Beberapa cara ini bisa jadi pilihan untuk membuat sinetron Indonesia lebih menarik tanpa harus memiliki kisah-kisah klise dan kehilangan penonton.
Permasalahan dari sinetron Indonesia di jaringan televisi nasional adalah bagaimana kualitas di sedemikian rupa untuk membuat rating jadi tinggi. Contohnya, menampilkan tokoh protagonis yang terlalu menderita atau tokoh antagonis yang jahatnya di luar nalar. Semuanya dilakukan supaya cerita menjadi panjang dan mendulang banyak iklan.
Sebetulnya, ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk memoles sinetron Indonesia terbaru agar tampak lebih menarik tanpa harus kehilangan iklan dan penonton, lho. Kalau cara-cara simpel ini dilakukan, sinetron-sinetron prime time bisa menjaring rating sekaligus kebanggaan!
Lalu, apa saja hal-hal yang bisa memperbaiki kualitas sinetron Indonesia? Simak di bawah ini.
1. Membuat Sistem Musim Tayang
Sinetron yang ada di layar kaca kebanyakan memang diproduksi dalam episode yang banyak, bahkan sampai ratusan. Hal itu terjadi karena pihak produser enggan menghentikan sinetron selama sinetron itu masih laris.
Bicara soal cuan memang kompleks, tetapi, ada satu cara, nih, yang bisa menengahi permasalahan ini: bikin sistem season alias musim tayang kayak yang dilakukan oleh sinetron-sinetron Islami, seperti Lorong Waktu atau Para Pencari Tuhan.
Dengan sistem season, sinetron Indonesia terkini bisa tetep tayang dalam waktu lama, tetapi tentu saja dibagi-bagi dalam beberapa bagian sehingga enggak terlihat bertele-tele. Pada akhir setiap musim tayang, kisah diselesaikan dengan akhir yang menggantung untuk memancing rasa penasaran.
2. Menyelesaikan Cerita di Setiap Episode
Usaha ini sebetulnya sudah dipakai oleh sinetron komedi situasi (sitkom) seperti Ihh, Serem, Tuyul dan Mbak Yul, TOP, Dunia Terbalik, Bajaj Bajuri, atau Suami-Suami Takut Istri. Namun, hampir enggak ada sinetron serius yang menggunakan konsep ini. Cerita enggak pernah selesai dalam waktu satu hari –bahkan sebulan berlalu, konfliknya tetap sama!.
Jika sinetron serius kayak Anugerah Cinta atau Ikatan Cinta mencoba buat bikin konsep kayak begini, pastinya akan menarik karena konflik utama yang harus dihadapi setiap harinya berbeda-beda. Namun, tentu saja hal tersebut membutuhkan kreativitas tinggi dalam pembuatan skenario.
3. Membuat Sistem Mini Seri
Ingat enggak sama mini seri Cookies atau Kismis yang pernah diputar tahun 2000-an awal? Keduanya adalah program mini seri untuk kisah cinta, kehidupan, atau misteri. Walaupun enggak selesai dalam satu episode, mini seri ini akan selesai hanya dalam satu atau dua minggu.
Ide ini bagus banget, tetapi memang memerlukan kreativitas tinggi dan juga bujet yang lebih besar. Mungkin, produser bisa menggunakan aktor dan aktris yang sama dengan episode-episode sebelumnya, tetapi cerita yang berbeda.
4. Berani Mengeksplorasi Latar Belakang Para Tokoh
Sebetulnya, konsep “satu episode selesai” sudah dipakai oleh sinetron-sinetron religi seperti Pintu Berkah yang terkenal dengan konsep azab aneh. Namun, kurangnya variasi latar belakang tokoh bikin acara ini jadi sangat menyebalkan. Tokoh utama selalu berputar-putar pada karakter bawahan yang ditindas, istri korban KDRT, orang miskin yang diintimidasi, atau suami dengan istri yang matre.
Hal yang sama juga kerap terjadi sama sinetron yang tayang di prime time. Bagusnya sih, ada Ikatan Cinta yang mengolah Andin sebagai tokoh wanita protagonis yang berprofesi sebagai dosen. Sayangnya, profesi para pria di sana masih klise: sebagai pengusaha.
Kalau saja sinetron-sinetron di televisi berani mengeksplorasi latar belakang pekerjaan dan pendidikan tokoh, pastinya akan asyik, seperti serial Work From Home di GoPlay yang bercerita tentang para pekerja kreatif di rumah produksi film.
5. Bikin Penderitaan yang Lebih Variatif
Penderitaan tokoh-tokoh di sinetron prime time Indonesia memang sangat monoton. Penderitaan itu biasanya terjadi karena kematian, fitnah, kemiskinan, atau kecelakaan. Sebetulnya, enggak masalah, kok, membuat tokoh utama menderita. Namun, bakal lebih bagus kalau penderitaannya memiliki variasi, misalnya bersumber dari kantor atau dari intrik politik seperti film Negeri Tanpa Telinga misalnya.
Sebetulnya, masalah di Ikatan Cinta sudah cukup menarik karena berlatarkan pembunuhan. Namun, semakin lama, masalah sering dibikin-bikin dan bikin bosan cuma karena ingin memperpanjang episode.
Bonus: Menambahkan Sentuhan Fantasi
Sentuhan fantasi seperti dalam film Jinny oh Jinny bisa menjadi poin menarik di dalam sinetron prime time. Namun, untuk membuat kemasan sinetron menjadi lebih mature dan serius, formula ajaib ini bisa dibungkus sama bumbu romantis yang kuat atau masalah lain, seperti drama Korea Hotel del Luna.
Kalau produser dan kru-kru terkait mau lebih inovatif dalam mengolah ide fantasi menjadi karya yang menyenangkan, nagih, dan Indonesia banget, wah, pasti sinetron kita panen pujian, setidaknya dari penonton Indonesia sendiri.
***
Kita harus mengapresiasi adanya serial-serial Indonesia berkualitas yang ada di platform video on demand. Namun, harus diakui bahwa mayoritas masyarakat Indonesia memang lebih mudah dan suka mengakses televisi, sehingga kualitas sinetron Indonesia di layar kaca konvensional pun sebaiknya ditingkatkan.
Dari poin-poin di atas, kamu setuju enggak? Atau kamu punya pendapat lain mengenai apa yang harus diperbaiki dari kualitas sinetron Indonesia? Bagikan di kolom bawah, ya.