*Spoiler Alert: Review Serial Katarsis Episode 2 mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Episode pertama dibuat begitu meyakinkan, Katarsis langsung jadi bahan perbincangan banyak orang di media sosial. Karakter Tara seketika membuat banyak orang penasaran tentang bagaimana karakternya dikembangkan. Nah, pada episode kedua, karakter yang dimainkan oleh Pevita ini semakin terlihat matang.
Tiga episode awal serial Katarsis sudah diriis pada tanggal 16 Februari lalu, buat kamu yang penasaran dengan racikan sutradara Randolph Zaini mengubah novel Katarsis menjadi serial panjang, kamu bisa tonton serial ini di kanal Vidio.
Review serial Katarsis episode 2
Tara dan monster besar dalam dirinya
Dokter Alfons yang sedari awal melindungi Tara berinisiatif untuk membawanya ke rumah. Ada dua alasan kenapa sang psikiater melakukan itu. Pertama karena ia mau privasi pasiennya terjaga. Kedua ia mau mengobservasi lebih jauh tentang sosok Tara yang terlihat trauma setelah kedua orang tuanya dicelakai.
Semenjak tinggal di rumah Alfons, nyatanya Tara tetap sulit untuk berkomunikasi, pikirannya tertutup dan ucapannya kosong. Supaya observasi Dokter Alfons berjalan dengan baik, ia meminta tara untuk berinteraksi dengan orang lain. Memulai kehidupan sosialnya supaya terbiasa untuk bercerita.
Hal itu dilakukan Tara namun enggak berjalan dengan baik, sebaliknya Tara justru mencelakai orang yang ia temui di dunia luar. Semua terjadi dengan cepat seolah Tara enggak bisa kendaliin emosinya sendiri. Sampai sini, penonton sepertinya mulai sadar jika ada monster besar yang bersemayam dalam diri perempuan polos bernama Tara.
Dibuat takut dan terbahak dalam waktu bersamaan
Ketika pertama kali diumukan jika genre dari serial ini adalah Dark Comedy Thriller. Mungkin banyak yang bertanya seperti apa tipe genre ini? Nah pada epiosde kedua semuanya makin gamblang diceritakan. Penonton bakal diajak menyaksikan adegan demi adegan yang penuh darah yang enggak nyaman disaksikan.
Tapi di sisi lain, penonton tetap akan dibuat ketawa. Serial ini mampu menyuguhkan adegan komedi dan thriler dengan seimbang. Bagi mereka yang enggak suka nonton film atau serial kejam, mungkin Katarsis bakal lebih nyaman buat disaksikan.
Salah satu contohnya adalah ketika Tara mulai bekerja di perpustakaan dan secara sengaja menusuk kan pulpen yang selalu ia bawa ke pundak Ello hingga menancap. Harusnya adegan ini jadi adegan yang bikin penonton ngeri, tapi yang tampil di depan layar justru sebaliknya, penonton bisa tertawa sembari menikmati dialog antara Tara dan Ello.
Lebih mengalun dari episode perdana
Episode ke dua ini enggak sebaik episode pertama yang menghentak dengan rentetan adegan yang bikin penonton melongo. Pada episode ke dua ini ceritanya jauh lebih mengalun dengan pendekatan masing-masing karakternya yang lebih dieksplorasi. Dari episode ke dua ini penonton mulai di ajak untuk mengetahui apa visi dari setiap karakternya.
Terutama karakter Ello yang diperankan Revaldo. Dari episode ini penotnon mulai bisa menebak arah cerita tentang hubungan antara Ello dan Tara. Episode ke dua ini jadi fondasi untuk jalan cerita yang lebih kuat. Tentang siapa dalang pembunuhan juga tentang kisah percintaan antara Ello dan Tara yang sepertinya akan semakin menguat pada episode ketiga.
Pakaian yang selalu konsisten
Pada episode ke dua ini penonton juga mulai sadar bahwa hampir setiap karakter punya tipikal pakaiannya sendiri. Tara nyaris selalu muncul dengan pakaian bercorak salur. Sementara karakter Ello selalu muncul dengan pakaian berwarna merah muda. Beda hal lagi dengan dokter Alfons yang hampir selalu mengenakan rompi berbahan rajut.
Kemudian ada ayahnya Ello yang selalu muncul dengan rompi khas memancing. Karakter Jenny juga selalu muncul dengan setelan rapih dan tanda pengenal polisi yang menggelantung. Ada juga karakter Ratna yang diperankan Sigi Wimala, sosok ini selalu muncul dengan gaun bercorak etnik.
Apa yang mereka pakai tentu punya arti tersendiri. Penonton mungkin akan punya persepsi yang berbeda tentang arti dari pakaian yang para karakternya kenakan. Motif salur yang selalu Tara pakai mungkin menggambarkan emosi nya yang berubah-ubah. Sementara warna merah muda yang selalu dipakai Ello bisa jadi menggambarkan ketenangan karakter tersebut dalam menghadapi berbagai situasi.
Jenny adalah perwakilan penonton
Satu-satunya orang yang enggak percaya Tara orang baik dalam serial ini adalah Jenny yang dimainkan Prisia Nasution. Sebagai seorang penyidik, ia yakin betul kalau Tara adalah dalang dari pembunuhan tersebut, hanya saja ia enggak punya cukup bukti kalau Tara melakukan hal ini. Karakter Jenny ini seolah mewakili sudut pandag penonton yang pada episode kedua semakin yakin jika sepertinya Tara punya andil dalam pembunuhan orang tuanya.
Hanya saja semuanya masih terlalu samar untuk diputuskan pada episode ke dua, karena itu butuh lebih banyak bukti bagi Jenny juga bagi penonton tentang perempuan macam apa Tara sebenarnya. Hal itu mungkin akan bisa penonton ketahui pada episode-episode mendatang.
***
Sejauh ini, serial Katarsis masih menghadirkan alur cerita yang apik. Pengembanan karakter Pevita Pearce yang bikin orang penasaran masih konsisten. Memang ada beberapa hal yang jadi pertanyaan, namun sepertinya akan terjawab di episode-episode berikutnya.