5 Game Paling Buruk yang Pernah Dibikin Electronic Arts

Rasanya enggak akan pernah bosan buat ngomongin Electronic Arts (EA). Perusahaan video game yang merangkap developer sekaligus publisher ini dikenal suka bikin gamers di seluruh dunia kesal. Kebijakan uniknya dalam bikin game malah bikin game tersebut jadi semakin buruk.

Bukan cuma buruk, deretan game mereka juga banyak yang enggak layak buat dimainin. Apalagi kalau bukan gameplay yang sangat buruk. Belum lagi, fitur dan mode yang harusnya ada malah dihilangin. Merke juga sering nambahin mode yang enggak guna sama sekali.

Baca juga sebab-sebab lainnya di 7 Dosa Besar Electronic Arts sebagai Game Developer.

Yap, memang enggak semua game rilisan EA selalu jelek. Malah ada banyak game-game keren buatan EA seperti Battlefield, Need for Speed: Underground, atau seri FIFA. Sayangnya, prestasi tersebut seakan tertutupi oleh kecacatan game-game berkualitas buruk lainnya yang bakal dibahas di bawah ini.

 

1. Star Wars Battlefront II

Via Istimewa

Game Star Wars Battlefront II sebenarnya jauh dari kata jelek. Mode multiplayer-nya cukup bikin penggemar Star Wars ketagihan. Belum lagi efek visual yang memanjakan mata. Sayang, setelah seri pendahulunya mendapat kritik pedas, The Force lagi-lagi enggak menaungi Electronic Arts buat gamenya ini.

Alih-alih perbaikan dari seri sebelumnya lewat mode story/campaign, Battlefront II justru terkena kritik akibat gameplay yang begitu-gitu aja. Mode story yang nanggung juga dianggap nunjukin ketidakseriusan EA dalam menggarap cerita.

Baca juga dialog dalam film Star Wars yang sering dijadiin bahan bercandaan.

Lebih parahnya lagi, Battlefront II dianggap menipu penggemar setianya. Isu ini muncul setelah penggemar mengadu ke forum Reddit soal absennya karakter Darth Vader. Padahal, si penggemar udah beli kopian game versi premium. Setelah ditelusuri, Darth Vader baru bisa didapat setelah lo bermain selama 40 jam nonsetop. Itu pun belum pasti dapat karena sistem acak alias loot crates yang digunain.

Untuk memperbesar peluang mendapatkan karakter yang lo inginkan, EA memungkinkan lo untuk mendapatkan loot crates — tentunya dengan harga yang sepadan. Isu ini pun menjadi viral dan membuat calon pembeli membatalkan pre-order. Enggak mau rugi, EA kemudian menutup akses refund. Yap, inilah alasan mengapa Battlefront II begitu mengecewakan.

Enggak mengherankan, sih, Electronic Arts jadi salah satu perusahaan video game terburuk di dunia.

Kabar terbarunya, EA saat ini udah membuka akses karakter-karakter yang tadinya dikunci agar bisa dimainkan. Langkah yang tepat, atau telat?

 

2. Mass Effect: Andromeda

Via stimewa

Awal tahun lalu, Electronic Arts merilis reboot seri terbaik trilogi Mass Effect yang berjudul Mass Effect: Andromeda. Penggemar pun berharap banyak kepada game ini agar EA bisa bangkit dari keterpurukan. Alih-alih keren kayak trilogi orisinalnya, Mass Effect: Andromeda justru jadi salah satu kekecewaan terbesar yang pernah mereka alami.

Di saat trilogi orisinal Mass Effect dipuji habis-habisan. Grafisnya yang lebih maju, cerita menarik, serta karakter yang mengikat secara emosional, jadi alasan game Mass Effect dipuji. Apa yang disajikan EA lewat BioWare Montreal justru sebaliknya.

Jangan sampai lo enggak punya deretan game terbaik tahun 2017 yang bisa lo dapetin lewat Steam.

Kualitas grafis menjadi nilai paling minus di game ini. Efek visual terlihat seperti masih nyangkut di era 2000-an. Tentunya hal ini sangat ironis mengingat umur Mass Effect: Andromeda baru setahun. Plot yang disajikan begitu-gitu aja. Game ini terkesan banget ingin menarik lo secara emosional. Sayang, karena terlalu berusaha, game ini jadi terasa hampa.

 

3. Need for Speed: Payback

Via Istimewa

Entah kenapa, Electronic Arts terlihat masih tenggelam dalam bayang-bayang kejayaan Need for Speed: Underground. Seri Underground 2 menjadi salah satu game racing terbaik yang pernah dibuat oleh umat manusia. Untungnya, EA masih bisa mengimbanginya dengan Need for Speed: Most Wanted. Namun, taring Need for Speed semakin lama semakin rapuh oleh kehadiran game racing lain, khususnya Forza.

EA memunculkan harapan besar saat merilis cuplikan Need for Speed: Payback. Sayang, cuplikan yang terlihat epik tersebut ternyata cuma secuil gambaran apa yang akan benar-benar didapat dalam gamenya. Sebenarnya, secara gameplay Need for Speed: Payback tetap seru dan menyenangkan. Namun, jika dibandingkan para kompetitornya, game ini masih terasa ada yang kurang.

Di balik semua itu, hal yang bikin Need for Speed: Payback ngecewain adalah mode campaign yang didasari oleh keberuntungan pemainnya. Hal ini terasa banget saat lo ingin memperbarui atau memodifikasi mobil yang selama ini jadi keunggulan waralaba Need for Speed. Untuk dapetin mesin atau mobil baru, lo harus ngandelin keberuntungan lewat fitur "Speed Cards" yang keluar secara acak. Hasilnya, mode campaign pun jadi enggak layak untuk dituntaskan.

 

4. The Sims 4

Via Istimewa

Masih ingat meriahnya seri game The Sims? Kesuksesan game yang bisa bikin lo lupa makan ini masih bisa dicicipi oleh EA sebelum mereka melepas The Sims 4. Yap, The Sims 4 patut masuk sebagai salah satu game paling mengecewakan yang pernah dibuat oleh EA.

Sudah seharusnya game ini jauh lebih menarik, lebih canggih, dan punya fitur yang lebih beragam dibanding para pendahulunya. Electronic Arts sebenarnya berhasil melakukannya. Sayang, inovasi The Sims 4 hanya bisa lo rasakan di fitur pembelian atau bangun rumah. Sisanya, basi abis.

The Sims 4 patut disebut sebagai downgrade dari seri sebelumnya. Banyak fitur yang absen dan justru bisa lo temukan di The Sims 1 atau 2. Misalnya, slot sifat yang variatif atau pertumbuhan bayi yang enggak masuk masa balita.

Cari tahu juga game PC yang punya grafis enteng, tapi punya gameplay yang mentereng di sini.

Environment secara keseluruhan juga makin sempit dibandingin The Sims 3. Parahnya, EA menjanjikan fitur yang lebih kaya untuk The Sims 4 dalam iklannya. Ironisnya, penggemar hanya mendapat perubahan fitur-fitur kecil yang sebenarnya enggak begitu penting, seperti Sims yang bisa membuka surel saat sedang buang air.

EA sebenarnya memperbarui fitur emosi untuk The Sims 4. Sayang, fitur baru ini justru malah nunjukin ketidakseriusan EA dalam menggarap game ini. Saat penggemar berharap perubahan emosi Sims yang kompleks, mereka justri dihadapkan pada perubahan emosi yang lebih parah dibanding kelabilan remaja.

 

5. SimCity

Via Istimewa

SimCity alias SimCity 5 atau SimCity 2013 merupakan reboot dari seri SimCity 3000 yang populer pada masanya. Electronic Arts pun menjanjikan pembaruan dari segi fitur, mulai dari fitur konstruksi, overlay, maps, dan sebagainya. Harus diakui, EA sukses melakukannya dengan baik. Sayang, game ini punya satu kelemahan yang mereka anggap sepele yang ternyata berujung fatal.

Masalah sepele tersebut adalah koneksi internet. Yap, untuk mainin game ini, lo wajib terhubung dengan koneksi internet. Saat pertama kali dirilis, penggemar waralaba SimCity pun berbondong-bondong untuk segera menjadi arsitektur dan perancang kota virtual. Nah, gamers yang sering mainin game-game buatan EA masa kini pasti tahu betul apa yang terjadi selanjutnya.

Saat perilisan, masalah koneksi di server EA bikin impian para gamers untuk merancang kota idaman mereka buyar. Meski terhubung ke internet, padatnya server membuat pemain tetap enggak bisa masuk ke dalam game. EA mengklaim bahwa server enggak bisa berkerja baik tanpa kode khusus. Kebiasaan EA menipu pelanggannya pun lagi-lagi terbongkar setelah klaim tersebut terbukti hanya mengada-ngada.

Supaya bisa ngerasain langsung, cobain, ya, pilihan game simulator terbaik yang paling realistis.

Beberapa tahun setelah perilisan pun, SimCity pun tetap bermasalah di segi koneksi server. Karena harus selalu terhubung dengan internet, pengembangan game pun ikutan terhambat sesuai koneksi. SimCity juga dikenal dengan proses loading-nya yang superlelet.

***

Sebenarnya agak enggak adil jika kita semua bilang game-game di atas enggak punya kualitas. Masih ada banyak game lain yang nyatanya lebih jelek. Namun, untuk perusahaan game sekelas Electronic Arts, wajar jika gamers di seluruh dunia berharap lebih kepada game-game buatan mereka.

Nah, adakah di antara lo yang enggak setuju dengan ulasan di atas? Kalau iya, coba sertakan pendapat lo pada kolom komentar di bawah ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.