– Karakter film Hollywood ini jadi korban ghosting yang bikin penonton merasa simpati.
– Ghosting atau ditinggalkan tanpa pesan memberikan rasa haru buat penonton.
Being ghosted atau ghosting dalam pacaran sepertinya adalah hal yang lumrah, nih, di seluruh dunia. Enggak cuma di Indonesia, budaya ‘meninggalkan tanpa pesan’ ini juga banyak dialami oleh orang-orang di berbagai negara, termasuk berbagai negara maju.
Maklum, ada begitu banyak orang yang takut dengan risiko disalahkan sehingga alih-alih berterus terang tentang alasan pengin putus, mereka pergi begitu aja. Ada juga yang memang merasa enggak punya salah, sehingga enggak berpikir bahwa mereka berutang penjelasan kepada mantan pasangannya.
Berbagai film Hollywood mencatat korban-korban harapan cinta palsu yang hidupnya menjadi kacau setelah ditinggal kekasih hati tanpa kepastian yang jelas. Apakah nasib kalian sama dengan mereka? Lihat kisah mereka dan ambil pelajaran dari sana.
1. Forrest Gump (Forrest Gump)
Forrest dan Jenny bertemu pada saat sekolah. Jenny adalah gadis yang selalu mendukungnya di tengah keterbatasan mental dan juga fisik.
Meskipun hubungan Forrest dan Jenny enggak jelas, tetapi Jenny memang hanya menjadikan Forrest Gump sebagai zona nyamannya saja. Jenny yang bermasalah dengan ayahnya memiliki pola pergaulan yang enggak stabill, hanya datang dan pergi dalam kehidupan Forrest Gump aja.
Bahkan, walaupun punya anak dari Forrest Gump, dia baru memberitahukan hal tersebut saat sang anak sudah masuk sekolah dasar! Karena Forrest Gump memang kurang cerdas dan terlalu baik, dia selalu memaklumi kepergian dan kedatangan Jenny.
2. Joel Barish (Eternal Sunshine of the Spotless Mind)
Waktu ditinggalkan, kamu mungkin masih berharap bahwa jauh di lubuk hati mantan, masih tertera namamu. Namun, bagaimana kalau dia sudah menghapus seluruh ingatannya tentang kalian? Itulah yang terjadi pada Joel dalam Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004).
Setelah perdebatan sengit, Joel dan Clementine putus. Namun, Joel belum tahu kalau Clementine udah menghapus semua ingatannya dengan pergi ke seorang dokter yang memiliki mesin penghapus ingatan.
Film yang satu ini enggak hanya berkisah tentang ghosting dan mantan yang udah berubah. Akan tetapi juga tentang bagaimana bersihnya ingatan itu dihapus, tetap ada ruang yang bakal menumbuhkan cinta kita kepada seseorang, apabila perasaan kita betul-betul nyata.
Nah, jika kamu memiliki kesempatan untuk menghapus ingatan tentang mantan, apakah ada jaminan bahwa kalian enggak akan jatuh cinta pada saat bertemu dengannya lagi? Bukankah seburuk apa pun ingatan tentang orang yang pernah kamu cintai, dia tetap berharga buat membentuk karakter diri kamu yang lebih kuat di masa depan?
3. Elle Woods (Legally Blonde)
Ditinggalin tanpa kabar, bahkan dianggap bodoh, siapa sih yang enggak emosi? Itulah yang terjadi pada Elle Woods, seorang remaja SMA fashionista yang stylish dan blonde. Dengan gaya seperti itu, Elle dianggap sebagai si pirang bodoh, termasuk oleh mantannya yang tiba-tiba menghilang dan berlagak sombong.
Alih-alih berkubang dalam kesedihan, Elle Woods menjadikan penderitaan ini sebagai semangat untuk bisa masuk ke Harvard, menyusul sang mantan. Pada akhirnya, terlihat jelas bahwa dia lebih dari sekadar si pirang bodoh yang enggak bisa apa-apa kecuali berdandan. Film ghosting yang cocok ditonton, nih, saat kamu butuh semangat!
4. Patrizio Solitano Jr. (Silver Linings Playbook)
Silver Linings Playbook menjadi film romansa yang berkualitas, karena enggak cuma menceritakan korban ghosting pernikahan, tetapi juga orang dengan gangguan jiwa. Patrizio alias Pat adalah pria yang terkena gangguan bipolar karena pola asuh sang ayah. Ketika menemukan sang istri selingkuh, dia membuat sang selingkuhan babak belur hingga dilarikan ke rumah sakit jiwa.
Setelah keluar, Pat masih berharap sama Nikki dan masih punya mimpi kalau pernikahan mereka bisa diselamatkan, padahal sebelumnya Nikki udah kabur dari rumah dan meminta surat jaga jarak untuk Pat. Sikap Pat yang begitu bucin dan hopeless inilah yang membuat gangguan jiwanya semakin parah. Namun, tenang aja, karena film ini punya vibe komedi kuat yang enggak membuat kalian merasa stress saat menontonnya.
5. Tom Hansen (500 Days of Summer)
Ada banyak alasan mengapa di antara sekian banyak korban ghosting, Tom menjadi ikon bagi para “sobat ambyar”. Kisah antara Tom dan Summer memang enggak sedalam itu, tetapi Tom terlalu dalam menjatuhkan diri pada perasaan melankolis usai ditinggal sama Summer.
Summer sudah bilang dari awal bahwa dia enggak ada ketertarikan buat pacaran serius. Akan tetapi, hal yang bikin Tom sakit hati adalah bahwa perilaku Summer enggak jelas ketika udah bosan sama dia.
Ketika Tom menjadikan Summer dunianya, Summer hanya menjadikan Tom sebagai salah satu pengalaman hidup yang enggak penting-penting amat. Ini bisa menjadi pelajaran buat banyak orang untuk enggak terlalu terobsesi sama seseorang. Buat apa, sih, terlalu larut dalam bayangan seseorang yang sayang sama kamu aja enggak?
Bonus: Benzi (Lemon Popsicle)
Benzi ini memang korban ghosting yang pantas disebut pecundang. Bagaimana tidak? Dia jatuh cinta dengan Niki yang sudah jelas-jelas cuma memanfaatkan kebaikannya dan jatuh cinta sama sahabatnya yang lebih populer dan keren, Momo. Enggak berhenti sampai di situ, Benzi juga rela menemani Niki ke mana aja, bahkan mencuri sepeda demi biaya aborsi Niki yang mengandung bayi Momo.
Pada akhirnya, Niki pun enggak memberikan kejelasan hubungan, dan Benzi menemukan Niki bermesraan bersama Momo dalam prom night. Film Israel ini memang tepat banget menggambarkan betapa bodohnya seseorang kalau sedang jatuh cinta, bahkan dalam kondisi dimanfaatkan dan ditinggalkan tanpa kejelasan pun tetap menganggap bahwa pujaannya adalah yang terbaik.
***
Para korban ghosting ini memberikan kamu inspirasi buat menjadi realistis saat mencintai seseorang! Jangan sampai dia menjadi prioritas utama hidupmu saat dia enggak pantas untuk diingat lagi. Setiap orang harus belajar buat menghargai dirinya sendiri, bukan?