Beberapa hari yang lalu Electronic Arts (EA) kembali membuat geger penggemar game. Perusahaan yang terkenal dengan berbagai game multiplayer penuh mikrotransaksi ini menghina pemain game single player melalui kanal Twitter resmi mereka.
Ini bukanlah kali pertama perusahaan asal Amerika Serikat ini membuat ulah. Sebelumnya mereka mendapatkan reaksi negatif setelah pernyataan mereka yang mendukung sistem pay-to-win dalam game Star Wars Battlefront II pada tahun 2017 silam. Pernyataan tersebut bahkan memecahkan rekor sebagai komentar paling negatif dalam situs Reddit.
Cuitan EA Sports tentang game single player sendiri dapat kamu temukan di bawah ini:
They’re a 10 but they only like playing single-player games
— Electronic Arts (@EA) June 30, 2022
Dalam cuitan tersebut EA Sports berkata, “They’re a 10 but they only like playing single-player games,” yang bermakna bahwa buat apa menjadi orang yang dengan wajah sempurna jika hanya bermain game single-player.
Pernyataan tersebut tentunya langsung mengundang banyak sekali kecaman. Terlebih mengingat rekor buruk EA sebagai perusahaan yang menelurkan berbagai game multiplayer yang penuh dengan mikrotransaksi.
Padahal jika melihat kenyataan yang ada saat ini, banyak game single-player yang jauh lebih bagus ketimbang game multiplayer. Setidaknya terdapat 5 alasan yang membuat game single-player lebih bagus ketimbang multiplayer. Ingin tahu kenapa? Simak artikel KINCIR berikut ini ya!
Alasan game single player lebih baik dari multiplayer
1. Mendapat review yang jauh lebih baik
Salah satu bukti nyata dari tingginya kualitas game single player ketimbang game multiplayer yang EA buat, terlihat dari review yang game-game tersebut. Dalam situs Metacritic game single player seperti Spider-Man atau Horizon Forbidden West, memiliki nilai yang jauh lebih tinggi ketimbang game multiplayer yang EA keluarkan seperti Battlefield 2042 dan Star Wars Battlefront II.
Selain itu game single-player juga mendominasi penghargaan sebagai game of the year versi The Game Awards. Tercatat sejak penghargaan ini terbentuk pada tahun 2014, setidaknya terdapat enam game single player yang berhasil meraih penghargaan game terbaik. Sementara itu game multiplayer hanya mampu meraih dua penghargaan saja.
2. Punya jalan cerita yang jelas
Unsur storytelling adalah satu hal yang hanya tidak akan game multiplayer mampu tandingi. Untuk menciptakan sebuah game dengan unsur cerita yang apik, butuh waktu pengembangan yang memakan waktu yang tidak sedikit. Hal tersebut tentunya bertolak belakang dengan budaya yang game multiplayer miliki, yang harus mengeluarkan update dalam waktu singkat demi mempertahankan retensi para pemainnya.
The Last of Us, The Witcher 3, Telltale’s The Walking Dead, dan Spider-Man adalah sedikit contoh dari game single player yang memiliki kisah luar biasa. Mereka mampu membuat emosi pemain campur aduk, dengan jalan cerita yang membekas di hati. Sebuah hal yang game multiplayer manapun sulit untuk capai.
3. Bebas mikrotransaksi dan lootbox
Sistem mikrotransaksi melalui lootbox atau gacha merupakan salah satu musuh bersama dari para penggemar game saat ini. Kehadiran hal tersebut mendorong adanya sistem pay-to-win, yang mengharuskan pemain untuk “berjudi” untuk mendapatkan barang-barang bagus.
Misalnya dalam game waralaba FIFA Ultimate Team yang EA Sports telurkan, unsur tersebut sangatlah kental terasa. Melansir situs Dexerto, salah seorang pemain profesional FIFA bernama Ivan Lapanje mengaku jika ia harus menghabiskan setidaknya Rp25 juta untuk membuat timnya mampu bersaing dalam skena kompetitif game tersebut.
Dalam game single-player yang tidak memiliki unsur kompetitif, tentunya para pemain tidak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk membentuk karakter mereka menjadi jago. Hal tersebut karena adanya proses pembentukan karakter yang bersifat progresif, sehingga semakin jauh kamu terjun dalam cerita maka semakin bagus pula karakter yang akan kamu gunakan.
4. Budaya grinding game multiplayer yang tidak sehat
Melanjutkan topik soal mikrotransaksi dan lootbox, memang hal tersebut bukanlah satu-satunya hal yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan karakter atau items dalam sebuah game. Jika kamu tidak ingin mengeluarkan uang, kamu bisa grinding untuk mendapatkan kedua hal tersebut.
Sayangnya banyak sekali pengembang game yang mewajibkan para pemainnya untuk grinding secara berlebihan. Misalnya saja game Star Wars Battlefront II yang EA keluarkan, untuk mendapatkan karakter favorit seperti Luke Skywalker atau Darth Vader kamu harus grinding setidaknya selama 40 jam.
Jumlah tersebut tentunya sangatlah banyak dan setara dengan waktu bekerja dari pekerja kantoran dalam seminggu. Sangat lucu tentunya jika melihat video game yang dahulu menjadi pelepas penat selepas bekerja, kini malah memiliki bobot setara dengan pekerjaan yang kamu lakukan sehari-hari.
5. Game single-player bisa di-pause!
Sebuah alasan sederhana, namun tentunya memiliki dampak luar biasa. Saat bermain game single player, kamu bisa pause sesuka hati. Kebelet untuk buang air kecil saat bermain, kamu bisa pause tanpa harus menerima konsekuensi apapun.
Sementara itu jika kamu harus ke toilet saat bermain game multiplayer seperti Fortnite atau Call of Duty: Warzone, maka siap-siap saja kamu menjadi sasaran tembak pemain lain karena kamu sedang AFK.
***
Itulah beberapa alasan game single player lebih seru daripada multiplayer. Apakah kamu setuju dengan pendapat di atas?
Jangan lupa untuk terus kunjungi KINCIR untuk mendapatkan berita terbaru seputar video game lainnya!