Review Film Peter Pan & Wendy (2023)

Peter Pan & Wendy
Genre
  • Adventure
  • Fantasy
Actors
  • Alexander Molony
  • Ever Gabo Anderson
  • Jude Law
  • Yara Shahidi
Director
  • David Lowery
Release Date
  • 28 April 2023
Rating
2 / 5

*Spoiler alert: Review film Peter Pan & Wendy ini mengandung spoiler yang mungkin mengganggu kenyamanan kamu menonton.

Menjelang dirilisnya berbagai remake dongeng klasik Walt Disney, perusahaan hiburan ini panen kritik akibat berbagai teasers yang menampilkan pemain-pemain dengan ras non-Kaukasoid. Kritik ini ditujukan lantaran Disney dianggap terlalu ingin merangkul diversity tanpa memperhatikan penggambaran orisinil dari versi kartun klasiknya.

Kritik keras masyarakat ini juga timbul saat Disney merilis Peter Pan & Wendy. Tinkerbell. Alih-alih setia kepada penggambaran peri kecil berkulit khas Kaukasoid dan berambut pirang, justru malah dimainkan oleh Yara Shahidi yang berambut hitam dengan kulit berwarna.

Ajaibnya, Yara Shahidi bisa membawakan sosok Tinkerbell yang cukup menyenangkan dalam film. Memang bukan Tinkerbell yang seperti di dalam memori kita, tetapi jika kita melepaskannya dari hal itu, Tinkerbell versi Shahidi cukup menarik dan playful.

Namun, seperti judulnya, Peterpan & Wendy (2023), Tinkerbell bukan tokoh utama dan bukan satu-satunya hal yang menentukan bagus-tidaknya film ini. Kita ulas lebih dalam di sini, yuk!

Review film Peter Pan & Wendy (2023)

Visual yang bikin petualangan Wendy dan Peter Pan terasa makin biasa saja

Saat menonton versi live-action dari kartun-kartun klasik, tentu yang kita cari bukanlah ramuan cerita dan ending. Soalnya sejak kecil, kebanyakan dari kita sudah tahu bagaimana akhir dari dongeng-dongeng tersebut. Suasana, itulah hal utama yang wajib digodok saat akan membuat versi remake dari kisah legendaris yang sudah diceritakan selama berdekade-dekade.

Via Istimewa

Sebelumnya, mari kita ingat terlebih dahulu kisah dongeng Peter Pan. Peter Pan adalah boy who would not grow up alias menolak tumbuh. Di Neverland, ia enggak pernah tumbuh, selalu menjadi anak lelaki. Di sana, ia bisa berinteraksi dengan duyung, Native American, peri ajaib, tanah-tanah luas, hingga anak-anak hilang yang berasal dari dunia nyata lalu ke Neverland. Lawan dari Peter Pan adalah Captain Hook, bajak laut jahat nan necis yang selalu ingin melukai Peter karena dendam masa lalu.

Peterpan & Wendy (2023) membawakan suasana baru yang lebih gelap. Tentu ini berbeda dengan vibe dongeng ala Disney yang biasa kita kenal saat kecil. Nuansa gelap ini sayangnya bukan dari segi cerita, melainkan hanya dari pencahayaan. Entah mengapa, pencahayaan film ini terasa kurang jelas dan enggak sesuai dengan momen. 

Pencahayaan yang kurang bagus ini agak diperparah dengan Neverland yang biasa aja. Enggak ada eksplorasi dari Neverland yang bagus. Secara visual, yang menarik hanya sirip-sirip duyung yang bercahaya. 

Pencahayaan yang kurang baik ini juga membuat beberapa momen jadi enggak enak dinikmati. Contohnya, momen saat Tinkerbell datang ke rumah Wendy atau saat Peter Pan mengobrol dengan Wendy di atap rumah. Karena ditayangkan di Disney + Hotstar, mungkin beberapa kali kamu harus mengatur pencahayaan gawaimu supaya menonton Peter Pan terasa nyaman.

Pekerjaan rumah bagian sinematografi enggak berhenti sampai pencahayaan. Dalam momen-momen mendebarkan, entah mengapa Peterpan & Wendy malah memilih…slow motion effect.

Untuk ukuran film besutan Disney, ini adalah efek yang terasa murahan. Penonton bisa dibuat berdebar tanpa harus memberikan efek slow motion saat nyawa protagonis terancam. Efek ini malah membuat Peter Pan & Wendy terasa seperti sinetron ajaib di channel TV Indonesia.

Lagu-lagu yang kurang menggugah

Ada beberapa lagu yang muncul dan memberikan kesan musikal pada adegan-adegan Peter Pan. Lagu-lagu ini dibawakan oleh para bajak laut anak buah Captain Hook. Penggunaan lagu sebetulnya diharapkan untuk membuat suasana menjadi lebih playful atau mendebarkan di atas laut.

Via Istimewa

Namun, irama lagunya enggak pas sama sekali. Lagu-lagu yang dinyanyikan enggak terasa melebur dengan suasana dan justru malah jadi mengganggu. Lagunya enggak menggambarkan bagaimana “kerasnya” hidup sebagai bajak laut, bagaimana mendebarkannya kegiatan mereka di tengah laut lepas, dan apa risiko yang akan kamu hadapi jika berhadapan dengan mereka.

The Hobbit: An Unexpected Journey, menggunakan lagu “maskulin” dengan cara yang tepat dan tentu jauh lebih mengikat dibandingkan nyanyian para bajak laut Peter Pan. Contohnya, saat para Kurcaci berdendang seraya menghabiskan makanan simpanan Bilbo Baggins dan mencuci piring dengan kasar. Atau, saat para kurcaci berdendang mengingat kampung halaman.

Lagu-lagu “paduan suara laki-laki” ini memberikan penonton perasaan berdebar, perasaan riang, dan pada akhirnya rasa haru. Dalam film Peterpan & Wendy, lagu paduan suara ini enggak bercampur dengan suasana karena nadanya enggak pas. Sehingga, penonton pun enggak mendapatkan emosi khusus.

Eksplorasi cerita yang kurang seru

Jika kamu mencari petualangan yang lebih mendalam dan seru, niscaya kamu sedikit kecewa saat menonton Peter Pan & Wendy. Enggak ada pembaruan yang diberikan di dalam live-action ini. Bahkan, plot-nya terasa membosankan dan kita enggak mendapatkan apa-apa dari sana. 

Via Istimewa

Pertempuran antara Peter Pan, Wendy, dan anak-anak hilang dengan Captain Hook dan anak buahnya kurang menantang. Pencarian jati diri Peter Pan, bagaimana Wendy merangkul pertumbuhan dirinya, hingga alasan di balik kebencian Captain Hook enggak dijalin dengan rapi sehingga semuanya berceceran. Kita tahu alasan Hook membenci Peter dan hal itu cukup kuat. Namun, lalu apa? Toh semuanya masih berjalan sama saja, toh Captain Hook masih marah-marah dan Wendy masih saja berceramah tentang “grow-up” dan “happiness” dengan cara yang klise.

Dengan durasi 1,5 jam, Peter Pan and Wendy terlalu terburu-buru dalam mengeksekusi apa pun. Enggak ada pembahasan mendalam mengenai Neverland, Native American, jati diri Wendy, bahkan masa lalu Peter Pan dan Captain Hook. Setelah menonton, kita enggak merasa menemukan apa-apa kecuali bahwa ini adalah Peter Pan, seperti cerita-cerita sebelumnya. 

Ini adalah hal yang sangat disayangkan mengingat Peter Pan & Wendy sangat berpotensi menjadi cerita anak yang filosofis tentang tumbuh dan menjadi dewasa. Setiap kali cerita mengarah ke dialog filosofis tersebut, hal itu akan dihancurkan dengan kejadian-kejadian ajaib yang hadir tiba-tiba, contohnya seperti kedatangan Captain Hook, kapal terbang yang lepas dari talinya, dan sebagainya. 

Cast yang potensial, karakterisasi enggak seimbang

Via Istimewa

Alexander Molony berhasil membawakan sosok Peter Pan yang penuh kegalauan dan enggak mau tumbuh. Jude Law pun juga berhasil membawakan karakter Captain Hook yang kompleks. Yara Shahidi, juga memberikan warna baru bagi Tinkerbell, membuatnya menjadi peri yang menyenangkan, manis, sekaligus magis.

Masalahnya ada pada komponen lain seperti misalnya pembawaan karakter Wendy yang dangkal dan kebanyakan menangis, eksplorasi identitas Peter Pan yang kurang mendalam, hingga wardrobe dan riasan Captain Hook.

Captain Hook semestinya digambarkan necis dan perlente, tetapi kostum yang dipakai kurang menarik, begitu pula tatanan rambutnya. Walau sedikit ikal, Captain Hook ini terasa seperti rebonding rambut setiap pagi. 

Pemilihan Ever Gabo Anderson sebagai Wendy sangat cocok dari segi wajah, rambut, dan postur. Namun, entah mengapa Wendy malah menjadi tokoh yang paling lemah karakterisasinya.

Film ini gagal mengeksplorasi masalah coming-of-age Wendy dan bagaimana ia menerima bahwa ia bukan lagi anak kecil tetapi juga belum dewasa. Tokoh Wendy terlalu melankolis dengan dialog yang dangkal. Ia terlihat terlalu sering menangis, bahkan pada momen-momen yang “hanya” mengharukan, bukan menyedihkan. Air mata Wendy, alih-alih memperkuat emosi, justru terasa menyebalkan dan cengeng.

***

Peter Pan & Wendy enggak memberikan pembaruan yang berarti. Namun, kalau ada satu hal yang bisa dibuktikan kepada penonton, itu adalah pemilihan cast Tinkerbell yang ternyata enggak seburuk prasangka warganet. Sayangnya, selain itu, Peter Pan adalah sajian pengingat masa kanak yang enggak ikonik, agak membosankan, dan mudah dilupakan.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.