(REVIEW) The Suicide Squad (2021)

The Suicide Squad
Genre
  • Adventure
  • aksi
  • Comedy
Actors
  • Idris Elba
  • John Cena
  • Margot Robbie
  • Sylvester Stallone
Director
  • James Gunn
Release Date
  • 05 August 2021
Rating
4 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran film The Suicide Squad (2021) yang mungkin mengganggu buat kalian yang belum nonton. 

The Suicide Squad jadi salah satu rekomendasi film yang wajib ditonton saat bioskop di Indonesia buka. Benar saja, film DC terbaru ini jadi salah satu incaran pencinta film superhero Tanah Air.

Film ini dijadwalkan tayang pada 5 Agustus, tapi karena lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang makin parah, sejumlah tempat hiburan termasuk bioskop ditutup. Alhasil, The Suicide Squad baru tayang pada 16 September 2021.

Sinopsis The Suicide Squad bercerita tentang misi rahasia sekelompok supervillain, seperti Harley Quinn, Peacemaker, Bloodsport, King Shark, dan 13 karakter lainnya dari penjara Belle Reve. Mereka yang menjalankan misi di Pulau Corto Maltese yang terpencil. Di pulau tersebut, terdapat sesuatu yang dianggap mengancam Amerika, bahkan dunia.

Oh ya, untuk kamu yang enggak nonton film pertamanya, enggak perlu khawatir, karena film ini adalah sekuel standalone alias enggak ada hubungannya dengan kisah film Suicide Squad (2016). Lalu, seberapa seru film ini? Mari simak review khas KINCIR di bawah ini!

Sinopsis dan Review Film The Suicide Squad (2021)

Gabungan Dark Comedy, Aksi, Thriller, dan Fantasi

Sinopsis dan Review Film The Suicide Squad (2021)
Sinopsis dan Review Film The Suicide Squad (2021)

Harus diakui, ketika James Gunn didapuk jadi sutradara The Suicide Squad, salah satu hal yang KINCIR harapkan adalah sisi dark comedy-nya yang lebih receh dari film pertama. Benar saja, Gunn sudah menempatkannya sejak menit awal lewat dialog Savant dan Rick Flag.

Hal yang paling menonjol dari film ini adalah cara James Gunn memadukan semua genre. Ini seperti kamu sedang menonton film banyak genre, antara lain komedi, komedi gelap, fantasi, aksi, thriller, drama, dan superhero. Isu politik, konteks sosial, dan isu-isu dunia pun disajikan menarik dan enggak terasa dipaksakan.

James Gunn, yang juga menyutradarai Guardians of the Galaxy, tahu bahwa film-film Marvel/DC punya formula klise: origin story, romansa, kekalahan sementara, dan pertempuran terakhir. Nah dalam film ini, Gunn justru mengembangkan pendekatan lain, yang pada awalnya tampak seperti pasukan bunuh diri, tetapi dengan penuh kemenangan menciptakan sesuatu yang unik dan tidak dapat diprediksi.

Soundtrack dan Sinematografi yang Bikin Betah

Jika dibandingkan dengan film pertama (versi David Ayer), versi sekuel 2021 ini lebih menyenangkan. Salah satu yang terlihat jelas dari versi Gunn dibandingkan Ayer adalah soundtrack-nya. Tak heran jika setelah kamu nonton filmnya, kamu langsung cari playlist soundtrack The Suicide Squad di platform streaming musik.

Lagu-lagu pembangkit semangat yang disematkan Gunn terasa pas. Ini mengingatkan kamu pada Guardians of the Galaxy (2014) yang juga menyajikan lagu-lagu yang bikin eargasm –bahkan sejak menit pertama– lewat lagu “Folsom Prison Blues” oleh Johnny Cash.

Selain soundtrack, ada beberapa teknik pengambilan gambar yang mengingatkan kamu pada film Guardians of the Galaxy. Salah satunya, ketika para karakter jagoan berjalan slo-mo dengan karisma masing-masing. Ditambah dengan suasana hujan, ini jadi salah satu adegan ikonis dan memorable.

Sinematografinya juga luar biasa dan film ini menyajikan beberapa ide baru. Seperti, dalam satu adegan perkelahian Peacemaker dan Rick Flag, kita melihatnya melalui pantulan helm. Lalu, adegan perkelahian Harley Quinn, bukannya darah yang berceceran, Gunn justru menyajikan unsur fantasi dengan bunga warna-warni.

Pergerakan kamera yang menarik menjadikan film ini terasa fresh. Seperti pada adegan di hutan, cara geng Bloodsport membunuh orang-orang pun dibuat unik, tak keluar dari karakterisasi masing-masing jagoan.

 

Dapat Rating Dewasa

Film DC ini dapat kategori Rated-R. Semua ditampilkan tanpa malu-malu, bahkan lucu di beberapa bagian, seperti Peacemaker saat bangun tidur di hutan, atau adegan seks Harley Quinn.

Memang, seharusnya geng bunuh diri ini lebih cocok tampil gore, kegilaan, kekerasan, adegan aksi menjijikkan, dan kata-kata makian. Untungnya, Gunn berhasil menginterpretasikannya tanpa tanggung. Rasanya bukan Suicide Squad jika tidak ada konten seksual, berdarah, kekerasan, dan menjijikkan.

Karakter yang Kuat Bikin Penonton Ikut Simpati

Salah satu daya tarik film ini adalah para karakter villain. Memang, rasanya tak cukup waktu untuk menjelaskan origin story dari 17 karakter tersebut, makanya kamu mungkin akan merasa kurang karena mengetahuinya sekilas. Ditambah, sebagian besar dari mereka hanya berumur singkat.

Meski begitu, mereka tampil dengan kostum-kostumnya yang menyegarkan mata. James Gunn mempertahankan kostum asli setiap karakter dari komik. Ini membuat film maupun karakter menjadi lebih spesial dan nyata. Contohnya, Harley Quinn mengenakan dua kostum: jaket kulit geng motor dan gaun merah. Selain dari komik, James Gunn mengambil inspirasi dari kostum karakternya dalam game Batman: Arkham City.

Kostum Harley Quinn
Kostum Harley Quinn

Untuk ketiga kalinya, Margot Robbie membuktikan bahwa dia adalah penggambaran terbaik dari sosok Harley Quinn. Rasanya, tak ada aktor yang lebih cocok dibanding Robbie. Kegilaan, keliaran, rasa berani, cara bertarung, hingga keindahannya makin naik level ditampilkan di film ini.

Lalu, karakter Idris Elba sebagai Bloodsport juga mengejutkan. Karakternya ditulis dengan sangat baik dan Elba memainkannya dengan sangat tepat. Kejutan lainnya adalah John Cena sebagai Peacemaker, terutama karakternya memiliki dampak besar pada cerita film dan masa depan DCEU. Uniknya, John Cena menggambarkan Peacemaker sebagai “Captain America douchebag”.

Sinopsis dan Review Film The Suicide Squad (2021)
Sinopsis dan Review Film The Suicide Squad (2021) Via Istimewa.

Kemudian, David Dastmalchian sebagai Polka-Dot Man berhasil jadi salah satu umpan dark comedy dari para karakter lain. Oh ya, ada Sean Gunn (adik dari James Gunn) yang melakukan tugas ganda. Dia jadi Weasel dan memainkan karakter manusia live-action. Di Belle Reve, dia berperan sebagai penjahat DC yang terkenal, Calendar Man, yang muncul singkat untuk mem-bully Polka-Dot Man.

Kita tak boleh lupakan King Shark atau Nanaue yang diperankan oleh Sylvester Stallone. Momen “nom-nom” King Shark mencerminkan momen “smash” Hulk di The Avengers (2012). Hulk dan Nanaue bukanlah monster yang tidak punya pikiran. Seiring perkembangan narasi, keduanya diberi kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka bisa diandalkan.

Polka Dot-Man dan Harley Quinn
Polka Dot-Man dan Harley Quinn Via Istimewa.

Terakhir, ada Daniela Melchior sebagai Ratcatcher 2. Dia memberikan film ini getaran yang hangat dan lembut dan aktingnya dilakukan dengan baik terutama dalam adegan-adegan yang emosional. Tak heran jika Gunn menyebut Ratcatcher 2 sebagai jantung film.

Sutradara James Gunn mengungkapkan bahwa King Shark, Ratcatcher 2 dan Polka-Dot Man adalah karakter favoritnya. Yap, berkatnya, seluruh aktor memainkan peran mereka dengan sempurna.

Beberapa Adegan Kurang Sesuai

Sebenarnya, ada beberapa adegan yang kurang sesuai dan membingungkan. Seperti, King Shark yang kena ratusan tembakan, tetapi tidak ada peluru yang bisa menembus kulitnya. Jadi, rasanya menanamkan bom di kepalanya enggak bikin dia takut.

Lalu, Sebastian si tikus yang kerap ditampilkan selalu mencicit sepanjang film. Padahal, tikus hanya mencicit ketika ada bahaya atau ketika terluka.

Sinopsis dan Review Film The Suicide Squad (2021)
Sinopsis dan Review Film The Suicide Squad (2021) Via Istimewa.

Selain itu pada adegan di hutan, Sol Soria dan Rick Flagg seakan tidak mendengar ada keributan di luar tenda saat Bloodsport dan gengnya membunuh tentara Soria. Padahal, hunian mereka tak luas dan hutan sepi, jadi mustahil mereka tidak mendengar ada suara tembakan atau teriakan dari luar.

Kemudian, soal ledakan di menara Jotunheim. Starro seakan lepas karena menara yang roboh. Padahal, ketika semuanya runtuh, Starro tampil lebih besar dari menara dan rasanya dia bisa menghancurkan menara dengan mudah sejak awal.

 

Lalu, Apa Kekurangannya?

Karakter Film The Suicide Squad (2021)
Karakter Film The Suicide Squad (2021) Via Istimewa.

Selain adegan yang tidak sesuai, KINCIR merasa bahwa film ini menyia-nyiakan banyak karakter potensial yang bahkan hanya tampil sekian detik untuk menunjukkan kemampuannya. Bisa jadi salah satu faktornya adalah durasi yang kurang jika harus memaksimalkan 17 karakter Suicide Squad.

Selain itu, masalah teknis soal intensitas kecerahan. Pada beberapa adegan, terutama pada latar belakangnya, tampil warna putih yang mencolok. Memang tak menggangu cerita, tapi cukup mengganggu warna-warni adegannya, contohnya saat Harley Quinn berada di sangkar burung atau saat bunga-bunga bertebaran di belakangnya.

Secara keseluruhan, The Suicide Squad (2021) membuat geng bunuh diri dengan karakter warna-warni yang secara kolektif berhasil tampil menyenangkan di tengah pandemi ini. Boleh dibilang, film ini cocok menyandang sebagai salah satu “Film DCEU Terbaik” yang pernah dibuat.

***

Biar lebih maksimal, KINCIR sarankan kamu untuk nonton film The Suicide Squad di bioskop layar besar, seperti IMAX. Atau bioskop yang punya teknologi suara Dolby Atmos. Sinematografi dan scoring-nya cocok ditonton di layar besar, dan film ini jadi salah satu alasan kamu untuk kembali ke bioskop.

Buat yang sudah nonton, bagaimana pendapatmu?

 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.