– Lebih dari dua tahun penggemar meminta, Justice League Snyder Cut akhirnya diizinkan untuk dirilis.
– Usaha Zack Snyder membuat film ini ternyata penuh lika-liku!
Setelah sekian lama membuat film superhero, Warner Bros. dan DC akhirnya meluncurkan semesta film superhero yang diberi nama DC Extended Universe (DCEU) pada 2013. DCEU dibuka dengan perilisan film Man of Steel (2013) yang digarap oleh sutradara Zack Snyder. Enggak hanya satu, Snyder bahkan menggarap dua film lainnya untuk DCEU.
Dua film DCEU garapan Snyder setelah Man of Steel adalah Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) dan Justice League (2017). Namun di antara ketiga film DCEU garapannya Snyder, proses penggarapan Justice League bisa dibilang yang paling enggak mulus. Banyak konflik dan kontroversi terjadi saat penggarapan film ini, hingga akhirnya muncul Justice League versi lain yang dikenal sebagai Snyder Cut.
Nah, seperti apa lika-liku perjalanan Justice League Snyder Cut, dari konflik penggarapannya hingga akhirnya bisa dirilis di HBO Max? Yuk, simak!
1. April 2014, Zack Snyder resmi menjadi sutradara Justice League.
Tujuh tahun setelah merilis Superman Returns (2006), Warner Bros. memutuskan untuk me-reboot film Superman dengan merilis Man of Steel. Kesuksesan Man of Steel membuat Warner Bros. percaya diri untuk menggarap sekuelnya dan film Justice League. Pada Juni 2013, sutradara Man of Steel, yaitu Zack Snyder, kembali dipercayakan untuk menggarap sekuelnya yang akhirnya diberi judul Batman v Superman: Dawn of Justice.
Setahun setelahnya, tepatnya pada April 2014, Warner Bros. kembali mempercayakan proyek Justice League kepada Snyder. Bahkan pada Oktober 2014, Warner Bros. begitu percaya diri dengan mengumumkan bahwa Justice League bakal hadir dalam dua film, yaitu film pertama yang dijadwalkan rilis pada 2017 dan film kedua yang direncanakan rilis pada 2019.
2. Proses syuting resmi dimulai pada 11 April 2016.
Enggak lama setelah perilisan Batman v Superman: Dawn of Justice, Snyder dan Warner Bros. melakukan proses syuting Justice League yang diadakan di Inggris, Amerika Serikat, dan Islandia.
3. Mei 2016, Warner Bros. mengutus Geoff Johns dan Jon Berg untuk mengawasi proses syuting.
Batman v Superman: Dawn of Justice memang sukses besar secara pendapatan. Namun, film tersebut mendapatkan banyak kritikan karena dianggap terlalu gelap. Alhasil, Warner Bros. ingin Justice League hadir dengan nuansa yang lebih terang. CEO Warner Bros. pada saat itu, yaitu Kevin Tsujihara, menugaskan Chief Creative Officer (CCO) DC Entertainment, Geoff Johns, dan kepala produksi Warner Bros., yaitu Jon Berg, untuk mengawasi proses syuting Justice League.
Dilansir Variety, Johns dan Berg diperintahkan untuk selalu berada di lokasi syuting setiap hari. Namun, Snyder mengakui bahwa kehadiran mereka sebenarnya enggak terlalu mengganggunya. Menurut Snyder, ide serta humor yang ingin ditambahkan Johns dan Berg masih dalam batas wajar.
4. Berlangsung selama enam bulan, proses syuting pun selesai pada 7 Oktober 2016.
Snyder mengumumkan berakhirnya syuting Justice League lewat sebuah video singkat behind the scene yang diunggah di akun Twitter-nya.
5. Januari 2017, Snyder menunjukkan draf pertama proses editing kepada Warner Bros.
Tiga bulan setelah menyelesaikan proses syuting, Snyder akhirnya menunjukkan draf pertama Justice League kepada Kevin Tsujihara. Walau Snyder telah berusaha membuat Justice League enggak segelap Batman v Superman: Dawn of Justice, Tsujihara tetap enggak puas dengan apa yang telah dikerjakan oleh Snyder.
Tsujihara enggak setuju dengan durasi Justice League yang lebih dari tiga jam. Dia kemudian memerintahkan Snyder untuk memangkas film tersebut hingga hanya berdurasi dua jam. Snyder mengaku sempat bingung untuk mengikuti permintaannya Tsujihara. Jika filmnya dipangkas menjadi dua jam, Snyder harus merelakan berbagai adegan komedi yang juga diinginkan oleh Warner Bros.
Selain menyuruh Snyder untuk memangkas filmnya, Warner Bros. kemudian merekrut sutradara dua film pertama Avengers, yaitu Joss Whedon, untuk menulis ulang naskah Justice League, sekaligus membantu proses syuting tambahan. Snyder pun enggak mempermasalahkan keterlibatannya Whedon dan berpikir bahwa Whedon bakal membantunya dalam menulis beberapa adegan keren.
6. Mei 2017, Snyder mundur di tengah proses pascaproduksi yang belum rampung.
Salah satu alasan terbesar Snyder memilih mundur dari proyek Justice League karena kematian salah satu anaknya. Pada Maret 2017, anaknya yang bernama Autumn Snyder meninggal karena bunuh diri. Berduka karena kepergian anaknya, Snyder memutuskan untuk istirahat dan fokus pada keluarganya, terutama kepada anak-anaknya.
Lalu pada Januari 2021, Snyder akhirnya mengungkapkan alasan lainnya dia memutuskan mundur dari proyek Justice League. Rasa dukanya terhadap kepergian anaknya membuat Snyder merasa enggak punya energi untuk berdebat dan memperjuangkan visinya dengan Warner Bros. Snyder juga memastikan bahwa pengunduran dirinya merupakan keputusan murni dari dirinya sendiri.
Dengan mundurnya Snyder, proses penggarapan Justice League kemudian diambil alih oleh Joss Whedon. Sempat tersiar kabar bahwa Snyder yang memilih Whedon untuk menggantikan posisinya. Namun pada Juli 2020, Snyder membantah kabar tersebut dan mengatakan bahwa Warner Bros. yang membuat keputusan untuk mengangkat Whedon sebagai penggantinya.
7. Joss Whedon mengadakan proses syuting ulang pada Juli 2017.
Dalam waktu yang begitu mepet dengan perilisan Justice League, Whedon memulai syuting ulang yang dilaksanakan di London dan Los Angeles. Untuk syuting ulang ini, Whedon dikabarkan sampai menambahkan naskah baru hingga 80 halaman. Syuting ulang yang dilakukan Whedon bertujuan untuk membuat Justice League menjadi film yang lebih cerah dan lebih banyak humor.
Proses syuting ulang sempat membuat dua aktornya kerepotan, yaitu Ezra Miller dan Henry Cavill. Miller sedang syuting Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald (2018) ketika proses syuting ulang Justice League dilaksanakan. Berhubung Fantastic Beasts juga di bawah naungan Warner Bros., Miller lebih mudah mendapatkan izin.
Di sisi lain, Warner Bros. sempat kesulitan untuk mengajak Cavill mengikuti syuting ulang karena aktor tersebut sedang melakukan syuting Mission: Impossible – Fallout (2018). Paramount Pictures mengizinkan Cavill mengikuti syuting ulang Justice League, dengan syarat bahwa kumis sang aktor enggak boleh dicukur. Yap, Cavill memang dituntut tampil dengan kumis di Mission: Impossible – Fallout.
Alhasil, Whedon harus “menghilangkan” kumis Cavill dengan menggunakan CGI. Itulah sebabnya, bibir Cavill terlihat sedikit aneh di Justice League. Biaya syuting tambahan yang berlangsung selama dua bulan ini pun enggak main-main, yaitu sebanyak 25 juta dolar (sekitar Rp361 miliar). Angka tersebut terbilang sangat besar jika dibandingkan dengan biaya syuting ulang film Hollywood lainnya.
8. Justice League tetap dirilis sesuai jadwalnya, yaitu pada 17 November 2017.
Walau mengalami banyak konflik dalam proses penggarapan Justice League, Warner Bros. tetap kekeh untuk merilis film ini sesuai jadwal yang seharusnya, yaitu 17 November 2017. Dilansir The Wrap, Warner Bros. mengumumkan rencana merger dengan perusahaan AT&T pada Oktober 2016. Jika Justice League diundur Kevin Tsujihara khawatir mereka enggak bakal dapat uang bonus sebelum merger terjadi.
Niatnya ingin menyenangkan penonton dan kritikus dengan suasana film yang lebih cerah. Kenyataannya, Justice League malah enggak disambut dengan baik oleh penonton maupun kritikus. Film ini hanya mendapatkan skor 40% di Rotten Tomatoes dan skor 6,3 di IMDb. Ditambah lagi, wajah Superman sempat jadi bulan-bulanan di internet, karena CGI yang kurang sempurna untuk menutupi kumisnya Cavill.
Selain dari penilaian, Justice League juga memperoleh pendapatan yang enggak memuaskan. Di Amerika Serikat, film ini hanya mendapatkan 93,8 juta dolar (sekitar Rp1,3 triliun) selama opening weekend-nya. Angka tersebut tentu saja sangat kecil jika dibandingkan dengan pendapatan opening weekend Batman v Superman: Dawn of Justice yang mencapai 166 juta dolar (sekitar Rp2,3 triliun).
Dengan bujet 300 juta dolar (sekitar Rp4,3 triliun), Justice League hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 658 juta dolar (sekitar Rp9,4 triliun). Walau pendapatannya lebih besar dari bujet, Warner Bros. tetap merugi. Soalnya, bujet 300 juta dolar belum termasuk biaya lainnya, termasuk biaya promosi yang kabarnya mencapai 150 juta dolar (sekitar Rp2,1 triliun).
9. Penggemar yang kecewa membuat petisi perilisan Snyder Cut pada 23 November 2017.
Pihak yang sudah pasti paling kecewa dengan segala perubahan yang ditampilkan di Justice League adalah para penggemar DC. Hanya beberapa hari setelah perilisannya, seorang penggemar yang bernama Roberto Mata membuat sebuah petisi yang meminta Warner Bros. untuk merilis Justice League versi Snyder Cut. Petisi tersebut bahkan telah ditandatangani oleh hampir 180.000 orang.
Bersamaan dengan kemunculan petisi, tagar #ReleaseTheSnyderCut juga mulai beredar di internet. Para penggemar mulai “menyerang” berbagai media sosial Warner Bros. dengan tagar #ReleaseTheSnyderCut. Saking niatnya, seorang penggemar bernama Fiona Zheng sampai membuat situs forsnydercut.com untuk membantu gerakan perilisan Snyder Cut.
10. Juli 2019, penggemar “menyerang” San Diego Comic-Con 2019 dengan spanduk Snyder Cut.
Menjelang San Diego Comic Con 2019, para pendukung gerakan Snyder Cut melakukan penggalangan dana di GoFundMe dan berhasil mengumpulkan 20.000 dolar (sekitar Rp288 juta). Setengah uang tersebut kemudian didonasikan ke American Foundation for Suicide Prevention sebagai bentuk penghormatan atas kematian anaknya Snyder. Sisanya, mereka gunakan untuk membanjiri San Diego Comic Con 2019 dengan kampanye Snyder Cut.
Dengan uang yang tersisa, pendukung gerakan Snyder Cut memasang baliho besar di dekat tempat penyelenggaraan San Diego Comic-Con 2019 untuk meminta Warner Bros. merilis Snyder Cut, iklan di beberapa halte bus yang ada di sekitar tempat acara, hingga menyewa pesawat yang membawa spanduk bertuliskan “WB #ReleaseTheSnyderCut of Justice League”. Pesawat tersebut kemudian terbang mengelilingi tempat pelaksanaan San Diego Comic-Con 2019.
11. Gal Gadot, Ray Fisher, dan Ben Affleck mendukung gerakan #ReleaseTheSnyderCut pada 17 November 2019.
17 November 2019 menjadi peringatan dua tahun dirilisnya Justice League di bioskop. Secara mengejutkan, pemeran Wonder Woman, yaitu Gal Gadot, merayakan dua tahun dirilisnya Justice League dengan tweet #ReleaseTheSnyderCut di akun Twitter-nya. Apa yang dilakukan Gadot kemudian diikuti oleh pemeran Batman dan Cyborg, yaitu Ben Affleck, dan Ray Fisher. Kedua aktor tersebut juga nge-tweet #ReleaseTheSnyderCut di akun Twitter mereka.
12. Desember 2019, Snyder membuktikan bahwa Snyder Cut memang benar-benar ada.
Walau banyak penggemar yang mendesak perilisan Snyder Cut, nyatanya banyak juga orang yang menyangsikan apakah Snyder Cut memang benar-benar ada. Lewat media sosial Vero, Snyder mengunggah foto deretan kotak logam berisi gulungan film yang ditempeli dengan label bertuliskan “Z.S.”, “JL”, dan “Director’s Cut”.
13. Snyder mengumumkan perilisan Snyder Cut pada 20 Mei 2020.
Setelah lebih dari dua tahun berusaha, keinginan penggemar untuk bisa menyaksikan Snyder Cut akhirnya dikabulkan. Saat melakukan online screening Man of Steel bersama penggemar pada 20 Mei 2020, Snyder mengumumkan bahwa Snyder Cut mendapatkan lampu hijau dari WarnerMedia untuk dirilis. Ternyata, Snyder dan para petinggi WarnerMedia telah melakukan diskusi tentang Snyder Cut enggak lama setelah perayaan dua tahun perilisan Justice League.
WarnerMedia awalnya ingin merilis Snyder Cut dalam keadaan belum selesai dipoles. Namun, Snyder menolaknya dan memaksa untuk menyelesaikan Snyder Cut sebelum merilisnya. Setelah melakukan berbagai diskusi dan pertemuan pada Februari 2020, WarnerMedia akhirnya mengizinkan perilisan Snyder Cut di HBO Max. Menariknya lagi, Snyder mengumumkan perilisan Snyder Cut kepada publik hanya tujuh hari sebelum HBO Max dirilis.
Walau belum pernah menonton versi bioskop yang digarap oleh Whedon, Snyder menjamin bahwa Snyder Cut bakal menampilkan pengalaman yang berbeda dari Justice League versi bioskop.
14. 18 Juni 2020, Snyder dan HBO Max merilis video teaser perdana Snyder Cut.
Hanya sebulan setelah mengumumkan perilisan Snyder Cut, Snyder dan HBO Max langsung merilis teaser perdananya. Menariknya lagi, video tersebut langsung memperlihatkan penampakan Darkseid, karakter yang sama sekali enggak muncul di Justice League versi bioskop.
15. Pemeran Cyborg, Ray Fisher, mulai mengungkapkan perilaku buruk Joss Whedon mulai 29 Juni 2020.
Fisher menggegerkan penggemar dengan mengunggah video di akun Twitter-nya yang memperlihatkan dirinya sedang memberikan pujian kepada Whedon saat melakukan promosi Justice League. Di video tersebut, Fisher menambahkan caption bahwa dia resmi menarik segala pujiannya kepada Whedon. Lalu pada 2 Juli 2020, Fisher kembali membuat tweet yang menyebutkan bahwa Whedon berperilaku kasar dan enggak profesional selama proses syuting ulang Justice League.
Fisher pun enggak hanya mengungkapkan perilaku buruk Whedon saja. Pada Agustus 2020, Fisher menyebutkan bahwa Geoff Johns, orang yang ditugaskan Warner Bros. untuk mengawasi syuting Justice League, pernah mengancam karier Fisher karena sang aktor berusaha menyampaikan keluhannya selama proses syuting ulang.
16. Snyder dan HBO Max akhirnya merilis trailer perdana Snyder Cut di acara DC FanDome pada 22 Agustus 2020.
Darkseid akhirnya tampil lebih jelas di trailer perdananya Snyder Cut. Selain itu, kalian juga menemukan banyak adegan baru yang enggak bakal kalian temukan di Justice League versi bioskop. Namun, trailer yang dirilis saat DC FanDome sempat hilang di kanal YouTube-nya HBO Max. Lalu pada 17 November 2020, HBO Max kembali merilis trailer Snyder Cut yang enggak jauh berbeda dengan trailer yang dirilis di DC FanDome.
17. Pemeran Aquaman, Jason Momoa, juga buka suara pada 15 September 2020 mengenai perlakuan buruk yang diterimanya selama proses syuting ulang.
Fisher bukan satu-satunya aktor Justice League yang merasa mendapatkan perlakuan buruk dari Joss Whedon. Tiga bulan setelah Fisher buka suara, Momoa memberikan dukungannya kepada Fisher lewat akun Instagram-nya. Selain dukungan, Momoa juga mengakui bahwa dia dan yang lainnya memang mendapatkan perilaku menyebalkan selama syuting ulang.
18. Oktober 2020, Snyder melakukan syuting tambahan Snyder Cut dengan beberapa aktor.
Tak hanya diizinkan untuk menyelesaikan Snyder Cut, HBO Max ternyata juga mengizinkan Snyder untuk melakukan syuting tambahan untuk Snyder Cut. Snyder bahkan diberikan bujet tambahan sebanyak 70 juta dolar (sekitar Rp1 triliun) untuk melakukan proses syuting tambahan. Namun, Snyder harus merelakan hal lain agar Snyder Cut bisa selesai sesuai dengan visinya.
Snyder mengaku bahwa dirinya memilih enggak digaji untuk menyelesaikan Snyder Cut. Alasannya, Snyder enggak mau kehilangan kendali atas visinya sendiri. Untuk menghasilkan Snyder Cut yang sesuai harapannya, Snyder mengajak Ben Affleck, Ray Fisher, Ezra Miller, Amber Heard, Joe Manganiello, dan Jared Leto. Yap, Snyder secara mengejutkan menghadirkan Joker versi Leto di Snyder Cut.
Snyder sejak awal memang punya impian untuk membuat konflik antara Batman dan Joker di sekuel Justice League. Namun saat Snyder mundur, dia sadar bahwa impiannya tersebut mungkin enggak bakal terwujud. Jadi begitu HBO Max memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Snyder Cut, Snyder akhirnya meminta proses syuting tambahan agar bisa merealisasikan pertemuan Batman dan Joker versinya.
Snyder juga menjelaskan bahwa syuting tambahan yang dilakukannya hanya untuk menambah adegan Snyder Cut sebanyak 4—5 menit. Soalnya, sebagian besar footage yang diinginkan oleh Snyder telah diambil saat proses syuting pada 2016 lalu.
19. Snyder mengungkapkan bahwa Snyder Cut bakal mendapatkan rating “R” atau dewasa pada 14 Desember 2020.
Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan Justice League versi bioskop yang mendapatkan rating “PG-13” atau untuk 13 tahun ke atas.
20. 17 Desember 2020, Gal Gadot juga mengakui bahwa dirinya mengalami perlakuan buruk dari Joss Whedon.
Gadot mengaku bahwa dia langsung memberi tahu perlakuan buruk Whedon kepada atasan dan mereka langsung mengurusnya. Gadot juga ikut senang karena Ray Fisher berani mengungkapkan kebenaran atas perilakunya Whedon.
21. Januari 2021, Snyder mengonfirmasi bahwa proses penggarapan Snyder Cut telah selesai dan mengumumkan tanggal rilisnya.
Selain mengabarkan filmnya telah selesai, Snyder juga mengonfirmasi bahwa filmnya bakal berdurasi selama empat jam. Lewat poster, Snyder mengumumkan bahwa Snyder Cut bakal dirilis pada 18 Maret 2021.
22. Snyder Cut sempat bocor duluan di HBO Max pada 9 Maret 2021.
Ada beberapa pelanggan HBO Max yang beruntung bisa menonton Snyder Cut sebelum waktunya. Penonton yang beruntung tersebut awalnya ingin menonton Tom & Jerry (2021). Alih-alih Tom & Jerry, penonton tersebut malah menyaksikan Snyder Cut selama dua jam. HBO Max kabarnya langsung memperbaiki masalah tersebut dalam beberapa menit. Kenyataannya, ada pelanggan HBO Max yang mengaku menonton telah Snyder Cut sampai habis saat masalah tersebut terjadi.
***
Itulah lika-liku perjalanan Justice League Snyder Cut atau yang memiliki nama resmi Zack Snyder’s Justice League hingga akhirnya bisa dirilis. Dari perjalanan di atas, bisa dilihat bahwa penggemar punya peran besar dalam terwujudnya Snyder Cut. Apakah kalian dulu yang termasuk mendukung gerakan #ReleaseTheSnyderCut?
Snyder Cut bakal dirilis di HBO Max pada 18 Maret 2021. Untuk penonton Indonesia, kalian bisa menyaksikan film ini lewat HBO GO. Lalu, jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!