– Film Indonesia di bawah ini menjadi tonggak sejarah industri perfilman Tanah Air.
– Tak heran jika judul-judul di bawah ini legendaris dan kerap jadi inspirasi film-film masa kini.
Perfilman Indonesia sudah tumbuh begitu pesat dan melewati banyak masa. Sejak sebelum proklamasi digaungkan, perfilman Indonesia bahkan udah unjuk gigi.
Walaupun mungkin perfilman kita masih jauh secara pemasaran dan lingkup dibandingkan Hollywood, tetapi kita patut berlega hati karena platform video on demand bisa bikin film-film Indonesia mudah dipasarkan secara internasional dan pertumbuhannya pun progresif.
Nah, seperti apa, sih, perkembangan film Indonesia dari waktu ke waktu? Mari kita pahami lewat berbagai film pertama yang menjadi tonggak sejarah.
1. Film Indonesia Pertama: Loetoeng Kasaroeng (1926)
Diangkat dari legenda yang berasal dari Sunda, Loetoeng Kasaroeng (1926) menjadi film pertama yang dibuat di Indonesia. Loetoeng Kasaroeng berkisah tentang perjalanan Sanghyang Guruminda ke Bumi dalam wujud lutung. Di tengah petualangan, dia bertemu dengan Purbasari, seorang putri yang diusir saudaranya, Purbalarang, karena kedengkian.
Meskipun Loetoeng Kasaroeng menjadi film pertama di Indonesia, tetapi Hari Perfilman Indonesia enggak dirayakan berdasarkan rilisnya film tersebut. Pasalnya, Loetoeng Kasaroeng dibuat oleh sineas Belanda L. Heuveldorp dan G. Kruger.
2. Film Pertama dengan Efek Khusus: Tie Pat Kay Kawin (1935)
Disutradarai oleh The Teng Chun, Tie Pat Kay Kawin atau Siloeman Babi Perang Siloeman Monjet berkisah tentang Tie Pat Kai, siluman babi legendaris, yang menikahi wanita dari kaum manusia. Setelah ayahnya mengusir Tie, Tie menculik istrinya dan kabur, tetapi sayang dia diburu sama dua dukun.
Bertema laga fantasi, Tie Pat Kay Kawin adalah film pertama Hindia-Belanda yang menggunakan efek khusus, lho. Efek ini diaplikasikan pada adegan-adegan perkelahian dan adegan perubahan Tie Pat Kay dari babi ke manusia dan sebaliknya. Meskipun efeknya masih terlihat kasar, tetapi untuk ukuran film tahun lawas, film ini memang kece!
3. Film Horor Indonesia Pertama: Doea Siloeman Oeler Poeti en Item (1934)
Pada masa pendudukan Jepang, situasi di Nusantara semakin menyeramkan dan enggak kondusif akibat sifat bangsa matahari terbit yang kejam kala menjajah. Keseraman itu seolah tampak dari film horor pertama Indonesia, Doea Siloeman Oeler Poeti en Item.
Film ini berkisah tentang ular putih yang bermeditasi menjadi wanita jelita lalu jatuh cinta sama manusia. Sayangnya, ular hitam juga melakukan hal yang sama. Di sisi lain, siluman ular putih tetap dianggap pengganggu manusia yang harus dimusnahkan.
Campuran scene yang creepy, efek hitam putih, ditambah sama kisah cinta tragis bikin film yang kental akan budaya Tionghoa ini menjadi horor yang mengintimidasi.
4. Film Pertama yang Disutradarai Orang Indonesia: Darah dan Doa (1950)
Darah dan Doa (1950) menjadi film pertama yang disutradarai oleh orang Indonesia, Usmar Ismail, dan diproduksi setelah negara kita resmi merdeka. Itulah alasan kenapa tanggal rilisnya Darah dan Doa diperingati sebagai Hari Perfilman Nasional.
Film ini berkisah tentang problematika kehidupan Kapten Sudarto setelah Indonesia merdeka. Sepanjang perjalanan dari Yogyakarta ke Jawa Barat, Kapten Sudarto memimpin prajurit Divisi Siliwangi RI untuk kembali ke pangkalan asal. Dalam perjalanan itu, dia jatuh cinta dengan dua gadis dan sempat melakukan sesuatu yang enggak berkenan di hati anak buahnya. Keduanya menjadi masalah karena Kapten Sudarto sudah beristri.
Dengan gaya neorealisme ala Italia, alih-alih menampilkan euforia kemerdekaan, justru malah menampilkan kegalauan hidup Kapten Sudarto dan bagaimana ia sebagai manusia, bukannya sebagai kapten yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia.
5. Film Musikal Pertama Indonesia: Tiga Dara (1957)
Tiga Dara adalah film Indonesia pertama yang menggunakan konsep musikal. Nuansanya gembira, penuh cinta, dan cukup Hollywood-esque. Sutradara film ini juga Usmar Ismail.
Meski dianggap bukan film kebanggaan Usmar, nyatanya film ini menjadi legendaris dan berharga seiring dengan berjalannya waktu. Kini, ia dianggap sebagai tonggak perfilman Indonesia, khususnya drama.
Film Tiga Dara adalah film komersial yang mampu meraup banyak untung untuk Perfini. Ia juga mendapatkan Piala Citra untuk “Tata Musik Terbaik”. Kamu bisa nonton film ini di Bioskop Online, lho!
***
Menengok kembali beberapa tonggak sejarah perfilman Indonesia bikin kita puas bahwa perfilman kita udah sampai ke tahap kayak sekarang. Nah, tentunya kalian pengin perfilman Indonesia semakin berkembang, kan? Tonton terus film-film Indonesia ya!