketika kita melihat potongan serial ini di tempat lain, kita bakal tahu bahwa ini adalah serial AlRawabi. Dan ketika kita mengingat nude pink, kita akan mengingat AlRawabi.

Serial ini ditutup di episode ke-6 dengan sempurna. Enggak banyak pembicaraan, tetapi kita tahu apa yang dimaksud.

Via Istimewa

Ada jingle AlRawabi yang dinyanyikan oleh Layan dan mengiringi tokoh Mariam yang berjalan dengan penuh kebencian dan kepercayaan diri di lorong sekolah. Jingle itu menggambarkan bahwa AlRawabi adalah boarding school cewek yang menjunjung tinggi etika serta mencetak siswi-siswi percaya diri, sukses, dan terpelajar.

Namun, hal tersebut berkebalikan sama kelakuan Layan dan bagaimana sekolah itu justru mengubah Mariam menjadi monster. Perundungan yang enggak diatasi dengan baik akan membuka jalan kepada kejahatan dan keburukan lain di masa mendatang.

***

Bagi kamu yang sudah nonton serial AlRawabi School for Girls, bagaimana pendapatmu? Bagikan di kolom komentar, ya!

 

 

 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.