*(SPOILER ALERT) Review film Sewu Dino ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Pada libur Lebaran 2023 ini, kita akan kedatangan banyak film produksi sineas Indonesia yang menghiasi bioskop. Sama seperti KKN di Desa Penari (2022) kisah film ini juga merupakan adaptasi dari thread Twitter buatan SimpleMan. Film ini pun digarap oleh Kimo Stamboel yang sudah terkenal sebagai sutradara spesialis horor.
Sinopsis film horor Sewu Dino berkisah tentang Sri (Mikha Tambayong), seorang perempuan muda yang rela bekerja untuk keluarga Atmojo demi mendapat gaji besar buat pengobatan ayahnya. Namun, tugas Sri ternyata enggak mudah. Soalnya, ia harus melakukan ritual basuh sudo untuk menenangkan Della Atmojo, cucu dari keluarga Atmojo yang terkena santet 1.000 hari.
Nah, sebelum kamu nonton film horor Sewu Dino pada bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film horor Sewu Dino
Film horor slow-burn yang keteteran di belakang
Sewu Dino adalah tipikal film horor slow-burn, alias film yang konfliknya terbangun dengan cukup lama. Apalagi, film ini memiliki durasi sekitar dua jam sehingga enggak heran jika ada penonton yang merasa bosan saat menyaksikannya, terutama pada paruh awalnya. Namun, penggunaan konsep slow-burn ini sebenarnya memiliki alasan khusus.
Sebab, penceritaan yang cukup lamban ini sangat berfungsi dalam menjelaskan cerita horornya dengan lumayan detail. Sewu Dino benar-benar menjelaskan sejumlah elemen horor yang berkaitan dengan ritual untuk Della Atmojo secara perlahan dari awal hingga akhir filmnya. Intinya, menurut KINCIR penceritaan pada film ini jauh lebih baik dan rapi ketimbang pendahulunya, yaitu KKN di Desa Penari.
Meski begitu, konsep slow-burn yang ada dalam film ini cukup berpengaruh terhadap ending-nya. Soalnya, bagian akhir dari film ini terasa cukup kewalahan atau terburu-buru dalam menyelesaikan konfliknya karena sebelumnya terlalu bersantai dalam bercerita. Meski enggak terlalu mengganggu, penyelesaian konflik yang agak terburu-buru ini agak membuat ceritanya menyisakan plot hole.
Akting bagus dari para aktor, tapi karakternya kurang tergali dengan dalam
Film Sewu Dino melibatkan sejumlah aktor ternama Indonesia sebagai pemainnya. Mulai dari Mikha Tambayong, Rio Dewanto, Karina Suwandi, Agla Artalidia, hingga Marthino Lio. Jadi, rasanya sangat wajar jika para pemain dalam film ini memiliki kemampuan akting yang mumpuni. Bahkan, Gisellma Firmansyah yang terbilang pendatang baru berhasil tampil mencekam sepanjang filmnya sebagai Della Atmojo.
Hanya saja, menurut KINCIR akting mumpuni dari para pemain tersebut enggak dimanfaatkan dengan baik oleh filmnya. Soalnya, penulisan karakter dalam film ini enggak terlalu mendalam sehingga latar belakang dari beberapa tokohnya kurang terungkap secara jelas.
Hal ini tentunya sangat sayang terjadi, karena beberapa karakter berpotensi jadi sosok yang ikonis dari filmnya dengan kemampuan akting dari aktor yang memerankannya. Namun, semoga saja Sewu Dino hanya jadi perkenalan dari sejumlah karakter tersebut, dan latar belakang mereka akan diceritakan lebih jelas pada film berikutnya.
Momen horor dengan sinematografi dan scoring yang seadanya
Sama seperti alur ceritanya, elemen horor dalam Sewu Dino juga terbilang lebih baik ketimbang KKN di Desa Penari. Namun, perlu KINCIR tekankan bahwa unsur horor yang ada pada film ini masih belum berada pada level tertinggi perfilman horor. Film ini masih lebih mengandalkan jumpscare untuk menakuti penonton serta elemen gore yang memang sudah menjadi ciri khasnya Kimo sebagai sutradara horor.
Selain itu, penggunaan efek visual CGI dan make-up untuk beberapa adegan horor pada film ini juga memiliki kualitas yang biasa saja, tidak bagus dan tidak buruk-buruk banget alias seadanya. Sama halnya dengan scoring dalam film ini yang terdengar biasa saja, walau cukup berperan untuk momen jumpscare.
Malahan, menurut KINCIR scoring KKN jauh lebih baik ketimbang Sewu Dino. Soalnya, KKN memiliki alunan musik khas Jawa yang mengiringi sepanjang filmnya dan juga menjadi salah satu faktor ikonis dari filmnya.
***
Akhir kata, Sewu Dino memang bukan film horor yang sempurna, tapi kualitasnya lebih baik dan jauh bisa dinikmati ketimbang KKN. Jika kamu tertarik, film ini sudah bisa kamu Jika kamu tertarik, film ini sudah bisa kamu saksikan pada sejumlah bioskop Indonesia mulai 19 April 2023.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!