5 Hal yang (Mungkin) Bikin One Piece Film: Red Terasa Mengecewakan

One Piece Film: Red memang jadi salah satu film yang fenomenal tahun ini. Penggemar sudah sangat menunggu karena gosip yang menguar adalah film animasi ini bakal memunculkan salah satu karakter paling misterius di One Piece, yaitu Shanks.

Sayangnya, yang namanya sebuah fiilm, pasti ada yang suka ada yang kecewa. Kali ini, KINCIR merangkum beberapa hal yang bikin One Piece Film: Red terasa mengecewakan. Setuju boleh, enggak setuju pun enggak apa-apa. Simak yuk!

5 Hal yang (Mungkin) Bikin One Piece Film: Red Terasa Mengecewakan

Bagus secara musikal, tapi alurnya agak datar

Iya, KINCIR ngerti bahwa film musikal pasti banyak lagunya, dong! Nangis dikit, nyanyi, bahagia dikit, nyanyi. Ya, sedikit kayak film-film Disney-lah. Tapi, kalo liat One Piece Film: Red, nyanyian Uta enggak bisa jadi alasan kuat buat pengembangan alurnya.

Yap, Uta makan buah iblis yang bisa bikin dia membawa semua pendengar lagunya ke dunia ideal ciptaannya. Tapi, masalah setelahnya beneran datang silih berganti bertubi-tubi tanpa permisi.

Semua serba terburu-buru sampai akhirnya penonton juga enggak dikasih kesempatan buat memahami apa yang terjadi, minimal alasan kenapa Uta harus melakukan semua itu. Akhirnya, konflik besar di akhir malah jadi anti-klimaks.

Ya, mungkin klimaks, sih, buat penggemar yang memang nungguin Shanks muncul (apalagi ternyata dia pake Haki dan bikin takut para petinggi Angkatan Laut). Tapi, perkembangan karakter Uta terasa maksa dan bikin semua alasan dia jadi “villain” demi “Shin Jidai” impiannya jadi enggak berarti.

Filmnya enggak canon, titik!

Terlepas dari ini adalah film yang dibuat untuk merayakan anniversary ke-25, tetap saja film ini enggak canon! Enggak ada tuh alasan harus nonton 1000 episode dulu baru bisa ngerti film ini. Sebaliknya, film ini justru cukup aman buat dinikmati sama orang-orang yang bahkan enggak ngerti One Piece. Atau mungkin buat kamu yang cuma paham kalau anime ini cuma tentang Luffy dan komplotan bajak laut Topi Jerami.

Bahkan, tanpa nonton filler dua episode yang sengaja dibikin sebelum filmnya tayang pun, One Piece Film: Red masih bisa banget dipahami karena memang alurnya yang sederhana dan main aman banget. Ada karakter namanya Uta. Oke, dia anak dari Shanks yang legendaris; semua penonton kaget. Ternyata Uta punya udang di balik bakwan. Uta “dikalahkan” berkat kerja sama semua pihak, udah filmnya selesai.

Kenapa Uta melakukan itu semua? Apa perlu ada alasan dari sudut pandang Shanks yang di anime canon-nya juga jarang muncul? Enggak! Apa kemunculan Shanks di sini juga berarti buat perkembangan manga-nya? Kejauhan mikirnya sampe situ karena film ini cuma penyelesaian buat Shanks dan Uta. Uta pun bisa dibilang karakter yang tiba-tiba muncul buat film ini dan kebetulan saja ada kaitannya sama Shanks. 

Shanks ada sih, tapi ya udah gitu!

Nah, ngomongin Shanks, pastinya karakter ini yang sudah ditunggu-tunggu kemunculannya di One Piece Film: Red. Ya, gimana, judulnya aja ada kata “Red” yang pasti nyambung ke “Red-Haired” Shanks!

Tapi, bersiaplah kecewa karena Shanks muncul gitu doang! Enggak ada pengembangan karakter, enggak ada hal yang belum diketahui juga yang muncul di film (selain mungkin Haki milik Shanks yang disebut-sebut merupakan Haki bintang 4).

Adegan pertarungannya pun sebatas karakter satu dan lainnya menggunakan jurus mereka untuk menghabisi musuh. Enggak terasa mendebarkan dan berakhir dengan cepat pula.

Shanks dan komplotan Red Hair Pirates juga ikut bertarung, tapi ya enggak ada kemampuan baru yang berharga untuk diketahui juga. Jadi, kamu harus menunggu lebih lama lagi buat tau lebih banyak tentang Shanks. 

Animasi oke, tapi terasa kurang emosi

One Piece Film: Red masih dikerjakan oleh Toei Animation, studio yang juga mengambil langkah cukup berani buat menggarap animasi gaya barunya Dragon Ball di Dragon Ball Super: Super Hero. Sayangnya, hal ini enggak terjadi di One Piece: Red. Animasinya memanjakan mata banget dan berhasil menghidupkan dunia idealnya Uta dengan baik. Tapi, sebatas itu aja.

Saat aksi penting, animasinya enggak bisa membangkitkan semangat dan ketegangan yang diperlukan. Hasilnya, film ini jadi terasa tanpa emosi. Lebih disayangkan lagi, justru ketika Shanks dan komplotannya bertarung dan ketika Luffy mengeluarkan jurus barunya, adegan tersebut jadi enggak kelihatan istimewa. 

Kurang humoris, kayak bukan One Piece

One Piece selalu jadi anime dengan unsur humor yang tinggi (dan pastinya mengacak-acak emosi dengan kesedihannya juga!). Tapi, One Piece film: Red kayak enggak menunjukkan ciri khas ini.

Satu-satunya yang lucu dan bisa bikin ketawa cuma Bepo (yes, we love Bepo!). Selain itu, humor selingannya enggak jauh-jauh dari fan service dan kalau pun bukan fan service juga enggak sampai bikin ngakak.

***

One Piece Film: Red sayangnya cuma berhasil menjual Shanks dan kru Red Hair Pirates aja. Itu pun enggak bisa dibilang menyelamatkan ceritanya yang memang datar aja dari awal.

Namun, pastinya penggemar One Piece bakal seneng banget nonton film ini karena memberikan jawaban (sedikit, sih) buat rasa penasaran kamu. Paling penting, pas nonton di bioskop, please jangan berisik dan ngerekam pakai handphone. Jadilah penonton yang beradab dan enggak norak!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.