*Spoiler Alert: Review serial Katarsis episode 4 ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Serial Katarsis kini sudah melaju setengah jalan setelah episode empat dirilis pada tanggal 23 Februari lalu. Serial yang hadirkan Pevita Pearce dan Revaldo sebagai dua karakter utama ini memang memberi rasa baru dalam serial Indonesia.
Pada episode keempat ini, kisahnya mulai melebar pada proses kedekatan antara Ello dan Tara yang kini jadi sepasang kekasih dengan obsesi yang gila.
Review serial Katarsis episode 4: Lovesick
Pasangan baru dan obsesi pembunuhan
Ello dan Tara resmi menjadi sepasang kekasih. Ello yang semula hanya penasaran dengan Tara kini benar-benar menaruh hati pada perempuan polos yang punya isi kepala penuh kesadisan tersebut. Buktinya secara terbuka ia mengungkapkan pada sosok Tara kalau ayahnya adalah seorang pembunuh dan dia hendak meneruskan bakat ayahnya menjadi seorang pembunuh.
Maka obsesi itu yang dibangun berdua dengan Tara. Sebuah rencana pembunuhan yang hendak mereka lakukan. Nama yang diincar adalah Filipus, seorang guru sekolah dasar dengan catatan merah karena kerap mencabuli anak muridnya dan direkam untuk dijual. Ello hendak membunuh ia dengan kejam. Skema pembunuhan pun dibuat untuk menghabisi nyawa Filipus
Pakaian yang memengaruhi suasana hati pemeran
Randolph Zaini sepertinya memang menaruh perhatian khusus dengan apa yang dikenakan oleh para karakter serial Katarsis ini. Buktinya, pakaian yang dipakai oleh Tara dalam episode keempat ini memiliki nuansa yang sedikit berbeda dengan beberapa episode sebelumnya. Jika Tara pada episode sebelumnya selalu mengenakan pakaian salur warna hitam putih, kali ini warna pakaian yang ia kenakan berubah.
Sekarang Tara mengenakan pakaian bergaris dengan warna merah muda. Warna yang sedari episode pertama dipakai oleh Ello. Ini seperti hendak menunjukan kalau perasaan Tara sudah mulai tercampuri oleh perhatian Ello. Namun corak salur yang masih melekat barangkali jadi tanda dari Randolph kalau sosok Tara masih punya karakternya sendiri, hanya saja kali ini ia sedang diwarnai oleh Ello.
Setia dengan premis utama
Meski episode kali ini seperti punya dunia sendiri terhadap kelangsungan cerita, untungnya premis awalnya enggak ditinggalkan. Seengaknya penonton masih diberi kabar soal kondisi Arif, ayah angkat Tara yang saat ini sudah mulai siuman. Jenny yang sedari awal sudah menaruh harap banyak akan kesembuhan Arif jadi orang pertama yang dikabari.
Sebagai seorang saksi kunci, keterangan Arif memang dibutuhkan untuk mengungkap semua latar belakang cerita serial ini. Sepertinya tepat juga membangunkan karakter Arif dari koma karena memang usia serialnya sudah memasuki setengah jalan, pernyataanya pada beberapa episode mendatang bakal membuka fakta baru serial ini.
Keterkaitan polisi lain tentang kasus ini juga mungkin akan terungkap setelah Arif memulai pernyataanya.
Episode ke empat ini juga sudah mulai memberi kisi-kisi tentang kehidupan Tara sebelum kejadian mengerikan yang menimpanya beberapa waktu lalu. Tara yang sejak kecil yatim piatu, diadopsi oleh Arif dan Sasi. Sayangnya kedua orang tua Tara itu ternyata begitu jahat pad nya. Mereka enggak segan buat menekan wajah tara pada makanan yang tengah ia makan.
Kejadian itu, harusnya terlihat sebagai kejadian yang buat penonton kesal dan geram. Tapi yang terjadi, kejadian tersebut tetap ditampilkan dengan nuansa komedi. Jadi yang harusnya terlihat kejam tetap terasa menggelitik. Randolph cukup pintar memainkan emosi penonton dalam salah satu adegan pembuka yang cukup penting untuk mengungkap sisi lain Tara.
Makin kreatif di episode keempat
Sejak episode pertama, pengambilan gambar dan sudut pandang kamera memang dibuat dengan ciamik. Episode ke empat ini jadi salah satu episode yang sangat menarik. Kreaativitas para kru series ini benar-benar ditampilkan sejak awal episode sampai akhir. Hal itu bisa dilihat dari adegan ketika Ello dan Tara membahas skema pembunuhan, adegannya dibuat dengan ringan dan mengundang Tawa.
Selain itu, ada adegan ketika keduanya membahas soal cara menerobos rumah Filipus. Hal itu ditampilkan dengan diorama. Alih-alih mengggunakan adegan langsung, adegan yang menampilkan diorama ini cukup unik dan bikin penonton enggak jenuh.
Belum lagi pada adegan terakhir, keduanya melakukan hubungan seks didekat mayat Filipus. Tanpa harus ditampilkan, tapi penonton tahu apa yang mereka berdua lakukan didekat mayat Filipus itu. Bukannya seram, penonton mungkin akan tersenyum melihat adegan pamungkas episode keempat ini
***
Namun timbul sebuah pertanyaan, apakah aksi Ello dan Tara pada episode kali ini akan membuat mereka dicari polisi? Apakah mereka meninggalkan jejak di lokasi? Atau apakah ini jadi sebuah permulaan dari cerita lain yang lebih gila?
Katarsis episode lima mungkin akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas