*(SPOILER ALERT) Review film Prey ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Bagi penggemar film bergenre fiksi ilmiah, pastinya sudah enggak asing lagi dengan waralaba Predator, ‘kan? Yap, seri film yang mengisahkan makhluk luar angkasa yang ingin menjadi pemburu terbaik alam semesta ini memang sangat terkenal karena keseruan dan kengerian ceritanya. Nah, pada 2022 ini, kita kedatangan film yang menjadi prekuel dari seluruh seri Predator sebelumnya, yaitu Prey.
Sinopsis film Prey mengambil latar waktu pada 1719 dengan berfokus pada Naru, anggota dari suku Indian yang merupakan penghuni asli wilayah Amerika Utara. Naru berusaha untuk memutuskan tradisi pada sukunya dengan menjadi pemburu cewek pertama. Namun, Naru justru menemukan fakta bahwa ada makhluk luar angkasa berbahaya yang memburu manusia untuk trofi dan mengancam keselamatan sukunya.
Nah, sebelum kamu nonton film Prey pada layanan streaming Disney+ Hotstar, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film Prey (2022) prekuel Predator
Kisah pemburu terbaik yang cukup lamban di awal
Meski menjadi film kelima dari seri Predator, Prey justru terbilang berperan sebagai awal atau pembuka dari segala konflik yang ada dalam waralaba tersebut. Soalnya, film ini berlatar pada 1719, sementara sejumlah film Predator lainnya berlatar waktu pada era modern. Makanya, kamu yang belum pernah menonton satupun seri Predator akan tetap bisa memahami dan menikmati jalan cerita Prey.
Hanya saja, menurut KINCIR bagian awal film ini memiliki alur yang cukup lamban sehingga mampu membuat penonton bosan. Hal ini karena bagian awal filmnya benar-benar cuma berfokus pada latar belakang Naru sebagai karakter utama yang ingin jadi pemburu terbaik. Sementara itu, Predator yang bikin ceritanya jadi menegangkan justru baru mulai benar-benar terlibat pada pertengahan filmnya.
Namun, kamu akan terpuaskan pada akhir filmnya setelah menyaksikan duel Naru dengan sang Predator. Jadi, kamu memang harus bersabar-sabar dalam menonton film ini karena keseruannya baru terjadi pada pertengahan hingga akhir filmnya.
Karakter utama yang terlalu “abadi”
Tokoh utama dari film ini adalah Naru yang melibatkan aktris Amber Midthunder sebagai pemerannya. Naru digambarkan sebagai gadis yang kurang punya tenaga besar ketimbang pemburu pria lain pada sukunya. Namun, Naru punya otak jenius dan selalu memiliki rencana cerdas sehingga menjadi modal kuat ketika memburu sesuatu.
Kecerdasan Naru jugalah yang membuatnya bisa berhadapan dengan Predator dan bertahan hidup dari makhluk luar angkasa tersebut. Namun, menurut KINCIR, Naru terkesan dilindungi oleh plot armor sebagai tokoh utama yang terlalu tebal sehingga ia seolah-olah abadi.
Ada banyak momen dalam filmnya yang seharusnya bisa membuat Naru tewas akibat tindakannya Predator. Padahal, pemburu yang sudah lebih berpengalaman dari Naru justru tewas dengan mudahnya pada momen tersebut oleh Predator. Hal ini membuat Predator yang sebenarnya makhluk mengerikan jadi terkesan biasa saja saat berhadapan dengan Naru karena kita tahu bagaimana nasib akhir sang protagonis.
Pemburu tradisional vs pemburu canggih
Sesuai dengan latar waktunya, senjata yang Naru serta anggota sukunya gunakan tentunya enggak secanggih pada sejumlah film Predator lainnya. Sebab, mereka hanya menggunakan senjata-senjata buatan tangan dengan bahan sedanya, seperti busur dan panah, tombak, dan juga kapak. Sementara itu, sang Predator tetap memiliki peralatan memburu dan senjata yang canggih dan sangat beda zaman.
Penggunaan senjata tradisional melawan Predator dengan senjata yang terkesan sangat canggih ini tentunya menjadi sesuatu yang unik dan membedakan Prey dengan film Predator lainnya. Reaksi para karakter manusia melihat teknologi canggih milik Predator juga cukup menarik. Jadi, rasanya cukup wajar saat mereka cuma terdiam saat melihat teknologi sang Predator saking takjubnya.
Kesadisan Predator yang bikin puas
Sosok Predator yang hadir dalam Prey memiliki wujud yang cukup berbeda dengan sejumlah film Predator sebelumnya. Namun, soal kesadisan, Predator pada Prey sama brutalnya dengan pada sejumlah film sebelumnya. Apalagi, film ini memiliki rating usia untuk penonton 21 tahun ke atas sehingga kebrutalan sang Predator enggak “direm”.
Hasilnya, kamu bisa melihat aksi sadis Predator dalam membunuh musuhnya yang penuh darah dan bernuansa sangat gore. Bahkan, meski Predator adalah villain utama pada filmnya, aksi sang monster dalam membunuh manusia pada filmnya mampu membuat kita yang menonton memiliki rasa “puas” karena kebrutalannya enggak tanggung-tanggung.
***
Meski berlangsung dengan lambat pada bagian awal, Prey mampu memberikan pengalaman menonton yang memuaskan sebagai prekuel waralaba Predator. Jika kamu berminat, film ini sudah bisa kamu saksikan secara legal melalui layanan streaming Disney+ Hotstar mulai 5 Agustus 2022.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review Prey ini? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan seputar film lainnya, ya!