Review Film Blonde (2022)

Blonde
Genre
  • biografi
  • drama
Actors
  • Adrien Brody
  • Ana de Armas
  • Bobby Cannavale
  • Xavier Samuel
Director
  • Andrew Dominik
Release Date
  • 28 September 2022
Rating
5 / 5

*Spoiler Alert: Review film Blonde mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Hollywood telah beberapa kali membuat film biopik tentang kehidupannya Marilyn Monroe. Nah belum lama ini, Netflix merilis biopik Monroe terbaru yang diberi judul Blonde. Film ini diadaptasi dari buku berjudul Blonde yang ditulis oleh Joyce Carol Oates. Walau menghadirkan kisah hidup tokoh yang ada di dunia nyata, Blonde bisa dibilang sebagai biopik yang diberikan bumbu fiksi untuk dramatisasi.

Blonde digarap oleh Andrew Dominik, sosok yang juga menyutradarai Killing Them Softly (2012). Di film ini, Marilyn Monroe diperankan oleh Ana de Armas, aktris yang pernah membintangi No Time to Die (2021) dan Knives Out (2019). Selain de Armas, Blonde juga dibintangi oleh Adrien Brody, Bobby Cannavale, Xavier Samuel, dan aktor lainnya.

Blonde menceritakan kisah hidup Marilyn Monroe, mulai dari masa kecil hingga momen kematiannya. Lewat film ini, kita bisa melihat bagaimana Norma Jeane (yang merupakan nama aslinya Monroe) begitu merindukan sosok ayah yang tidak pernah dia temui seumur hidupnya. Kita juga bisa melihat hubungan Norma Jeane dengan ibunya, serta kehidupan karier dan percintaannya.

Review film Blonde

Tampilkan kehidupan Marilyn Monroe yang penuh eksploitasi

Review film Blonde
Review film Blonde Via Istimewa.

Blonde memang mengangkat kisah hidupnya Marilyn Monroe. Namun yang perlu kamu garis bawahi, film ini diadaptasi dari novel yang memberikan bumbu fiksi pada kisah hidupnya Monroe. Jadi, apa yang ditampilkan di film ini belum tentu semuanya benar-benar pernah dialami Monroe di semasa hidupnya. Apalagi, film ini menampilkan kehidupan Monroe yang dipenuhi dengan eksploitasi.

Seperti yang kita tahu selama ini, Monroe dikenal sebagai model sekaligus aktris. Blonde memang menampilkan kehidupan aktrisnya Monroe, tetapi lebih menyorot pada sisi negatifnya. Blonde malah lebih menggambarkan Monroe sebagai budak seks di Hollywood, yang lemah dan gampang diperdaya oleh orang-orang berkuasa di Hollywood.

Dari awal film yang menggambarkan masa kecilnya Monroe, hingga akhir film yang memperlihatkan kematiannya, rasanya enggak ada hal membahagiakan yang dialami sang aktris di semasa hidupnya. Setiap Monroe mendapatkan kebahagiaan, pasti bakal disambut dengan kesedihan dan pengalaman eksploitasi lainnya.

Rasanya cukup disayangkan karena Blonde hanya fokus pada pengalaman pahit Monroe, tanpa meng-highlight kehidupan bahagia atau hal inspiratif yang pasti ada dalam hidupnya. Soalnya, orang yang enggak mengenal Monroe mungkin langsung percaya begitu saja bahwa semua yang ditampilkan Blonde memang benar-benar apa yang dialami sang aktris di sepanjang hidupnya.

Penuh suasana depresif dengan banyak adegan disturbing

Review film Blonde
Review film Blonde Via Istimewa.

Sebagai informasi, Blonde mendapatkan rating “NC-17” atau film yang benar-benar dilarang untuk penonton usia 18 tahun ke bawah. Yap, film ini mendapatkan klasifikasi umur di atas rating “R”. Blonde memang menampilkan beberapa adegan telanjang, tetapi bukan itulah alasan yang membuat film ini sampai mendapatkan rating “NC-17”.

Alih-alih disebut vulgar, Blonde lebih tepat disebut sebagai film yang depresif. Jika dibandingkan dengan durasi filmnya yang sebanyak 2 jam 46 menit, adegan vulgar atau seks yang ditampilkan film ini sebenarnya enggak sebanyak itu. Namun, setiap adegan vulgar yang ditampilkan pasti memiliki nuansa depresif karena memang keseluruhan filmnya terasa seperti itu.

Ada cukup banyak adegan disturbing atau mengganggu yang bikin film ini terasa depresif. Mulai dari adegan pemerkosaan, aborsi, KDRT, hingga Monroe yang dipaksa untuk melakukan blow job. Ketidakberdayaan Monroe dalam menghadapi semua kejadian buruk di Blonde itulah yang membuat film ini semakin depresif. Seakan kehidupan Monroe penuh dengan hal merana.

Ana de Armas tampil begitu maksimal sebagai Marilyn Monroe

Review film Blonde
Review film Blonde Via Istimewa.

Di balik filmnya yang depresif dan disturbing, enggak bisa dimungkiri bahwa Ana de Armas melakukan pekerjaannya dengan baik dalam memerankan Marilyn Monroe. Terlihat jelas bahwa de Armas mempelajari dengan baik gerak-gerik sekaligus gaya berbicaranya Monroe. Gaya berbicaranya de Armas benar-benar mirip dengan Monroe, seperti yang bisa kamu lihat di filmnya Monroe atau di berbagai video kenangannya sang aktris.

Di balik penampilan memukaunya de Armas, tim tata rias Blonde jelas perlu mendapatkan apresiasi. Mereka berhasil menyulap de Armas menjadi semirip mungkin dengan Monroe. Bahkan, cukup banyak shot yang memperlihatkan bagaimana meyakinkannya de Armas sebagai Monroe. Seakan-akan Monroe masih ada dan dia sendiri yang tampil di film tersebut.

***

Sejak awal memang ditekankan bahwa Blonde bakal hadir dengan bumbu fiksi sesuai dengan novelnya. Namun sebagai film biopik, rasanya enggak adil melihat Blonde hanya menampilkan sisi kelam kehidupannya Marilyn Monroe, tanpa memperlihatkan sisi positif yang pernah diperbuat atau dialami sang aktris. Walau begitu, penampilan Ana de Armas sebagai Monroe patut diapresiasi.

Setelah baca review film Blonde, apakah kamu jadi tertarik menonton film ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.