Review Film Autobiography (2023)

Autobiography
Genre
  • drama
  • thriller
Actors
  • Arswendy Bening Swara
  • Kevin Ardilova
  • Rukman Rosadi
  • Yusuf Mahardika
Director
  • Makbul Mubarak
Release Date
  • 19 January 2023
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Review film Autobiography mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Penggemar film-film kelas festival pastinya enggak asing dengan salah satu festival film bergengsi di dunia, yaitu Venice Film Festival. Indonesia mendapatkan kesempatan untuk memeriahkan Venice Film Festival 2022 dengan penayangan film Indonesia yang berjudul Autobiography. Hebatnya lagi, Autobiography mendapatkan standing ovation selama 4 menit pada penayangannya di Venice Film Festival 2022.

Autobiography merupakan film debut Makbul Mubarak sebagai sutradara film panjang. Sebelumnya, Makbul lebih aktif dalam menggarap film pendek. Selain menyutradarai, Makbul juga berperan sebagai penulis naskah. Film ini dibintangi oleh deretan aktor ternama, di antaranya Kevin Ardilova, Arswendy Beningswara, Rukman Rosadi, dan aktor Indonesia lainnya.

Autobiography berkisah tentang Rakib yang bekerja sebagai penjaga rumah kosong milik seorang jenderal bernama Purnawinata. Pada suatu hari, Purna kembali mengunjungi rumah tersebut untuk melakukan kampanye sebagai calon bupati di kampungnya. Rakib pun menemani Purna selama kegiatan kampanye dan menemukan hal yang tidak terduga tentang majikannya.

Review film Autobiography

Sentil isu penyalahgunaan kekuasaan yang dekat dengan realitas

Review film Autobiography
Review film Autobiography Via Istimewa.

Dari awal hingga akhir film, Autobiography mengajak penonton hanya fokus pada pembangunan hubungan antara dua karakter utama di film ini, yaitu Rakib dan Purna. Purna diceritakan sebagai seseorang berpangkat jenderal yang tentunya punya kekuasaan dan disegani oleh orang di sekitarnya. Di sisi lain, Rakib adalah pembantunya Purna yang tentunya harus patuh kepada majikannya.

Dimulai dari hubungan antara pembantu dan majikan, yang masih terasa canggung bagi Rakib. Kecanggungan di antara keduanya semakin berkurang ketika Purna mulai mengenalkan gaya kehidupan penguasa kepada Rakib. Rasa kagum kepada Purna mulai timbul dari diri Rakib, bahkan Rakib mulai berlagak seperti orang penting di sekitar temannya, semenjak dia mendapatkan kepercayaan dari Purna.

Keseluruhan film ini secara garis besar menceritakan bagaimana kekuasaan bisa disalahgunakan dan membuat seseorang bersikap semena-mena, yang diwujudkan lewat karakter Purna. Dengan status jenderalnya, Purna dapat membuat orang di sekitarnya menjadi tidak berdaya, bahkan hanya dengan kata-kata yang halus tetapi tajam.

Kamu yang sudah menonton Autobiography pastinya setuju bahwa isu yang diangkat film ini sebenarnya sangat relate pada realitas kita. Enggak jarang, ‘kan, kita melihat bagaimana seseorang bertingkah seenaknya karena punya jabatan atau karena punya koneksi dengan orang lain yang punya jabatan. Ditambah lagi, konflik yang diangkat film ini juga pernah terjadi pada kehidupan bermasyarakat di kehidupan nyata.

Intensitas yang terus terbangun lewat pace film yang lambat

Review film Autobiography
Review film Autobiography Via Istimewa.

Perlu diketahui, Autobiography merupakan film yang pace penceritaannya memang lambat. Namun seiring berjalannya film, intensitas ketegangan yang dibangun terus meningkat secara perlahan-lahan. Nah, intensitas yang terus dibangun hingga akhir film ini pada akhirnya membuat penonton jadi terus mengikuti ceritanya dan mungkin tidak akan masalah dengan pace-nya yang lambat.

Penceritaan dengan pace yang lambat sebenarnya adalah treatment yang tepat untuk Autobiography karena film ini memang fokus dalam pembangunan hubungan antara Rakib dan Purna. Dari orang yang saling tidak kenal, menjadi saling mempercayai, hingga hilangnya kepercayaan yang menimbulkan rasa takut bagi Rakib kepada Purna.

Intensitas filmnya mulai terbangun sejak Purna pertama kali muncul di layar. Sejak awal kemunculannya, penonton langsung dibuat merasa enggak nyaman dengan sosok Purna ketika dia mengatakan kalimat yang cukup sederhana, “Siapa bilang saya minum kopi?” Seiring berjalannya film, semakin banyak sisi-sisi gelapnya Purna yang terungkap yang membangun rasa ngeri dari film ini.

Kolaborasi Kevin Ardilova dan Arswendy Beningswara yang juara!

Review film Autobiography
Review film Autobiography Via Istimewa.

Autobiography memang menampilkan banyak aktor Indonesia kenamaan di dalam filmnya. Namun, film ini jelas memberikan sorotan besar kepada kolaborasi Kevin Ardilova dan Arswendy Beningswara yang menjadi pemeran utamanya. Sebagian besar film ini lebih banyak menampilkan akting dari kedua aktor tersebut.

Kevin, yang berperan sebagai Rakib, tampil begitu sempurna dan berhasil membuat penonton merasa bersimpati dengan karakternya. Kevin mampu menyampaikan ketakutan yang dialami Rakib kepada penonton. Sang aktor bahkan tampil cukup berani dengan melakoni adegan yang mana dia dimandikan oleh karakternya Arswendy. Kevin pun enggak menampik bahwa adegan tersebut sangat menakutkan baginya.

Selain Kevin, bersiaplah dibuat lebih tercengang dengan menyaksikan penampilan Arswendy sebagai Purna. Lewat akting apiknya, Arswendy berhasil membuat Purna menjadi karakter yang begitu menakutkan tanpa terlihat berusaha keras. Sejujurnya selama menonton film ini, saya benar-benar dibuat geregetan dengan Purna.

***

Gelap, tidak berdaya, dan meresahkan bisa dibilang merupakan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan Autobiography. KIsah tentang si pejabat yang menyalahgunakan kekuasaannya dan si asisten rumah tangga yang tidak berdaya berhasil menjadi sebuah kritik yang relate bagi kondisi masyarakat di kehidupan nyata. Ditambah lagi dengan aktingnya Arswendy Beningswara yang terlihat begitu effortless membuat Purna menjadi sosok yang meresahkan.

Setelah baca review film Autobiography, apakah kamu jadi tertarik menonton film drama ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.