– Karakter-karakter film di Indonesia ini adalah korban ghosting yang bikin penonton menangis bersama.
– Ghosting alias ditinggalkan tanpa kabar memberikan rasa perih tersendiri yang menjadi candu buat penonton.
Satu hal yang bikin banyak orang sulit untuk melupakan mantan sebetulnya bukanlah cinta, tetapi karena adanya unfinished business, alias masalah yang enggak diselesaikan sebelum putus. Ghosting, alias menghilang tanpa kabar, adalah bentuk unfinished business yang bisa membuat seseorang menjadi depresi dan sulit untuk melupakan seseorang.
Namun, kisah putus cinta selalu memiliki banyak penggemar. Dia mengingatkan kita akan rasa sakit karena enggak bisa memiliki seseorang di masa lalu. Meskipun perih, perasaan itu kayak candu yang bikin kamu ketagihan. Itulah alasan mengapa ada banyak film Indonesia yang mengambil tema putus cinta akibat di-ghosting.
Nah, dari sekian banyak tokoh film Indonesia yang ditinggalkan begitu aja tanpa pesan, mana yang nasibnya paling mengenaskan? Mari ratapi kesedihan bersama mereka.
5. Cinta (Ada Apa dengan Cinta? 2)
Masalah unfinished business ini enggak cuma bisa dilakukan sama cowok playboy, lho. Cowok pendiam, nerd, geek, yang hobi menuangkan perasaan lewat foto dan puisi juga bisa menjadi pelaku ghosting jahat! Seperti si Rangga ini, contohnya.
Meskipun sudah bertunangan sama Trian, Cinta enggak bisa melupakan mantan kekasihnya di New York, Rangga. Karena apa? Karena dia enggak tahu kenapa Rangga meninggalkan dia! Apakah karena LDR? Atau karena Rangga udah ketemu bule cantik? Jawabannya salah, karena ternyata Rangga meninggalkan Cinta tanpa alasan cuma karena merasa bahwa dia enggak pantas sama Cinta dan merasa enggak bisa menjaga Cinta!
Alasan semegah apa pun tetap enggak berharga kalau enggak pernah disampaikan. Ending film Ada Apa dengan Cinta? 2 (2016) ini pun jadinya mengecewakan karena sebetulnya Cinta enggak perlu lagi menjadi bucin demi cowok yang dulu udah pernah menelantarkan perasaannya.
4. Marini (Cintaku di Kampus Biru)
Pada masanya, Roy Marten dengan peran Anton Rorimpandey memang pernah menjadi ikon mahasiswa playboy nan menawan. Dalam film Cintaku di Kampus Biru (1976), Anton Rorimpandey adalah seorang mahasiswa gondrong dan aktivis BEM yang kritis sekaligus romantis.
Di awal cerita, Anton sebetulnya sudah punya pacar bernama Marini, yang terus-menerus mengeluh kenapa Anton hobi ‘ngilang’ dan sering mengingkari janji. Well, bagaimana enggak? Anton udah menaruh hati sama mahasiswi lain yang dia temui di perpustakaan.
Marini, yang diperankan sama Yati Octavia, pada akhirnya menyerah karena Anton terus-menerus menghilang dan enggak memberikannya kejelasan. Akhirnya, Marini pacaran dengan teman Anton dan Anton pun berbahagia dengan pacar barunya. Terlepas dari ending yang melegakan buat semua pihak, Anton Rorimpandey ini enggak gentle banget karena enggak gamblang bilang ke Marini kalau dia udah bosen.
3. Richard (Love for Sale)
Buah jatuh biasanya enggak jauh dari pohonnya, tetapi soal peran, kayaknya nasib Gading Marten beda banget, nih, sama sang ayah, Roy Marten. Di saat Roy Marten berhasil bikin patah hati cewek cantik di Cintaku di Kampus Biru, sang anak malah menjadi pria super bucin dalam film Love for Sale (2018).
Gading berperan sebagai Richard, cowok pemilik percetakan yang menyebalkan, galak, dan enggak punya pacar. Suatu hari, dia menyewa cewek bernama Arini dalam aplikasi Love for Sale untuk menemaninya ke pernikahan. Siapa yang menyangka kalau Richard salah memesan jangka waktu penyewaan dan akhirnya harus berurusan sama Arini dalam waktu lama.
Ketika kontrak Arini habis, dia pergi tanpa pamit. Richard yang sudah telanjur jatuh cinta pun begitu kehilangan bahkan membuat selebaran untuk mencari Arini. Sebetulnya, Arini enggak salah, sih, karena hubungan mereka toh berdasarkan kontrak, cuma mungkin kurang sopan aja mengakhiri kontrak tanpa pamit.
2. Doel (Si Doel the Movie)
Nasib baik memang enggak pernah lama berpihak pada Kasdullah alias Si Doel. Walaupun berhasil untuk kuliah dan direbutin sama dua orang cewek berkualitas, Doel selalu menemui kemalangan karena sifatnya yang enggak tegas.
Sudah menikah dengan Sarah dan jadi mapan, dia malah merusak hal tersebut karena masih selalu peduli sama Zaenab. Sarah yang merasa enggak dihargai pun kemudian pergi, meninggalkan Doel yang merana dan mempengaruhi kariernya.
Walaupun perilaku Si Doel ini enggak bisa dibenarkan, tetapi Sarah pun enggak sebaiknya pergi tanpa pamit. Wajarlah jika di dalam trilogi Si Doel the Movie, pria betawi ini selalu digambarkan dengan wajah suram dan tanpa harapan, karena siapa, sih, yang enggak putus asa ditinggal istri?
1. Jatmiko (Sobat Ambyar)
Ini dia ketua dari geng korban ghosting: Jatmiko di Sobat Ambyar (2021). Pria yang berprofesi sebagai pemilik kedai ini jatuh cinta sama Saras, pelanggan tetap di kedainya yang hobi minum kopi sambil mengerjakan skripsi. Setelah pendekatan sekian lama, Saras pun ‘menggoda’ Jatmiko dan bertanya apakah da ingin pacaran dengan Saras. Dengan gugup, Jatmiko pun mengiyakan dan dimulailah kisah manis mereka berdua di Solo.
Namun, setelah Saras pulang kampung untuk sementara waktu, dia tiba-tiba memutuskan komunikasi. Brengseknya lagi, ketika Jatmiko menyusul ke Surabaya untuk memberikan kado, Saras menolak kado itu dan mengatakan kalau kadonya lebih baik dibawa pulang. Masih kurang ngenes? Pada saat Jatmiko sudah berhasil buat move-on, Saras datang lagi, menawarkan pertemanan sambil sedikit playing victim.
Terlepas dari hubungan Jatmiko-Saras yang sebatas pacaran, enggak etis saja, sih, mengganggu mantan yang sudah kita sakiti dan kita usir. Saras memang sosok yang kejam dan self-centered.
Bonus: Siska (Badai Pasti Berlalu)
Walaupun merupakan istilah baru, tetapi fenomena ghosting ini sudah ada sejak zaman dulu, lho. Dalam film Badai Pasti Berlalu (1977), Christine Hakim berperan sebagai Siska, seorang perempuan yang ditinggal begitu aja sama tunangannya yang menghamili sahabatnya sendiri.
Ghosting ala tunangan Siska ini memang sangat merusak. Pasalnya, pertunangan adalah hal sakral yang melibatkan dua keluarga. Kalau memang udah enggak suka sama Siska, tentunya enggak usah berpura-pura dan tinggalkan dirinya sebelum pertunangan dimulai.
Penokohan Siska yang ngenes ini memang sukses bikin baper. Apalagi, jalan yang dia lalui menuju cinta sejati pun cukup terjal pasca ditinggalkan tunangannya.
***
Para korban ghosting di atas memberikan kita pelajaran: Jika seseorang sudah meninggalkan kita tanpa kabar, itu artinya dia memang sudah enggak menganggap kita lagi. Jadi, kalau kamu juga menjadi korban ghosting, sedih boleh, tetapi enggak usah mengemis cinta. Segera move on, perbaiki diri, dan perluas pergaulan.
Nah, dari urutan tokoh film Indonesia di atas yang jadi korban ghosting, mana yang menurutmu paling ngenes?