*Spoiler Alert: Review film Bismillah Kunikahi Suamimu mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Jika kita kilas balik ke 2008, Indonesia sempat dihebohkan dengan perilisan salah satu film rilisan MD Pictures, yaitu Ayat-ayat Cinta (2008). Film tersebut menghebohkan karena mengangkat tema poligami dalam ceritanya. Tujuh tahun setelah perilisan Ayat-ayat Cinta, MD Pictures kembali merilis film bertema poligami lainnya, yaitu Surga yang Tak Dirindukan (2015).
Lalu pada awal 2023 ini, MD Pictures ternyata kembali merilis film baru bertema poligami lainnya yang diberi judul Bismillah Kunikahi Suamimu. Film ini digarap oleh Benni Setiawan, sosok yang juga menyutradarai serial Layangan Putus. Bismillah Kunikahi Suamimu dibintangi deretan aktor ternama, di antaranya Mikha Tambayong, Rizky Nazar, Syifa Hadju, dan aktor lainnya.
Bismillah Kunikahi Suamimu berkisah tentang pasangan bernama Malik dan Hanna yang menantikan kelahiran anak pertama mereka. Saat memeriksakan kandungan, Hanna bertemu teman lamanya yang menjadi dokter kandungannya, yaitu Cathy. Enggak hanya sekadar teman lama, Cathy ternyata juga punya masa lalu asmara dengan suaminya Hanna.
Review film Bismillah Kunikahi Suamimu
Kisah poligami dengan formula sinetron atau FTV yang diangkat ke layar lebar
Bismillah Kunikahi Suamimu menampilkan kisah poligami klise yang biasa kamu jumpai di sinetron atau film televisi (FTV). Hanna yang sedang hamil dalam kondisi sakit kanker otak meminta suaminya, Malik, untuk menikahi temannya sendiri, Cathy. Hanna yakin jika dia tidak bisa bertahan hidup setelah melahirkan anaknya, sehingga dia memilih seseorang yang dipercaya untuk menjadi istri kedua suaminya.
Skenario poligami yang terdengar sangat klise, ‘kan? Seorang istri mengizinkan suaminya berpoligami karena takut suaminya tidak bisa mengurus diri dan anak mereka jika dia meninggal. Ditambah lagi, pemilihan penyakit kanker pada Hanna, penyakit yang umum digunakan di berbagai judul sinetron atau FTV.
Seakan kanker enggak cukup klise untuk plot filmnya, Hanna tiba-tiba menderita amnesia anterograde setelah berhasil bangun dari masa koma. Jadi, Hanna kehilangan semua memori yang dia dapatkan selama dia sakit keras. Alhasil, Hanna tidak mengingat bahwa dia pernah menyuruh suaminya untuk menikahi Cathy. Seperti halnya kanker, amnesia juga merupakan penyakit yang umum ditampilkan di berbagai judul sinetron dan FTV.
Setelah melewati berbagai konflik, Hanna, Malik, dan Cathy akhirnya hidup rukun sebagai keluarga berpoligami. Menjelang akhir film, Bismillah Kunikahi Suamimu menyajikan deretan adegan yang memperlihatkan keakuran Hanna, Malik, dan Cathy yang benar-benar cringe. Ditambah lagi, adegan keakuran mereka diiringi voice over-nya Hanna yang berkata bahwa dia bisa belajar berbagai lewat hubungan poligaminya!
Penokohan karakter yang tidak konsisten
Bismillah Kunikahi Suamimu menampilkan tiga karakter utama yang diceritakan sudah saling mengenal sejak SMA. Namun, film ini memberikan penggambaran hubungan masa lalu mereka dengan cara yang tidak konsisten. Pada bagian awal film, Hanna dan Cathy bertemu lagi setelah terakhir berjumpa saat SMA. Saking lamanya tidak pernah bertemu, Hanna sampai tidak mengenali Cathy hingga Cathy harus membuat Hanna mengingat dia kembali.
Dari situ saja kita bisa menilai bahwa hubungan Hanna dan Cathy saat SMA pasti hanya sebatas teman biasa atau mungkin hanya sekadar kenal saja. Hanna yang sampai tidak mengenali Cathy sudah menjadi bukti bahwa mereka benar-benar hilang kontak setelah lulus SMA dan pastinya tidak saling men-follow akun media sosial masing-masing. Jika hubungan mereka sudah pada taraf sahabatan saat SMA, enggak mungkin Hanna langsung lupa begitu saja kepada Cathy.
Baru beberapa hari ketemu lagi dengan Cathy setelah sekian lama, Hanna langsung mempercayakan suaminya untuk menikah dengan Cathy, dengan embel-embel Cathy adalah sahabatnya. Bukan hanya penokohan Hanna saja yang mengganggu; penokohan Cathy yang lain di mulut, lain di tindakan, dan lain di hati juga benar-benar bikin geregetan. Bilangnya sudah move on, tetapi Hanna enggak perlu usaha keras untuk membujuk Cathy supaya mau menikahi suaminya.
Jadi, Cathy dan Malik diceritakan pernah berpacaran saat masih SMA. Ketika Cathy menyetujui permintaannya Hanna, dia langsung tegas menyatakan bahwa dia bersedia karena demi Hanna bukan karena belum move on dari Malik. Dari situ saja kita bisa melihat bahwa Cathy sebenarnya denial dengan perasaannya. Seiring berjalannya waktu, Cathy sendiri yang mengakui bahwa dia masih cinta sama Malik.
Hanya karakter Ipah dan Sumi yang bikin filmnya jadi sedikit menghibur
Selain Hanna, Malik, dan Cathy; Bismillah Kunikahi Suamimu juga menampilkan dua karakter lain, yaitu Ipah dan Sumi. Ipah diceritakan sebagai asisten rumah tangganya Hanna dan Malik, sedangkan Sumi adalah babysitter yang mengurus anaknya Hanna dan Malik. Kedua karakter ini dibuat sebagai comedy relief untuk film drama menye-menye ini.
Bagi saya, kehadiran Ipah dan Sumi adalah anugerah terbesar dalam film ini. Tingkah dan celotehan lucu mereka mampu membuat saya sedikit beristirahat dari cringe-nya hubungan antara Hanna, Malik, dan Cathy. Ditambah lagi, deretan dialog yang diucapkan Ipah sebenarnya lebih relate dalam menggambarkan kekacauan yang berakibat dari hubungan poligami.
***
Karakter Hanna (Mikha Tambayong) di film ini berkata bahwa dia bisa belajar berbagi dari hubungan poligami suaminya. Kenapa harus menunggu dipoligami untuk belajar berbagi? Plot ala sinetron, serta karakter yang tidak konsisten dan bikin geregetan membuat Bismillah Kunikahi Suamimu jadi film yang tidak berkesan. Apakah masih relevan membuat film bertema poligami pada masa kini?
Setelah baca review film Bismillah Kunikahi Suamimu, apakah kamu jadi tertarik menonton film drama poligami ini di bioskop? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!