– Selain Hollywood, sejumlah film Indonesia juga ada yang menampilkan tema LGBT.
– Meski kena kontroversi, deretan film ini justru berjaya di berbagai ajang penghargaan.
Dalam beberapa dekade terakhir ini, industri persinemaan Hollywood kerap memasukkan tema LGBT ke sejumlah filmnya. Hal ini pun dilakukan dengan berbagai macam cara. Entah itu membuat fokus utama dari ceritanya mengusung tema LGBT atau hanya sekadar menampilkan karakter yang menjadi bagian dari komunitas tersebut.
Namun, film dengan tema LGBT enggak cuma ada di Hollywood saja, tetapi juga Indonesia. Yap, meski masih menjadi topik yang tabu dan kontroversial, ada beberapa sineas lokal yang berani membuat film Indonesia yang didalamnya terdapat tema LGBT. Bahkan, terlepas dari kontroversinya di Tanah Air, beberapa film Indonesia tersebut justru berhasil meraih penghargaan di kancah internasional.
Penasaran apa saja film Indonesia yang mengandung tema LGBT di dalamnya? Langsung saja kalian simak pembahasannya di bawah ini!
1. Istana Kecantikan (1988)
Film Indonesia bertema LGBT ternyata sudah ada sejak akhir era 1980-an dan mengusung judul Istana Kecantikan. Film ini mengisahkan Siska (Nurul Arifin) yang dihamili oleh pria bernama Sumitro yang enggak mau bertanggung jawab. Sebagai gantinya, Sumitro mencari pria lain untuk dinikahi oleh Siska dan kemudian pilihan tersebut jatuh kepada Niko (Mathias Muchus) yang disuruh segera menikah oleh orang tuanya.
Hal yang menjadi masalah adalah Niko merupakan seorang pria homoseksual yang sebenarnya juga punya pacar cowok bernama Toni yang bekerja sebagai pegawai salon. Rahasia Niko pun kemudian terbongkar oleh Siska yang memergoki suaminya tersebut sedang berpacaran dengan Toni. Parahnya, Siska justru memanfaatkan momen tersebut untuk merebut hati Toni yang tentunya bikin Niko murka.
Jalan cerita serta akting dari setiap pemain di film Istana Kecantikan ini pun mendapatkan respons yang terbilang positif. Buktinya, Istana Kecantikan berhasil meraih enam nominasi di ajang Festival Film Indonesia 1988, termasuk untuk “Film Terbaik”. Bahkan, Mathias Muchus yang berperan sebagai Niko di film ini berhasil membawa pulang piala sebagai “Aktor Terbaik” di ajang tersebut.
2. Arisan! (2003)
Disutradarai oleh Nia Dinata, Arisan! merupakan salah satu film Indonesia terpopuler pada awal era 2000-an. Namun, kepopuleran film yang mengisahkan kehidupan sosialita di Jakarta ini juga enggak terlepas dari kontroversi yang dihadirkan di dalamnya. Hal ini karena Arisan! menjadi film produksi lokal pertama yang menampilkan adegan ciuman antara dua orang pria sepanjang sejarah sinema Tanah Air.
Adegan ciuman tersebut pun dilakukan oleh Tora Sudiro dan Surya Saputra yang dikisahkan sebagai sepasang kekasih homoseksual dalam filmnya. Terlepas dari kontroversinya, Tora dan Surya justru berhasil meraih penghargaan di Piala Citra sebagai “Aktor Terbaik” dan “Aktor Pendukung Terbaik”. Selain itu, Arisan! juga sempat ditayangkan di Festival Film Asean yang dilangsungkan di Washington, Amerika Serikat.
3. Berbagi Suami (2006)
Berbagi Suami merupakan sebuah film Indonesia yang ceritanya dibagi atas tiga segmen yang masing-masing mengisahkan kehidupan wanita yang menjadi istri dari pria yang poligami. Dalam salah satu segmen ceritanya tersebut, kita ditampilkan dengan kisah Siti (Shanty) yang dinikahi oleh Pak Liknya yang sebenarnya sudah punya dua istri, yaitu Sri (Ria Irawan) dan Dwi (Rieke Diah Pitaloka).
Menariknya, menjelang akhir dari segmen cerita Siti tersebut, kita disajikan dengan tema LGBT dalam film yang kembali digarap oleh Nia Dinata ini. Soalnya, Siti dan Dwi ternyata menjalin hubungan sesama jenis sewaktu masih berstatus sebagai istrinya Pak Lik. Bahkan, mereka juga dikisahkan kabur dari rumah Pak Lik agar bisa hidup bahagia bersama.
4. Coklat Stroberi (2007)
Coklat Stroberi kehidupan dua mahasiswi bernama Key (Nadia Saphira) dan Citra (Marsha Timothy) yang kuliah di Jakarta. Mereka dikisahkan mengontrak sebuah rumah untuk tinggal bersama dan membayarnya dengan uang hasil kerja serabutan. Namun, ternyata pendapatan mereka tersebut enggak cukup untuk membayar kontrakan sehingga diancam akan diusir oleh sang pemilik.
Nah, sebagai solusi untuk meringankan pembayaran kontrakan, Key dan Citra pun mengajak pemuda bernama Nesta (Nino Fernandez) dan Aldi (Marrio Merdhitia) untuk tinggal bersama mereka. Akibat kerap menghabiskan waktu bersama, Key dan Citra pun menjadi suka terhadap Nesta dan Aldi. Namun, Nesta dan Aldi ternyata adalah sepasang kekasih sesama jenis yang tentunya bikin hubungan mereka jadi rumit.
5. Lovely Man (2011)
Disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja, Lovely Man mengisahkan seorang gadis pesantren bernama Cahaya (Raihaanun) yang pergi ke Jakarta untuk mencari ayahnya yang telah pergi sejak dia masih kecil. Sesampainya di Jakarta, Cahaya pun menemukan fakta bahwa sang ayah yang bernama Syaiful (Donny Damara) bekerja sebagai waria di Ibu Kota dengan nama panggilan Ipuy.
Kisah keluarga yang simpel tapi unik tersebut pun mendapatkan respons yang sangat positif dari berbagai ajang film internasional serta komunitas LGBT. Buktinya, Lovely Man berhasil meraih piala “Film Terbaik” di acara Tel Aviv International LGBT Film Festival 2012 yang digelar di Israel. Tak cuma itu, media besar internasional seperti The Hollywood Reporter juga memuji performa Donny Damara di film ini.
Meski begitu, Lovely Man justru mendapatkan kecaman yang cukup besar di Tanah Air dan sempat dicekal oleh salah satu organisasi masyarakat. Bahkan, akibat hal ini Lovely Man hanya sempat tayang selama enam hari saja di Indonesia.
6. Parts of the Heart (2012)
Lewat film Parts of the Heart ini, kita benar-benar disajikan dengan tema LGBT sepanjang filmnya berlangsung. Soalnya, film yang digarap oleh Paul Agusta ini menceritakan kehidupan seorang pria bernama Peter yang dikisahkan punya orientasi seksual homoseksual yang berharap bisa hidup dengan normal. Namun, Peter harus berusaha lebih keras untuk menggapai keinginannya tersebut.
Kehidupan Peter tersebut pun dihadirkan dengan cara yang unik, yaitu ceritanya dibagi dalam delapan segmen yang masing-masing mengisahkan kisah Peter dari usia 10 hingga 40 tahun. Peter dari setiap generasi pun diperankan oleh beberapa aktor ternama Indonesia, seperti Endy Arfian hingga Joko Anwar yang lebih dikenal sebagai sutradara Tanah Air.
7. Kucumbu Tubuh Indahku (2019)
Mungkin banyak dari kalian yang sudah enggak asing dengan film Indonesia bertema LGBT yang satu ini. Yap, Kucumbu Tubuh Indahku. Bagaimana enggak, pada saat perilisannya, film garapan Garin Nugroho ini sempat bikin heboh karena mengalami pencekalan oleh sejumlah kalangan masyarakat akibat dianggap mempromosikan LGBT ke penontonnya. Bahkan, film ini akhirnya dilarang tayang di tujuh kota di Indonesia.
Kucumbu Tubuh Indahku pada dasarnya mengisahkan kehidupan seorang penari Lengger yang sedang mencari jati dirinya. Nah, yang menjadi permasalahan di kalangan masyarakat adalah Lengger merupakan sebuah tarian di mana pria berdandan seperti wanita sehingga diduga mempromosikan LGBT. Padahal, tarian tersebut merupakan sebuah budaya dari wilayah Banyumas yang sudah ada sejak lama.
Terlepas dari kontroversinya tersebut, Kucumbu Tubuh Indahku justru mendapatkan apresiasi yang besar dari kritikus, baik lokal ataupun internasional. Buktinya, film yang dibintangi oleh Muhammad Khan dan Randy Pangalila ini berhasil memborong 8 penghargaan di Piala Citra 2019. Lalu, film ini juga berjaya di sejumlah ajang internasional, seperti Asia Pasific Screen Awards 2018.
***
Nah, itulah sejumlah film Indonesia yang mengandung unsur LGBT. Dari sejumlah film tersebut, manakah yang menjadi favorit kalian? Share pendapat kalian di bawah dan ikuti terus KINCIR untuk rekomendasi menarik seputar film lainnya, ya!