*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Minari yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.
Film Minari digadang-gadang jadi suksesor Parasite (2019) di ajang Oscar 2021. Bagaimana enggak? Film garapan sutradara Korea Selatan ini mendapat enam nominasi Oscar, termasuk “Best Pictures” dan “Best Director” untuk Lee Isaac Chung. Bahkan, sebelumnya film ini telah mengantongi lebih dari 100 piala penghargaan dan lebih dari 200 kali masuk nominasi festival film Internasional.
Sinopsis film Minari tentang keluarga Yi dari Korea Selatan yang mengejar impian di Amerika. Mereka mencoba bertahan hidup dengan caranya sendiri meski kerap menemui kegagalan. Sang kepala keluarga, Jacob Yi (Steven Yeun) optimis dan ambisius untuk bikin bangga keluarganya dengan berharap sukses tinggal di desa terpencil Arkansas.
Sementara itu, Istrinya, Monica (Yeri Han), skeptis akan impian hidup di negara yang asing. Namun, dia tetap berusaha memberi semangat dan membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan kedua anaknya: David (Alan S. Kim) dan Anne (Noel Cho), serta ibunya (Yuh-jung Youn).
KINCIR sebelumnya dapat kesempatan nonton lewat acara Variety’s Screening Series pada 18 Februari 2021. Untungnya, ada akses legal bagi kalian pencinta film untuk Minari yang tayang di bioskop CGV Indonesia mulai 21 April 2021.
Bagaimana keseruannya? Apakah Minari memenuhi syarat untuk bersinar di Oscar? Simak review film Minari khas KINCIR di bawah ini.
American Dream dari Sudut Pandang Keluarga Asia
Sebagai informasi, Minari berasal dari nama tanaman Asia yang daunnya mirip seperti peterseli dengan rasa sedikit pedas. Minari dikenal sebagai tumbuhan tahan banting dan kemampuannya untuk tumbuh di mana saja. Pertanyaannya adalah, akankah hal yang sama terbukti terjadi pada keluarga Yi?
Film ini tampil dari sudut pandang keluarga Yi: Jacob Yi (Steven Yeun), Monica (Yeri Han), Anne (Noel Cho), dan David (Alan S. Kim). Berlatar pada tahun 1980-an, mereka adalah imigran asal Korea Selatan yang kesulitan beradaptasi hidup di Amerika. Mereka masih asing dan belum benar-benar merasa menjadi bagian dari negara tersebut.
Saat baru datang ke “tanah yang jauh”, Jacob berencana untuk berkebun. Dengan modal pengetahuannya di tanah Korea, dia harus mencari sumber air yang ternyata sulit dilakukan di tanah asing tersebut. Sebaliknya, Monica kaget harus tinggal di “rumah mobil” yang jauh dari kata menarik di daerah terpencil. David yang berusia 7 tahun menderita penyakit jantung, dan kakak perempuannya, Anne, terjebak beban sebagai anak sulung.
Bertani terbukti sulit bagi Jacob. Lalu, Monica yang merasakan kesepian, mendatangkan ibunya dari Korea. Diperankan oleh Yuh-jung Youn, sang nenek periang ini hadir mencairkan suasana, terutama hubunganya dengan sang cucu, David yang nakal sekaligus berani.
Potret imigran yang ingin sukses di Amerika di sini jelas ditampilkan sejak awal oleh Jacob. Selain menggarap tanah di pekarangannya, dia dan Monica juga bekerja di peternakan ayam bagian sexing, yaitu menyortir anak ayam berdasarkan jenis kelamin.
Dari semua usahanya, dia hanya ingin mencapai American Dream, sukses kaya raya di negeri Paman Sam dengan usahanya sendiri. Monica juga memiliki American Dream. Bedanya, dia lebih realistis dari Jacob. Dia hanya ingin masa depan anak-anaknya lebih baik: Anne dapat pendidikan yang baik dan David yang sembuh dari penyakit jantungnya.
Konflik dalam film ini ada pada internal keluarga Yi. Perdebatan yang beralasan uang tabungan habis ketika mengejar mimpi di tanah rantau, bisa relate di dunia nyata. Belum lagi ditambah sang anak yang memiliki sakit parah, nenek yang kesulitan beradaptasi, perlakuan berbeda dari warga sekitar, dan sebagainya.
Cerita yang linear dan terus berkembang membuat film ini terlihat sederhana. Konflik yang terjadi memang bukan cross genre seperti Parasite (2019). Melainkan konflik rumah tangga dan ketidaksepahaman yang tetap berlapis untuk mengikat penonton. Meski jika ditilik lebih dalam, Minari juga menyoroti masalah asimilasi, rasisme, dan stereotip.
Meaningful dan Menghangatkan Hati
Selama 115 menit, kalian dihadapkan pada konflik yang tenang sekaligus indah. Diselingi dengan longshot lanskap hijau dengan sinar matahari dan kupu-kupu yang beterbangan pada siang hari serta kunang-kunang pada senja hari. Benar-benar menghangatkan hati.
Minari juga membuat penonton seakan menjadi bagian dari keluarga Yi. Saking linear-nya, kalian bisa memahami apa yang menyatukan Jacob dan Monica sejak awal. Seperti, mengapa Jacob bertekad untuk menyelesaikan apa yang dia mulai, bagaimana tatapan kosong sang nenek yang merasa bersalah, hingga mengapa David yang sakit berlari karena dia harus melakukannya.
Sutradara juga mengisi Minari dengan detail apik yang tak terhitung jumlahnya. Seperti kesenangan nenek dalam bermain kartu dan menonton gulat di TV atau anak-anak yang menulis “Jangan berkelahi” di atas pesawat kertas saat orangtua mereka memperingatkannya. Tak ketinggalan saat Monica dan Jacob memilah ayam: anak ayam jantan dimusnahkan karena mereka tidak bertelur, dan ayam yang sudah jatuh tidak perlu dipilih.
Dikemas menghangatkan hati, sutradara juga tak mengabaikan bencana yang bisa hadir dalam hidup. Keluarga Yi yang berjuang secara finansial, juga dialami oleh para imigran di dunia nyata. Untungnya, masalah rasisme di film ini diselesaikan dengan ramah. Contohnya, ketika seorang anak Arkansas bertanya pada David mengapa wajahnya “datar”, lalu keduanya segera berteman. Juga saat keluarga Yi yang disambut oleh jemaat gereja lokal dengan kehangatan.
Harus diakui, isu dalam film ini bisa jadi bahan diskusi yang mendalam. Buat yang belum nonton filmnya, tentu Minari terdengar seperti film keluarga yang melodramatis. Nyatanya, jauh dari itu. Drama dan komedinya pas.
Bisa saja, kamu malah menangis terharu akibat terlalu mendalami kisah keluarga Yi dengan alunan nada indah dari Emile Mosseri. Yap, saking bagusnya, Mosseri juga masuk nominasi Oscar 2021 kategori “Best Achievement in Music Written for Motion Pictures (Original Score)”.
Minari hadir sebagai sebuah film semi-otobiografi Lee Isaac Chung yang sarat dengan humor, kemanusiaan, dan harapan. Chung bukan hanya membuat surat cinta untuk keluarganya, tapi juga untuk kita.
Akting Memikat nan Mengikat
Dari deretan keluarga Yi, bukan Jacob atau Monica yang pertama kali menarik perhatian. Melainkan sang bocah, David. Dia jadi pertunjukan yang lekat di ingatan dari seorang aktor cilik: Alan S. Kim. Dia tampil sebagai bocah berusia 7 tahun dengan campuran ketidaksopanan dan keajaiban.
Karakternya sebagai anak polos, cerdik, dan menggemaskan jadi sorotan. Hasilnya, Alan Kim dapat piala “Best Young Performer” dalam ajang Critics’ Choice Awards 2021.
Kemudian, ada Yuh-jung Youn sebagai Soonja, ibu dari Monica alias nenek David. Harapan Jacob, di saat dirinya bekerja membangun bisnis dan Monica mencari nafkah di peternakan ayam, Soonja lah yang menjaga David dan Anne. Namun, itu malah menambah masalah baru. Soonja yang “sangat Korea”, kesulitan mengakrabkan diri dengan David dan Anne yang “lebih Amerika”.
Soonja jauh dari citra Nenek yang dibayangkan David, yakni ramah, halus, dan jago memanggang kue. Soonja tidak memenuhi semua standar itu: dia nyentrik, iseng, dan gemar menonton gulat. Terlepas dari itu, Soonja tetap orang tua yang bijak. Dia bahkan tetap mengajak David bertualang ke hutan dan memberi tahu tentang adab terhadap makhluk hidup dan tanaman Minari.
Berkat peran tersebut, Yuh-jung dapat nominasi “Best Performance by an Actress in a Supporting Role”. Dia jadi aktris Korea Selatan pertama yang mendapatkan nominasi dalam kategori akting di Oscar.
Kemudian, ada Steven Yeun yang sebelumnya terkenal dengan perannya sebagai Glenn di The Walking Dead. Sebagai Jacob, dia tampil sebagai representasi imigran yang punya impian setinggi langit, ambisius, egois, dan menyiksa diri ketika impian itu belum tercapai.
Meski begitu, dia tetap jadi sosok suami dan ayah yang bisa jadi panutan. Berkat peran Jacob, Steven Yeun jadi orang Asia-Amerika dan orang pertama keturunan Asia Timur yang dapat nominasi “Aktor Terbaik” di Oscar.
Dari Prestasi hingga Kontroversi
Minari masuk dalam Top 250 Narrative Feature Films di Letterboxd. Film dengan dua bahasa ini merupakan film berbahasa Korea kedua yang dinominasikan untuk “Film Terbaik” di Academy Awards, setelah Parasite yang juga memenangkan penghargaan satu tahun sebelumnya.
Berbagai prestasi yang diraihnya. Sutradara masuk nominasi Oscar kategori “Sutradara Terbaik”. Bersama dengan Chloé Zhao untuk Nomadland (2020), keduanya menandai pertama kalinya dua sutradara keturunan Asia Timur dinominasikan dalam satu kategori di tahun yang sama.
Meski begitu, Minari juga sempat tersandung kontroversi, terutama bagi publik Amerika Serikat. Sejumlah protes diterima tim produksi ketika memenangkan penghargaan “Film Berbahasa Asing Terbaik” di ajang Golden Globes 2021.
Dilansir Vulture, keputusan untuk menempatkan Minari pada kategori Bahasa Asing menuai masalah. Pasalnya, Minari adalah film Amerika: Diproduksi di Amerika (A24), disutradarai oleh sutradara Amerika (keturunan Korea) dan sebagian besar pemerannya adalah orang Amerika (Keturunan Korea).
Hollywood Foreign Press Association (FPA) sebelumnya memasukkan film tersebut dalam kategori “Film Berbahasa Asing Terbaik”, bukan “Film Drama Terbaik”. Alasannya, karena lebih dari 50 persen film Minari berbahasa Korea.
Keputusan tersebut dianggap tidak benar oleh publik. Namun demikian, menurut klasifikasi HFPA, film yang lebih dari 50 persen menggunakan bahasa selain bahasa Inggris, film tersebut tidak memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kategori “Film Drama Terbaik”.
Selain Minari, Parasite juga membawa pulang penghargaan yang sama di ajang Golden Globes. Hal ini menjadikannya sebagai film Korea pertama dalam sejarah yang memenangkan penghargaan tersebut. Sementara Minari, sebagai suksesor Parasite di Golden Globes, nyatanya justru menuai masalah.
Lalu, bagaimana nasib Minari di ajang Oscar 2021? Apakah Minari akan kembali jadi suksesor Parasite di Oscar yang raih “Best Picture”? Apakah kamu punya prediksi tentang kemenangannya?
***
Film ini akan bikin perasaaan teraduk-aduk oleh akting, visual, hingga scoring. Terutama pada karakter David yang menggemaskan karena keluguannya itu. Enggak percaya? Buktikan dengan nonton film Minari di bioskop mulai 21 April 2021.
Kalau sudah nonton, bagikan pendapatmu di kolom review yang ada di awal artikel ini, ya. Selamat menonton!