(REVIEW) You and I (2020)

You and I
Genre
  • Dokumenter
Actors
  • Kaminah
  • Kusdalini
Director
  • Fanny Chotimah
Release Date
  • 29 November 2020
Rating
4 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran film You and I yang mungkin mengganggu buat kalian yang belum nonton.

Kita sering membicarakan soal masa remaja atau masa kepala tiga yang dipenuhi sama mimpi dan produktivitas, tetapi apakah sesering itu kita membicarakan soal masa tua? Orang-orang kerap menghindar dari topik itu karena mereka tahu, kalau usia lanjut dekat sama kematian dan harapan yang pudar.

Hal itulah yang menjadi premis dari film You and I, dokumenter sederhana di balik isu berat yang menguras emosi. Tak heran, karya Fanny Chotimah ini masuk dalam daftar 10 film dokumenter Asia terbaik 2020 versi New Musical Express, media lawas Inggris.

Sebelumnya, film You and I sudah bersinar dalam beberapa ajang penghargaan. Mulai dari penobatannya sebagai “Best Film” kategori Asian Perspective Award saat world premier di DMZ International Documentary Film Festival – Korea Selatan. Kemudian, dalam ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2020 menyabet Piala Citra sebagai “Dokumenter Panjang Terbaik”. Terakhir, menjadi film penutup 15th Jogja-NETPAC Asian Film Festival di Yogyakarta pada November 2020.

Film ini sudah keliling dunia sejak November 2020 dan kini bisa kamu saksikan secara legal di Bioskop Online. Lalu, seberapa dalam kisah yang disampaikan film ini hingga membuat penonton dunia terpana? Simak review film You and I versi KINCIR di bawah ini.

 

Penerimaan di Masa Tua

Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia.
Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia. Via Dok. KawanKawan Media.

Membicarakan soal masa tua itu penting, karena meski semua harapan menguap, meski udah enggak cantik dan ganteng lagi, meski kamu rentan sakit, masa tua adalah masa di mana kamu menerima.

Menerima kalau kamu mungkin enggak akan balikan lagi sama mantan yang udah meninggal, menerima kalau kamu ternyata enggak bisa jadi presiden, menerima kalau kamu enggak akan pernah masuk daftar 30 before 30, menerima kalau luka di masa lalu itu ada, tetapi enggak bisa kita ubah.

Hal itulah yang menjadi poin menarik dari film You and I. Film dokumenter Indonesia ini berkisah tentang persahabatan dua manula wanita bernama Kaminah dan Kusdalini. Mereka enggak bertemu di kampus atau tempat fancy lain, tetapi ketemu di penjara, 50 tahun lalu, pada masa ketika banyak orang ditangkap tanpa diadili akibat konflik politik 1965. Sebelumnya, kedua wanita ini adalah anggota paduan suara organisasi Pemuda Rakyat.

Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia.
Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia. Via Dok. KawanKawan Media.

Pada akhirnya, Kaminah dan Kusdalini dibebaskan. Namun, nasi udah menjadi bubur. Karena label sebagai mantan tahanan politik, pada masa itu mereka susah mendapatkan pendidikan lebih lanjut dan juga pekerjaan. Menikah pun jadi sulit karena banyak orang yang memerhatikan soal bibit, bobot, bebet.

Kehidupan keduanya pun lebih berat lagi karena keluarga mereka enggan menanggung beban sebagai keluarga dari mantan tapol. Akhirnya, Kaminah pun tinggal bersama Kusdalini.

Sedih, Haru, dan Marah

Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia.
Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia. Via Dok. KawanKawan Media.

Masa tua menjadi penting buat dipahami sama anak-anak muda karena pada masa itu, ada banyak hal yang bakal hilang, termasuk dendam. Kaminah dan Kusdalini bukannya lupa sama masa lalu mereka.

Mereka masih sering berhubungan sama mantan tapol lain, membicarakan soal tegaknya keadilan di negara ini dan trauma mereka. Namun, pada akhirnya mereka hanya bisa berdamai sama hal tersebut, karena semuanya adalah masa lalu yang membentuk mereka sekarang.

Lagipula, semarah apa pun mereka sama masa lalu, hal itu enggak akan berpengaruh kepada keadaan mereka sekarang. Mengingat, peristiwa politik tahun 1965 adalah sebuah kejadian yang sangat kompleks.

Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia.
Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia. Via Istimewa.

Namun, sangat miris melihat kenyataan bahwa Kaminah dan Kusdalini mengalami hidup yang pas-pasan. Mereka bertahan hidup kebanyakan dari berjualan makanan. Kondisi keuangan yang pas-pasan ini membuat Kusdalini –yang sudah menderita demensia– enggak mendapatkan penanganan yang lebih layak pada saat sakit. Dia hanya mendapatkan perawatan kelas tiga, di mana Kaminah dengan setia menjaganya hanya beralaskan tikar anyam.

Kondisi keuangan yang terbatas ini pun mempengaruhi tempat tinggal keduanya. Mereka tinggal di rumah yang penerangannya enggak terlalu baik, dengan kayu-kayu dan barang-barang yang udah lapuk. Jika saja dulu enggak ada stigma tahanan politik yang melekat di diri mereka, mungkin masa tua mereka akan lebih baik, dirawat oleh lebih banyak anggota keluarga. Kini, mereka hanya bisa mengandalkan tetangga, teman-teman, dan juga satu sama lain.

Film ini ditutup dengan akhir yang bikin kita merasa sedih. Kita bakal dibuat terharu sekaligus marah melihat salah satu dari mereka pada akhirnya harus menjalani hidup sendirian, di antara kenangan berupa foto-foto di masa muda. Hingga akhir hayatnya, Kusdalini enggak akan pernah mendapatkan keadilan atau sekadar permintaan maaf.

Film You & I, Peristiwa Kompleks yang Dibalut Ringan

Kusdalini
Kusdalini Via Istimewa.

Film You & I ini mengusung alur yang enggak berat, meskipun latar belakangnya adalah peristiwa yang kompleks dan penuh konspirasi. Kita akan diajak menyelami kehidupan dua wanita manula yang kebanyakan bertutur bahasa Jawa secara apa adanya.

Interaksi antara Kaminah dan Kusdalini enggak dipaksakan, berjalan layaknya kehidupan sehari-hari pada umumnya, tetapi ada kehangatan yang kuat di sana. Walaupun kerap dibungkus dengan gurauan, tetapi bisa kita lihat kepedulian Kaminah kepada Kusdalini, dan sebaliknya.

Bukan hal yang muda bagi lansia untuk merawat lansia lainnya, terlebih yang menderita demensia dan penyakit lain. Namun, keduanya menyayangi satu sama lain dengan sangat tulus, walaupun enggak ada hubungan darah antara keduanya.

Kaminah
Kaminah Via Istimewa.

Pembicaraan keduanya berkisar antara teman, kenangan masa muda, bagaimana cara untuk bertahan hidup dengan berjualan, hingga berkomentar tentang kondisi politik dalam kacamata manula. Tentu enggak akan kita temukan pembicaraan berat yang ndakik-ndakik apalagi pakai istilah yang ribet, tetapi, dari sini kita bisa melihat hal yang lebih esensial: jangan pernah melupakan sejarah.

Keduanya enggak pernah melupakan sejarah. Di rumah mereka, tergantung beberapa foto semasa muda. Mereka juga kerap membicarakan masalah di masa lalu dan berinteraksi sama kawan sesama eks-tapol. Namun, usia sudah senja, yang bisa dilakukan hanya menerima. Diskusi panjang lebar dan rumit hanya akan menambah pikiran, terlebih badan juga sudah rapuh.

 

Film yang Begitu Sederhana dan Nyata

Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia.
Sinopsis dan Review Film You and I, Dokumenter Panjang Indonesia. Via Istimewa.

Awalnya, KINCIR bakal dibuat bosan sama film besutan Fanny Chotimah ini. Ternyata, enggak sama sekali. Alur berjalan begitu alamiah dan penonton seolah dibawa buat merasakan kehidupan yang sederhana, tanpa ekspektasi apa-apa, bahkan ketika tubuh tinggal tulang dan harapan hidup semakin menipis.

Kesederhanaan yang memikat ini sama seperti foto Kaminah dan Kusdalini dalam buku foto berjudul Pemenang Kehidupan karya Adrian Mulya dan Lilik H.S., yang berisi potret para wanita penyintas 1965. Wajah yang enggak dihias senyum pada foto itu seperti ingin menggambarkan garis besar kehidupan mereka: semuanya enggak berjalan sesuai rencana, bahkan cenderung getir, tetapi enggak ada yang bisa dilakukan selain pasrah.

Nonton film You and I enggak cuma bikin kita semakin memahami bahwa keadilan memang harus ditegakkan di setiap negara, tetapi bahwa persahabatan sejati itu ada, di antara berbagai jenis hubungan persahabatan ala media sosial yang banyak memuat kepalsuan serta intrik. Betapa beruntung orang yang sempat menemukannya semasa hidup.

***

Digarap sejak 2016, film You and I telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk memperkuat cerita, penyuntingan, hingga pendanaan. Di antaranya Festival Film Dokumenter (FFD) Master Class 2016, Docs By The Sea 2017, Laboratorium Olah Cerita & Kisah (LOCK) 2019, hingga DMZ International Documentary Film Festival.

Menariknya, di balik kesuksesan film ini terdapat wanita-wanita hebat. Selain Fanny Chotimah sebagai sutradara, ada Amerta Kusuma, Tazia Teresa Darryanto, dan Yulia Evina Bhara sebagai produser. Oh ya, Yulia juga berada di balik kesuksesan film The Science of Fictions (2020) yang sama-sama meraih Piala Citra. Sementara, rumah produksi yang menaungi mereka adalah KawanKawan Media, Partisipasi Indonesia, dan Yayasan Super 8mm Studio.

Fanny Chotimah bersama Mbah Kusdalini dan Kaminah
Fanny Chotimah bersama Mbah Kusdalini dan Kaminah Via Istimewa.

Mereka dedikasikan penghargaan ini untuk Mbah Kaminah dan Kusdalini, serta penyintas bernasib serupa. Harapannya, film ini lebih menginspirasi banyak orang untuk selalu mengutamakan kemanusiaan.

Penasaran dengan kisah Mba Kaminah dan Kusdalini? Film You and I sudah dapat ditonton melalui Bioskop Online sejak 9 April 2021. Kalau sudah nonton, bagikan pendapatmu di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.