Suka-duka Velajave sebagai Caster, Tetap Tegar meski Di-bully

Untuk bisa bertahan di industri esports, kalian enggak hanya memerlukan skill yang bisa buat bertahan. Mental juga diperlukan untuk bertahan di industri baru ini. Pasalnya, baru-baru ini terjadi kasus kurang mengenakkan yang dialami salah satu caster cewek Indonesia, yaitu Veronica “Velajave” Fortuna.

Caster yang pernah mengisi gelaran Piala Presiden Esports 2020 ini mendapat perlakuan enggak mengenakkan dari para penggemar esports saat sedang memandu sebuah turnamen. Velajave mendapat serangan komentar yang menjurus body shaming dari para penonton.

Lalu, bagaimana sang caster menghadapi masalah ini? Untuk mendapatkan jawabannya, Velajave pun bercerita kepada KINCIR tentang apa yang sudah menimpanya. Yuk simak di bawah ini penjelasannya!

Cuitan Warganet Jadi Pemicu

Dikenal sebagai caster di beberapa turnamen esports, VelaJave mendapatkan perlakuan dari salah satu followers Instargram-nya. Pesan direct message yang dikirimkan kepadanya terdapat komentar-komentar negatif untuk sang caster.

Awalnya, dirinya enggak mempermasalahkan komen-komen negatif tentangnya dan sudah mengarah ke body shaming. Namun, caster yang akrab dipanggil Vela ini pun enggak ingin sikap negatif para netizen ini terus dibiarkan. Soalnya, esports sedang berkembang pesat. Dia pun enggak ingin orang-orang yang enggak bertanggung jawab untuk menodai perkembangan industri baru ini.

“Tadinya aku juga memaklumi komentar-komentar itu. Aku juga sudah mencoba untuk enggak terlalu memperdulikannya. Tapi lama-lama menyebalkan juga, apalagi yang udah ngarah ke body shaming,"

Pelaporan ke Pihak Berwajib untuk Menimbulkan Efek Jera

Via istimewa

Masuk ke dalam tindakan cyber bullying, Vela pun bertindak untuk membuat jera para pelaku yang telah berbuat negatif kepadanya. Sang caster pun melaporkan beberapa nama perisaknya ke pihak yang berwajib.

Di Indonesia, sebenarnya kasus perisakan dan pelaporan seperti ini pun telah dialami oleh para selebritas tanah air. Akan tetapi, di ranah esports Vela merupakan orang pertama yang berani untuk membawa ini ke jalur hukum. Masuk ke dalam UU ITE nomer 11 tahun 2018, orang yang melakukan tindakan cyber bullying akan mendapatkan sanksi penjara paling lama empat tahun atau denda sebesar Rp750 juta.

“Aku merasa jika semakin didiamkan, mereka (netizen) ini enggak akan bisa menyadari kesalahannya. Kemarin, yang sudah aku sempat melaporkan ada yang umurnya 27 tahun. Menurutku, dia seharusnya bisa berpikir untuk enggak melakukan hal itu,”

Sebenarnya, Vela pun bukan tipe orang yang enggak bisa dikritik. Dirinya akan menerima jika komentar atau kritik yang disampaikan bagaimana cara dirinya untuk memandu sebuah pertandingan esports. Soalnya, hal tersebut bisa jadi dianggapnya bisa jadi pembelajaran dalam kehidupan.

Terjun di Esports Harus Kuat Mental

Via dok. kincir

Berhasil membuat industri baru dengan perkembangannya, esports sebenernya enggak melulu soal para pemainnya. Ada beberapa aspek yang membuat industri ini sudah bisa jadi salah satu pilihan karier untuk generasi muda.

Jika melihat hanya dari satu sisi saja, esports akan dinilai sebagai pekerjaan yang menyenangkan karena hanya bermain game setiap waktu. Namun, apakah kalian tahu tentang tekanan yang harus mereka hadapi? Vela pun berpendapat jika komentar-komentar jelek para penggemar terjadi juga pada pro playernya.

Memulai karier caster sejak 2015, Vela pun mengatakan jika kasus cyber bullying ini jadi ujian terberat sepanjang kariernya. Bahkan, Vela pun sempat memutuskan untuk berhenti sejenak dari profesinya. Namun, dukungan dari teman-teman terdekatnya berhasil menguatkan dirinya untuk bisa bertahan dengan cobaan tersebut.

“Kalau bisa aku bilang, ujian paling berat untuk bisa bertahan di ranah ini adalah mental. Jangankan aku sebagai caster, para pro player juga pasti mengalami hal seperti cyber bullying ini. Kalau mau bertahan ya mental memang harus kuat kalau enggak ya mungkin enggak bisa bertahan,"

Pentingnya Peran Influencer untuk Mengedukasi Penggemar Esports

Via istimewa

Hingga kini, Vela menganggap penggemar esports di Indonesia masih dibilang belum dewasa. Soalnya, masih ada beberapa pendukung tim-tim Indonesia masih suka yang saling menghujat satu sama lain karena terlalu fanatik. Seharusnya, kita bisa sama-sama mendukung para jagoan esports untuk bisa lebih berkembang bersama untuk bisa membanggakan tanah air.

Menurut Vela, edukasi para penggemar bisa datang dari para influencer Pasalnya, mereka lah yang paling dengan dengan para penggemarnya. Seharusnya, mereka lah yang bisa mengajarkan kepada para penggemarnya untuk bisa bersikap sewajarnya dan bersatu untuk mendukung kepentingan industri yang baru terbentuk ini.

“Sebenarnya, semua orang yang terjun di ranah ini harus turun tangan untuk bisa mengedukasi para penggemar esports untuk bertingkah laku baik. Tapi, peran penting dipegang oleh influencer yang dekat dengan para penggemar esports di tanah air yang bisa menggiring para penggemar jadi lebih baik. Soalnya, jika hanya satu atau dua orang yang ngomong enggak akan bisa jalan,”

Orang Terdekat Jadi Motivasi untuk Bertahan di Ranah Esports

Memang, kasus perundungan ini enggak bisa semua orang bisa tegar menghadapinya. Contohnya, Vela. Dukungan dari orang-orang terdekatnya mampu membuat dirinya bertahan untuk bisa melalui cobaan ini.

Sisi positif dari kasus ini, Vela pun jadi tahu mana orang-orang yang bener-benar peduli dengannya. Salah satu sahabat yang paling pengaruh dalam meneguhkan hatinya adalah, Momochan yang juga berprofesi sebagai caster pada turnamen-turnamen esports.

“Setelah kasus ini, aku jadi bisa tahu mana orang yang benar care dan mana yang hanya ingin tahu saja. Momochan jadi salah satu orang yang bisa buat aku bertahan,”

***

Curhatan Velajave di atas, menandakan penggemar esports di tanah air enggak cuma harus diedukasi masalah perkembangannya. Tapi, bagaimana cara menjaga agar enggak menodai kemajuan esports dengan melakukan hal-hal yang negatif, misalnya dalam hal berkomentar.

Menururt caster cewek ini, influencer merupakan orang yang paling dekat dengan penggemar. Maka dari itu, perannya pun sangat membantu untuk bisa mengajak para peggemar untuk bertingkah laku baik.

Bagaimana tanggapan kalian tentang kasus yang menimpa Velajave? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.