Info 
*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Army of the Dead yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.
Pada Maret lalu, sutradara Zack Snyder menggemparkan penggemar film superhero dengan merilis Zack Snyder’s Justice League (2021). Hanya dua bulan setelahnya, Snyder kembali merilis film terbaru berjudul Army of the Dead yang dirilis secara eksklusif di Netflix. Sekian lama berkutat di film DC, Snyder akhirnya kembali lagi menggarap film bertema zombi.
Buat kalian yang belum tahu, Snyder debut sebagai sutradara film lewat sebuah film zombi yang berjudul Dawn of the Dead (2004). Namun sejak saat itu, Snyder malah lebih disibukkan dalam penggarapan film adaptasi, khususnya film adaptasi dari DC Comics. Nah, film terbarunya ini bisa dibilang sebagai film comeback-nya Snyder di dunia perfilman zombi.
Army of the Dead berkisah tentang Scott Ward yang direkrut oleh Bly Tanaka, seorang pemilik salah satu kasino di Las Vegas. Scott direkrut untuk mengambil uang Tanaka yang tersimpan di brankas kasinonya. Permasalahannya, Las Vegas kini menjadi kota yang dikuasai oleh zombi. Scott kemudian membentuk sebuah tim untuk membantunya menjalankan tugas dari Tanaka.
Lantas, bagaimanakah keseruan Army of the Dead? Langsung saja simak review film ini versi KINCIR!
Kisah “Suicide Squad” yang Sesungguhnya
Siapa yang saat lihat trailer dan berbagai foto promosi Army of the Dead langsung ngerasa bahwa film ini punya vibe yang mirip dengan film Suicide Squad (2016)? Kenyataannya, film ini memang menyajikan kisah tentang sekelompok pasukan bayaran yang nekat menerobos kota yang dipenuhi zombi demi mendapatkan imbalan yang sangat besar. Yap, jelas sekali, ‘kan, bahwa Scott dan timnya melakukan misi bunuh diri demi uang.
Ngomongin alur cerita, kalian enggak perlu khawatir jika film ini bakal membingungkan. Snyder kembali sukses menghadirkan alur cerita yang begitu rapi dan terstruktur di film ini. Film dibuka dengan kisah bagaimana Las Vegas bisa terinfeksi zombi. Lalu, kalian juga mendapatkan sedikit latar belakang mengenai Scott, sang karakter utama di film ini.
Seperti halnya Dawn of the Dead, Snyder sama sekali enggak punya belas kasihan dengan karakter di film terbarunya ini. Hampir semua karakter yang ada di timnya Scott menemui ajalnya saat melakukan misi dari Tanaka. Menariknya, Snyder malah mempertahankan karakter yang bisa dibilang cukup “ganggu” di sepanjang film. Jadi, kalian tahu, ‘kan, mengapa film ini bisa disebut sebagai kisah pasukan bunuh diri atau “Suicide Squad” yang sesungguhnya?
Alur cerita memang tersaji rapi. Sayangnya, awal film yang terlihat begitu menjanjikan malah dibangun dengan jalan cerita yang cukup tertebak di pertengahan hingga menjelang akhir film. Karakter yang dari awal terlihat begitu mencurigakan dan bakal berkhianat ternyata benar-benar melakukan pengkhianatan. Saking klisenya, kalian sama sekali enggak dibuat kaget dengan pengkhianatan karakter tersebut.
Setelah menghadirkan jalan cerita yang klise, Snyder seakan menebusnya dengan memberikan plot twist di akhir film. Sayangnya, plot twist yang ditampilkan juga bukan sesuatu yang sampai membuat kalian menganga dan malah terkesan terlalu mengada-ada. Walau begitu, plot twist tersebut memang menjadi pembuka bagi Snyder untuk mengembangkan sekuel film ini.
Tampilkan Konsep Zombi yang Fresh
Zombi bodoh yang berjalan terpincang-pincang telah ada sejak dulu, lalu zombi yang bisa berlari cepat juga bukan sesuatu yang baru di dunia perfilman. 17 tahun setelah absen menggarap film zombi, Snyder kembali dengan membawa konsep zombi yang terbilang baru lewat Army of the Dead. Di film ini, zombi punya kastanya sendiri, loh.
Seakan enggak mau melupakan “akar” dari konsep zombi, Snyder tetap menghadirkan zombi lambat dan bodoh yang disebut sebagai zombi pincang di film ini. Zombi pincang dibuat sebagai kasta terendah. Di atas kasta zombi pincang, kalian bisa melihat zombi yang lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih teratur yang disebut sebagai zombi alfa. Nah, zombi alfa inilah yang menjadi ancaman di film ini.
Dengan kecerdasan di atas rata-rata zombi tradisional, zombi alfa di Army of the Dead bahkan mampu melakukan negosiasi dengan para manusia. Di antara para zombi alfa, ternyata mereka memiliki raja dan ratu yang dipatuhi oleh zombi lainnya. Yang cukup mencengangkan, raja dan ratu zombi di film ini ternyata punya kemampuan untuk berkembang biak! Seakan menulari manusia menjadi zombi dengan gigitan enggak cukup di film ini.
Karakter Pendukung yang Lebih Bersinar dari Karakter Utamanya
Pemeran Drax di Marvel Cinematic Universe (MCU), yaitu Dave Bautista, adalah sosok yang memerankan Scott Ward, karakter utama di Army of the Dead. Jika kalian biasa melihat akting Bautista yang konyol sebagai Drax, kalian bakal melihat akting Bautista yang cukup serius di film ini. Namun sebagai aktor utama, sinar Bautista malah dibuat tenggelam oleh karakter-karakter pendukungnya
Karakter Scott tampil enggak terlalu menonjol atau berkesan di film ini. Di sisi lain, Snyder bisa dibilang berhasil membuat semua karakternya mendapatkan momen bersinarnya sendiri, walaupun karakter tersebut dibuat mati lebih cepat. Di antara semua karakter yang ada di Army of the Dead, Vanderohe, Dieter, Lily, dan Chambers bisa dibilang yang paling mencuri perhatian.
Walau tampil singkat, kalian bisa melihat bagaimana badass-nya Chambers yang berjuang seorang diri melawan gerombolan zombi. Kalian juga bisa melihat bagaimana lucunya perkembangan hubungan antara Vanderoha dan Dieter yang awalnya selalu berselisih kemudian malah menjadi kompak. Lalu, ada Lily dengan suara uniknya yang begitu paham tentang seluk-belum zombi yang mereka hadapi.
Dengan setiap karakter yang memiliki porsi dan kegunaannya masing-masing, Scott yang bertindak sebagai pemimpin malah enggak terlalu terlihat penting di film ini. Bahkan, subplot tentang hubungan Scott dan anaknya yang bernama Kate juga enggak terlalu mencuri perhatian. Seenggaknya, Bautista mampu membuktikan bahwa dia bisa memerankan karakter serius lewat film ini.
Film Zombi dengan Visual yang Estetis
Selain berperan sebagai sutradara, Snyder juga berperan sebagai sinematografer di Army of the Dead, loh. Enggak heran bahwa kalian bakal melihat banyaknya visual khas Snyder di sepanjang film ini. Film zombi biasanya dikenal dengan visual yang menjijikan. Walau begitu, Snyder tetap enggak melupakan estetika visualnya di film ini.
Seperti yang sudah menjadi ciri khasnya Snyder, kalian bakal menemukan deretan adegan Army of the Dead yang dibumbui dengan slow motion. Snyder juga enggak lupa menambahkan teknik pencahayaan khasnya di film ini. Kalian tetap bisa melihat indahnya matahari dan hangatnya pencahayaan walau adegan tersebut menampilkan hal yang menjijikan.
Namun, ada satu hal dari teknik pengambilan gambar film ini yang mungkin bisa jadi kelebihan atau malah jadi kekurangan, tergantung dari selera penontonnya. Snyder menggunakan teknik blur background atau efek bokeh yang cukup banyak di sepanjang filmnya. Efek tersebut memang menambah nilai estetis dari visual film ini. Di sisi lain, pastinya ada penonton yang mungkin merasa terganggu dengan efek bokeh film ini.
Untuk urusan scoring, kalian tentunya enggak perlu meragukan film ini. Seperti film Snyder lainnya, Army of the Dead juga menampilkan scoring yang benar-benar memanjakan telinga. Pilihan lagu yang digunakan sebagai soundtrack pun benar-benar sesuai dengan suasana filmnya. Kerennya lagi, film ini ditutup dengan epic lewat lagu “Zombie” dari band The Cranberries.
***
Army of the Dead tentu saja menjadi tontonan wajib bagi kalian yang penggemar film zombi. Film ini menyajikan konsep yang fresh, aksi, serta keseruan yang tentunya bakal menjadi jawaban buat kalian yang merindukan film zombi berkualitas.
Buat kalian yang belum nonton, Army of the Dead bisa kalian tonton secara eksklusif di Netflix mulai 21 Mei 2021. Buat yang sudah nonton, apa pendapat kalian mengenai film ini?
