Lucky Kuswandi, Sutradara Ali & Ratu Ratu Queens yang Multitalenta

Lucky Kuswandi menjadi sosok sutradara yang berperan penting di balik kesuksesan film Ali & Ratu Ratu Queens. Inilah profil sang sutradara!


Belum lama ini, kita disajikan dengan sebuah film Indonesia terbaru yang berjudul Ali & Ratu Ratu Queens (2021) yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan. Sejak perilisannya, film tersebut pun mendapatkan respons yang terbilang sangat positif karena dianggap menyajikan kisah yang menghangatkan hati sekaligus menampilkan karakter yang relateable.

Kesuksesan yang diraih oleh Ali & Ratu Ratu Queens tersebut tentunya enggak lepas dari arahan sutradaranya, yaitu Lucky Kuswandi. Sutradara kelahiran 1980 ini pun menjadi salah satu filmmaker berbakat di Indonesia saat ini. Apalagi, beberapa film buatan Lucky ada yang berhasil ditayangkan di sejumlah festival film internasional dan turut mendapatkan respons positif dari media luar negeri.

Nah, beberapa waktu lalu, KINCIR pun mendapatkan kesempatan untuk mengobrol dengan Lucky Kuswandi secara eksklusif. Sutradara kelahiran Jakarta tersebut pun membagikan kisahnya sejak awal berkarier di dunia film hingga sekarang ini. Penasaran seperti apa? Langsung saja kalian simak di bawah ini!

Pencinta Film yang Jadi Filmmaker

Profil Lucky Kuswandi Sutradara Indonesia
Profil Lucky Kuswandi Sutradara Indonesia Via Istimewa.

Lucky Kuswandi pertama kali terjun ke dunia perfilman pada 2006 dengan menggarap film pendek berjudul Still. Setelah itu, dia pun kerap terlibat di sejumlah proyek film pendek, dokumenter, serta antologi lainnya, baik sebagai sutradara, penulis, ataupun editor. Lucky pun baru terlibat di produksi film panjang untuk pertama kalinya pada 2010 ketika dia menjadi sutradara dari Madame X yang bergenre aksi-komedi.

Karier Lucky Kuswandi sebagai seorang filmmaker berawal dari kecintaannya terhadap dunia perfilman. Lucky mengungkapkan bahwa dia sudah gemar menonton film sejak masih kecil dan belajar banyak hal dari hobinya tersebut. Selain itu, menurutnya film adalah sesuatu yang powerful, karena terkadang bisa mengubah keputusan dari hidupnya juga setelah menonton film tertentu.

“Saya merasa ini (film) adalah sebuah medium yang populis. Maksudnya, sebuah medium yang semua orang bisa menikmati dan dapat melihat diri mereka di film. Jadi, itu yang bikin saya mau berkarier di dunia film,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Lucky pun menjelaskan bahwa menjadi seorang filmmaker bukan sekadar sebuah pekerjaan, dan malah lebih terkesan seperti liburan. Hal inilah yang kemudian membuatnya beranggapan kalau seseorang harus cinta dengan film untuk menjadi seorang filmmaker.

Editor Jadi Profesi Favorit Kedua

Profil Lucky Kuswandi Sutradara Indonesia
Profil Lucky Kuswandi Sutradara Indonesia Via Istimewa.

Meski lebih dikenal sebagai seorang sutradara, Lucky Kuswandi sebenarnya sudah menjalani hampir seluruh profesi utama yang ada di dunia perfilman. Mulai dari menjadi sinematrografer, produser, penulis naskah, hingga editor sekalipun. Bahkan, untuk film Selamat Pagi, Malam (2014), Lucky terlibat sebagai empat posisi, yaitu sutradara, produser eksekutif, penulis naskah, dan juga editor.

Lucky pun mengatakan bahwa dari seluruh profesi yang pernah dijalaninya itu, dia paling suka dengan posisi sutradara. Namun, Lucky juga mengaku bahwa editor adalah profesi favorit keduanya di dunia perfilman. Sebab, menurutnya editor adalah profesi yang powerful karena bertugas untuk menyusun ulang sebuah cerita untuk memenuhi ekspektasi penonton sehingga menjadi bagian yang penting di pembuatan film.

“Dan yang saya suka, editor itu bisa dibilang menjadi garda terakhir sebelum sebuah film akhirnya jadi. Maksudnya, sebuah film dengan bujet sebesar apapun pasti garda terakhirnya ada di editor. Jadi, saya suka intimasi di ruang editing ketika kami bersama harus menentukan film tersebut nantinya akan jadi seperti apa,” ungkap sutradara yang juga menjadi dosen perfilman di salah satu universitas di Indonesia tersebut.

Filmmaker yang Enggak Mementingkan Gaya Penyutradaraan

Profil Lucky Kuswandi Sutradara Ali & Ratu Ratu Queens
Profil Lucky Kuswandi Sutradara Ali & Ratu Ratu Queens Via Istimewa.

Hampir setiap sutradara biasanya memiliki gaya penyutradaraan atau ciri khasnya dalam membuat suatu film. Biasanya, hal ini dilakukan agar seorang penonton dapat langsung mengenali siapa sutradaranya ketika menyaksikan filmnya. Lucky Kuswandi pun menganggap bahwa hal tersebut memang umum dilakukan oleh sejumlah sutradara.

Meski begitu, Lucky justru mengaku bahwa dirinya sebenarnya enggak pernah punya gaya penyutradaraan tersendiri ketika membuat sebuah film. Hal ini karena dia menganggap dirinya sangat flesikbel ketika membuat sebuah film sehingga tak mementingkan untuk memberikan sebuah ciri khas pada setiap proyek yang digarapnya.

“Kalau menurut saya yang paling penting itu adalah kejujuran terhadap cerita dan karakter. Jadi, gaya visual dan semacamnya itu nantinya akan mengikuti kebutuhan tersebut,” ucapnya.

Tak Pernah Tertarik untuk Menjadi Aktor

Profil Lucky Kuswandi Sutradara Ali & Ratu Ratu Queens
Profil Lucky Kuswandi Sutradara Ali & Ratu Ratu Queens Via Istimewa.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Lucky Kuswandi telah menjalani berbagai profesi di dunia perfilman. Namun, sebenarnya ada satu lagi profesi penting di dunia film yang belum pernah dicoba oleh Lucky, yaitu menjadi seorang aktor. Hal ini pun sebenarnya bukan sesuatu yang mustahil karena nyatanya memang banyak sutradara yang juga pernah terlibat sebagai pemain dari sebuah film.

Akan tetapi, ketika ditanya terkait potensinya menjadi aktor, Lucky dengan tegasnya mengatakan enggat tertarik dan tak mungkin pernah terjadi, bahkan untuk sekadar jadi cameo sekalipun. Soalnya, dia mengaku tak suka difoto, tak suka berada di depan layar, dan juga enggak bisa menghapal sehingga menurutnya mustahil untuk menjadi seorang aktor.

Terlepas dari enggak tertariknya Lucky untuk menjadi seorang aktor, dia tetap memuji profesi tersebut sebagai sebuah pekerjaan yang sulit. “Menurut saya aktor adalah salah satu pekerjaan tersulit. Karena kalian harus rapuh banget di depan kamera dan harus mengulik-ngulik drama hidup kalian. Saya bukan orang yang seperti itu, jadi itu enggak akan pernah terjadi,”

Sutradara yang Lebih Menghargai Proses ketimbang Pencapaian

Profil Lucky Kuswandi Sutradara Ali & Ratu Ratu Queens
Profil Lucky Kuswandi Sutradara Ali & Ratu Ratu Queens Via Dok. Netflix.

Sejak berkarier di dunia perfilman pada 2006, Lucky Kuswandi telah beberapa kali mendapatkan nominasi di berbagai ajang penghargaan, bahkan yang berada di level internasional. Salah satunya seperti di Festival Film Cannes di mana dia berhasil mendapat dua nominasi untuk film pendek garapannya yang berjudul The Fox Exploits the Tiger’s Might (2015).

Meski gagal di Cannes, film pendeknya itu tetap sukses meraih di ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival dan dua piala di Singapore International Film Festival, termasuk untuk kategori “Sutradara Terbaik Film Pendek Asia Tenggara”. Selain itu, Lucky pun sudah pernah mendapatkan tiga nominasi di ajang Piala Citra yang bisa dibilang sebagai acara penghargaan paling bergengsi di Indonesia.

Via Istimewa

Namun, Lucky mengaku bahwa sebenarnya dia tak pernah memasang target yang harus dicapain selama berkarier sebagai filmmaker, termasuk mendapat piala di ajang tertentu. Hal ini karena menurutnya produksi sebuah film bukanlah tentang pencapaian, melainkan sebuah proses saat membuatnya. Dia pun mengaku tak peduli dengan respons terhadap filmnya atau apakah karyanya akan mendapat penghargaan.

“Bagi saya, perjalanan saya tumbuh sebagai manusia itu terjadi ketika saya berproses membuatnya. Karena saya belajar banyak, seperti sifat manusia atau diri saya sendiri. Jadi, pencapaiannya di situ kalau buat saya. Seperti yang Ali bilang di film, ‘Enggak ada yang sempurna. Itu semua tentang proses yang membahagiakan,” ucap pria yang juga menyutradarai film Galih dan Ratna  (2017) tersebut.

Pesan Lucky Kuswandi kepada Para Calon Filmmaker Muda

Via Istimewa

Pada akhir wawancaranya bersama KINCIR, Lucky Kuswandi pun menyampaikan pesan kepada para calon filmmaker muda terkait apa yang harus dimiliki seorang pembuat film serta prosesnya. Menurutnya, hal terpenting dalam menjadi seorang filmmaker adalah komitmen dan waktu. Sebab, kedua hal itu sangat berperan besar dalam proses pembuatan film.

Hal ini karena menurutnya proses pembuatan sebuah film itu enggak bisa secara cepat sehingga membutuhkan komitmen dan waktu dari sang sutradara. Lucky pun lebih lanjut menjelaskan bahwa proses untuk mengeksplorasi berbagai elemen dari filmnya membutuhkan waktu yang lama dan tak bisa diburu-buru. “Jadi, menurut saya yang paling penting itu punya komitmen dan waktu,” pungkasnya.

Selain itu, Lucky Kuswandi juga memberikan sedikit “wejangan” kepada para calon filmmaker muda dalam mencoba menggapai mimpinya di dunia perfilman. Dia pun memberikan contoh dari film animasi Soul (2020) yang menurutnya film tersebut berbicara tentang mimpi, tapi secara realistis. Sebab, menurutnya di film tersebut terselip pesan agar mimpi yang kita punya tak terlalu mengorbankan banyak hal.

“Buat saya itu menjadi (pesan) yang terpenting. Maksudnya, kita boleh punya sebuah mimpi yang sangat besar. Dan tentunya kita harus kerja keras buat bisa mencapainya. Namun, jangan sampai mimpi itu akhirnya menghancurkan hal lain, seperti hidup kalian cuma tentang itu ataupun merusak hubungan kalian dengan keluarga dan teman,” tutupnya.

***

Kalian tentunya juga bisa belajar membuat film dari sejumlah karya yang dibuat oleh Lucky Kuswandi Jangan lupa saksikan film terbaru Lucky, yaitu Ali & Ratu Ratu Queens yang bisa kalian tonton di layanan streaming Netflix. Jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai kisah inspiratif seputar film lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.