Namanya karya seni, ada saja film Disney yang diprediksi bakal booming eh, malah flop
Memiliki nama besar dan pengaruh luas di industri hiburan, tentunya film-film besutan Disney udah enggak diragukan lagi kualitas dan pendapatannya. Apalagi, bukan cuma film animasi seperti saat pertama kali didirikan oleh Walt Disney tahun 1923, Disney juga merambah dunia kanal televisi hingga rumah produksi film. Jadi, Disney memang punya semua modal untuk membuat film apa saja.
Namun, nyatanya enggak semua film besutan Disney sukses di pasaran. Beberapa faktor menyertai film-film Disney ini yang bkin mereka jadi flop alias buruk baik dari segi rating mau pun pendapatan! Apa saja sih, film Disney yang mengalami kegagalan dan mengapa hal tersebut terjadi? Mari kita simak di sini.
Film Disney yang ternyata flop
Strange World (2022)
Dibintangi oleh Jake Gyllenhall dan merangkul perbedaan, nyatanya hal-hal semacam itu enggak membuat animasi Thanksgiving besutan Disney ini laku di pasaran.
Strange World berkisah tentang Jaeger Clade dan anak remajanya yang merupakan penjelajah, berpetualang untuk misi ke sebuah dunia yang penuh dengan hal-hal magis. Premisnya menarik, tetapi pendapatannya jauh dari perkiraan.
Strange World mengalami kerugian sekitar US$152 juta, kendati skor-nya di Rotten Tomatoes mencapai 72% (Tomatometer) dan 66% (audience score). Kerugian finansial ini diduga karena Strange World enggak masuk ke beberapa negara dengan penonton terbesar, seperti Indonesia dan Malaysia, akibat adanya adegan LGBTQ+ yang terjadi sebanyak 12 menit di dalamnya.
The Lone Ranger (2013)
Keberadaan Johnny Depp untuk menghidupi karakter yang eksentrik sebetulnya dinilai bisa mengangkat sebuah film. Nyatanya, hal tersebut enggak terjadi dalam The Lone Ranger.
The Lone Ranger adalah sebuah film aksi petualangan yang dirilis pada tahun 2013. Film ini bercerita tentang seorang pria bernama John Reid, seorang jaksa muda yang kembali ke kota asalnya di Texas setelah menyelesaikan studinya. Namun, saat perjalanan pulangnya, John dan timnya disergap oleh penjahat gila bernama Butch Cavendish.
Dalam serangan tersebut, John Reid adalah satu-satunya yang selamat, dan ia diselamatkan oleh seorang pria asli Amerika bernama Tonto. Tonto, yang juga memiliki agenda pribadi, yakin bahwa John adalah ‘orang yang dihidupkan kembali’ yang ditakdirkan untuk membawa keadilan ke daerah tersebut.
Tonto diperankan dengan baik oleh Johnny Depp, bahkan naskah The Lone Ranger dibuat oleh penulis skenario Pirates of the Carribean 1-3, Ted Elliott dan Terry Rossio. Namun tetap saja hal itu enggak cukup membuatnya menjadi blockbuster.
The Lone Ranger dianggap memiliki narasi berantakan, kebingungan mendeskripsikan legenda sekaligus membuatnya enak ditonton, serta mengalami kerugian akibat biaya produksi yang terlalu besar. Skor Tomatometer-nya hanya 31 % dengan skor audience yang pas-pasan: 51%.
Treasure Planet (2022)
Diadaptasi dari novel klasik Treasure Island karya Robert Louis Stevenson, kisah film ini berpusat pada seorang remaja bernama Jim Hawkins.
Jim adalah seorang anak muda yang bermimpi menjelajahi angkasa luas. Suatu hari, ia menemukan sebuah petunjuk yang menunjukkan keberadaan harta karun legendaris di suatu tempat di alam semesta yang disebut “Treasure Planet”. Bersama dengan seorang kapten kapal luar angkasa bernama Kapten Amelia dan seorang cyborg bernama John Silver, Jim memulai perjalanan epiknya untuk menemukan harta karun tersebut.
Premisnya asyik, ceritanya pun menarik.Dengan skor Tomatometer 69% dan audience score mencapai 72%, tentu ini bukan film yang buruk, walaupun enggak bisa dibilang mengesankan juga. Namun, film ini dirilis di waktu yang salah, kurangnya pemasaran, dan juga adanya peralihan dari gaya tradisional Disney ke gaya yang lebih modern. Hal tersebut mungkin membutuhkan adaptasi dari penonton.
Mars Needs Mom (2011)
Sebetulnya, Mars Needs Mom punya premis dan pesan moral yang apik, terutama bagi anak-anak dan orang tua yang kerap berselisih pendapat.
Milo adalah seorang anak yang seringkali bersikap nakal terhadap ibunya. Suatu malam, setelah bertengkar dengan ibunya, Milo menyaksikan sebuah pesawat luar angkasa mendarat di depan rumah mereka. Ia melihat ibunya diculik oleh makhluk asing dari Mars yang bernama Martians.
Ternyata, Mars membutuhkan ibu-ibu dari Bumi untuk mengasuh anak-anak mereka, karena di planet Mars tidak ada perempuan. Milo merasa sangat menyesal dan bertekad untuk menyelamatkan ibunya. Ia menyusup ke pesawat luar angkasa dan tiba di planet Mars.
The Hollywood Reporter menyebutkan bahwa kegagalan Mars Needs Mom disebabkan oleh gaya animasi dan penceritaan aneh serta kesalahan waktu rilis. Dengan bujet US$150 juta, film ini hanya meraih pendapatan US$39,2 juta saja di seluruh dunia. Skor Tomatometer-nya pun rendah, hanya 37% dengan skor penonton 40%.
Peter Pan & Wendy (2023)
Peter Pan & Wendy langsung mendapatkan kritikan pedas usai teaser-nya mendarat di Internet. Hal tersebut disebabkan oleh dimainkannya karakter Tinkerbell, yang seharusnya berkulit putih dan pirang, oleh Yara Shahidi yang notabene memiliki rambut hitam dan kulit coklat.
Namun, yang membuat film ini terasa buruk justru bukan Yara Shahidi. Malah, ia bisa membuat Tinkerbell terasa menyenangkan dan unik. Jeleknya film ini terasa lewat penceritaan yang datar, pencahayaan yang gelap dan enggak merata, serta penokohan yang dangkal dan menyebalkan. Di Tomatometer, skor penontonnya 11%, sangat jauh dari skor Tomatometer 62%. Untungnya, film ini dirilis di kanal Disney + dan bukan di bioskop.
***
Kegagalan alias flop-nya film-film Disney di atas membuktikan bahwa nama besar enggak selalu berpengaruh terhadap kesuksesan film. Film yang sukses adalah kombinasi cerita kuat, tokoh menarik, premis asyik, dan tentu saja pemasaran yang tepat.