*Spoiler Alert: Review serial The Last of Us Episode 7 mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Enam episode sudah tersaji dalam serial The Last of Us. Namun, penonton enggak pernah benar-benar diberitahu soal latar belakang sosok Ellie. Siapa dia? Bagaimana kehidupan dia sebelum bertemu Marlene dan akhirnya bertualang dengan Joel? Pada episode ketujuh ini penonton akan disuguhkan soal latar belakang Ellie yang akhirnya bertemu Joel.
Meski jadi episode ketujuh dalam serial ini, tapi sejatinya ini adalah episode pertama bagi sosok Ellie. Agak mengherankan memang ketika latar belakang tokoh utama baru dijelaskan menjelang akhir-akhir season. Padahal kisah ini yang bikin penonton makin melekat dengan sosok anak rebel nan bandel tersebut.
Review serial The Last of Us episode 7
Menyelami masa lalu seorang Ellie
Joel berada di ambang nyawa setelah ditusuk oleh segerombolan orang ketika mengantar Ellie ke Universitas Colorado. Penusukan itu membuat Joel kritis dan nyaris enggak bisa ditolong. Joel meminta Ellie untuk kembali ke utara dan menemui Tommy. Dalam kegamangannya tersebut Ellie mengingat masa lalunya.
Maka serial ini kembali ke latar beberapa minggu sebelum episode pertama tayang. Hari paling bahagia sekaligus paling menyedihkan bagi Ellie. Penonton diajak menjumpai Ellie di asrama FEDRA. Saat itu ia baru saja kehilangan Riley yang beberapa waktu lalu kabur dari asrama. Namun pada suatu malam Riley tiba-tiba kembali ke kamar dan mengajak Ellie pergi.
Mereka berdua pergi ke sebuah mall yang sudah lama tutup, Mall ini jadi tempat Riley tinggal selama ia kabur. Riley bergabung dengan Fireflies dan tengah merencanakan sebuah misi. Malam itu adalah malam terakhir ia di Boston sebelum ditugaskan oleh Fireflies keluar kota. Ia ingin mengajak sahabat terdekatnya Ellie untuk bersenang-senang.
Ini pertama kali Ellie menginjakan kaki di sebuah mall dan merasakan hingar bingar suasana yang terdapat di sana. Semua begitu indah untuk Ellie sebelum pada akhirnya kebahagiaanya berbalik 180 derajat menjadi kesedihan yang paling nelangsa sepanjang usia.
Lebih berisi dari episode tiga
Banyak yang khawatir jika episode ini akan dibuat seperti episode tiga yang berujung sia-sia. Dari trailernya kita melihat jika episode ketujuh menampilkan sosok Ellie dan Riley yang punya kedekatan. Bagi mereka yang memainkan gamenya sudah pasti tahu jika Ellie adalah seorang lesbi karena itu kekhawatiran muncul episode ini akan digarap berlebihan seperti episode ketiga.
Benar bahwa sejatinya episode ini adalah episode sempalan yang memutar latar waktu kembali pada saat sebelum episode pertama dimulai. Menampilkan sosok Ellie yang tengah kasmaran pada Riley teman perempuan sekamarnya. Mereka bercengkrama sepanjang malam.
Hal positif dari episode ini adalah penonton dibawa pada inti cerita. Soal bagaimana kisah Ellie miliki bekas gigitan dan tetap enggak berubah jadi manusia setengah monster seperti kebanyakan orang. Cerita episode tujuh ini juga gambarkan pernyatan Ellie yang sempat berujar jika dia pernah memegang pistol sebelumnya dan menembakannya pada seseorang.
Kita tahu bahwa pada akhirnya Ellie kehilangan Riley, nah modal kehilangan masa lalu itu yang dipakai oleh Ellie untuk mengubah pikirannya dan enggan untuk meninggalkan Joel. Ia berupaya sebisanya untuk menyelamatkan teman perjalanannya tersebut. Setidaknya beberapa adegan terpakai untuk menguatkan cerita dalam serial ini.
Kurang tegas di adegan pamungkas
Meski mirip dengan episode tiga, durasi menceritakan masa lalu Ellie ini diputar cukup lama dan menguras durasi episode ke tujuh. Memang betul episode ini dibutuhkan oleh Neil Duckmann sang sutradara untuk menguatkan cerita namun dirasa terlalu betele-tele. Enggak cuma itu kisah masa lalu Ellie ini justru punya durasi yang lebih banyak ketimbang kisah masa lalu Joel.
Cerita Ellie dan Riley ini menyita waktu sampai 47 menit. Sementara kisah Joel dan Sarah pada epiode pertama yang membuka cerita panjang serial The Last of Us justru ditampilkan hanya sekitar 26 menit saja. Kalau penonton diminta memilih kisah mana yang lebih mengharukan, mungkin kisah Joel dan Sarah jauh lebih membuat penonton berkaca.
Hal itu juga enggak terlepas dari ogahnya Neil Druckman tampilkan adegan pamungkas yang membuat Ellie memutuskan untuk membunuh sahabatnya tersebut. Pada versi game nya Ellie akhirnya membunuh Riley seperti yang dilakukan Henry pada Sam. Namun adegan itu enggak ditampilkan dan membuat ledakan emosi penonton berkurang di akhir episode.
Bersiap untuk episode delapan yang menjanjikan
Sama seperti beberapa episode sebelumnya Neil Druckmann cukup konsisten dalam menyajikan adegan yang muncul dalam game. Meski enggak semuanya ditampilkan tapi khusus untuk para gamers kembali diajak bernostalgia dengan adegan-adegan yang muncul dalam episode kali ini. Selain itu latar musik yang ditampilkan juga sesuai dengan apa yang diputar dalam gamenya.
The Last of Us menyisakan dua episode lagi. Dari trailer yang sudah dirilis, episode ke delapan nanti akan sajikan banyak ketegangan yang bikin penonton bersiap menahan nafas. Enggak sabar juga melihat Ellie beraksi melawan gerombolan kanibal.
Intinya, keseruan menjelang akhir season sudah kita rasakan hype-nya dan kita pantas berharap lebih dari tangan Neil Druckmann. Soalnya, harus diakui bahwa sepanjang serial ini berjalan, Druckmann selalu bisa mencuri perhatian.
***
Kisah Ellie dan Riley yang menjadi fokus utama episode tujuh ini bisa jadi angin segar atau justru malah memutus ekspektasi penonton yang ingin tegang di akhir musim. Sudah lama kita enggak dikasih zombi-zombian yang jadi masalah utama di jagat The Last of Us.
Jika kamu suka konten review seperti ini, kamu bisa kunjungi artikel lainnya hanya di KINCIR, ya!