Info 
Film DC telah ada sejak 1950-an. Walau banyak yang sukses, film DC berikut ini gagal total hingga rugi besar!
Kepopuleran film superhero memang telah berkembang pesat selama 11 tahun belakangan. Namun, film yang diadaptasi dari DC Comics telah meramaikan dunia perfilman sejak era 1950-an. Kini dengan munculnya tren semesta film, Warner Bros. juga ikut menciptakan semesta film DC yang diberi nama DC Extended Universe (DCEU).
Memang banyak film DC yang terbilang sukses selama era 1950-an hingga saat ini. Namun di antara banyaknya film DC yang pernah dirilis, tentu saja ada film yang gagal secara pendapatan. Ada film DC yang kurang laku karena mengangkat kisah tentang karakter yang enggak begitu populer. Namun, ada juga film tentang superhero populer yang juga enggak laku di pasaran.
Nah, film DC apa saja yang kurang laku dan gagal masuk jajaran Box Office?
1. Supergirl (1984)
Jauh sebelum Melissa Benoist memerankan Supergirl di serial, Supergirl ternyata terlebih dulu debut di film live action yang dirilis pada 1984. Film ini dibuat sebagai spin-off dari seri film Superman versi Christopher Reeve dan berlatar waktu setelah kejadian di film Superman III (1983). Sayangnya, Supergirl ternyata enggak mampu menyaingi kesuksesan tiga film Superman versi Reeve.
Dengan bujet 35 juta dolar (sekitar Rp500 miliar), Supergirl malah rugi besar dengan hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 14,3 juta dolar (sekitar Rp205 miliar). Jalan cerita, efek visual, dan akting yang buruk membuat film ini sama sekali enggak menarik untuk ditonton. Saking buruknya akting pemeran Supergirl, yaitu Helen Slater, dia sampai masuk nominasi “Worst Actress” Razzie Awards 1985.
2. Steel (1997)
Buat kalian yang ngaku sebagai penggemar berat DC, apakah kalian tahu bahwa ada superhero yang bernama Steel? Lalu, apakah kalian tahu bahwa ada film yang mengangkat kisah tentang superhero tersebut? Yap, pada 1997, Warner Bros. merilis sebuah film yang berjudul Steel. Menariknya lagi, film ini dibintangi oleh pemain bola bakset ternama, yaitu Shaquille O’Neal, yang memerankan sang superhero.
Kepopuleran O’Neal nyatanya enggak mampu membuat banyak orang tertarik menonton Steel. Dengan bujet 16 juta dolar (sekitar Rp229 miliar), Steel rugi besar dengan hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 1,8 juta dolar (sekitar Rp25,7 miliar). Sebagai seorang pemain basket, kualitas akting O’Neal di film ini ternyata sangat buruk. Enggak heran bahwa Steel mendapatkan banyak kritikan ketika dirilis.
3. Catwoman (2004)
Catwoman memang cukup sering muncul di film Batman. Pada 2004, Warner Bros. akhirnya merilis film solo Catwoman. Bukan rahasia lagi bahwa identitas asli Catwoman adalah Selina Kyle. Namun di film solo Catwoman, kalian malah bertemu dengan karakter baru yang memegang identitas Catwoman, yaitu Patience Phillips, yang diperankan oleh Halle Berry.
Keseksian Berry sebagai Catwoman enggak mampu membuat banyak orang tertarik menonton film ini. Dengan bujet 100 juta dolar (sekitar Rp1,4 triliun), Catwoman malah merugi dengan hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 82,2 juta dolar (sekitar Rp1,1 triliun). Walau Berry pernah mendapatkan Oscar sebelum membintangi Catwoman, aktingnya di film ini ternyata yang paling mendapatkan banyak kritikan.
4. Watchmen (2009)
Sutradara Zack Snyder pertama kali terlibat di dunia film DC dengan menggarap film Watchmen. Film ini berkisah tentang sekelompok superhero yang telah pensiun yang menyelidiki pembunuhan salah satu anggota mereka. Di saat proses penyelidikan tersebut, mereka malah mengungkapkan konspirasi yang rumit dan mematikan.
Sebagian penggemar film superhero mungkin setuju bahwa Watchmen merupakan salah satu film superhero terbaik yang pernah ada. Sayangnya, film ini ternyata enggak begitu laku ketika dirilis. Dengan bujet 130 juta dolar (sekitar Rp1,8 triliun), Watchmen mendapatkan pemasukan sebanyak 186 juta dolar (sekitar Rp2,6 triliun). Dibandingkan ketiga film di atas, Watchmen seenggaknya mendapatkan keuntungan walau sedikit.
5. Jonah Hex (2010)
Sebelum beraksi menjadi Thanos di Marvel Cinematic Universe (MCU), Josh Brolin terlebih dulu membintangi film DC yang berjudul Jonah Hex. Selain Brolin, film tentang protagonis ini juga dibintangi oleh aktor ternama lainnya, di antaranya Megan Fox, Michael Fassbender, dan Michael Shannon. Sayangnya, Jonah Hex kurang disambut dengan baik oleh penggemar.
Karakter Jonah Hex sendiri bisa dibilang kurang familier bagi penonton awam. Enggak heran bahwa film ini kurang berhasil menarik minat penonton. Dengan bujet 47 juta dolar (sekitar Rp670 miliar), Jonah Hex rugi besar dengan hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 11 juta dolar (sekitar Rp157 miliar). Durasi filmnya yang begitu singkat, yaitu 81 menit, membuat jalan cerita film ini terasa terlalu terburu-buru.
Bonus: Green Lantern (2011)
Ryan Reynolds memang lebih dikenal dengan perannya sebagai Deadpool. Namun, Reynolds juga pernah berperan sebagai superhero DC yaitu Green Lantern. Warner Bros. awalnya merencanakan film Green Lantern menjadi pembuka untuk sebuah semesta film DC. Bahkan, sutradara Martin Campbell telah mengumumkan rencana trilogi untuk film ini.
Sayangnya, rencana tersebut hancur begitu saja. Ketika Green Lantern dirilis, film ini hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 220 juta dolar (sekitar Rp3,1 triliun) dari bujet 200 juta dolar (sekitar Rp2,8 triliun). Gara-gara kegagalan tersebut, Warner Bros. akhirnya membatalkan trilogi Green Lantern sekaligus membatalkan rencana semesta film DC yang dimulai dari Green Lantern.
***
Itulah deretan film DC yang kurang laku saat dirilis dan gagal jadi film Box Office. Di antara keenam film di atas, manakah yang telah kalian tonton dan sebenarnya cukup kalian sukai?
