Avatar The Way of Water telah resmi rilis di bioskop pada awal Desember 2022 ini. Sesuai dengan judulnya, sekuel dari Avatar (2009) tersebut kali ini sebagian besarnya mengambil latar tempat di wilayah perairan atau lautan. Hal ini tentunya berbeda dengan film pertamanya yang seluruh ceritanya berlatar pada wilayah hutan rimba.
Dalam sesi roundtable bersama KINCIR beberapa waktu lalu, Jon Landau selaku produser The Way of Water mengungkapkan bahwa latar perairan tersebut terinspirasi dari Bali. Sebab, Landau mengaku bahwa ia pernah diving di wilayah menakjubkan seperti Bali. Namun, Bali ternyata bukan satu-satunya inspirasi dalam film Avatar 2 yang diambil dari wilayah Indonesia.
Dalam wawancara bersama National Geographic, James Cameron selaku sutradara filmnya mengatakan bahwa ia melakukan riset untuk menghadirkan kaum Metkayina, suku air di The Way of Water. Cameron pun mengambil inspirasi dari suku Bajo yang bermukim di sejumlah wilayah perairan Indonesia, seperti Sulawesi, Kalimantan Timur, Maluku, dan Nusa Tenggara, untuk menghadirkan kaum Metkayina pada filmnya.
Sekadar informasi, suku Bajo memang menghabiskan seluruh hidupnya dengan berdampingan bersama kehidupan lautan. Tempat tinggal mereka bahkan berwujud rumah panggung yang berdiri di atas laut. Tak cuma itu, orang-orang dari suku Bajo juga memiliki kemampuan menyelam dalam air untuk waktu yang jauh lebih lama ketimbang manusia biasa.
Keunikan suku Bajo tersebutlah yang menjadi inspirasi James Cameron untuk menciptakan kaum Metkayina pada The Way of Water. Sebab, dalam filmnya, suku Metkayina juga tinggal di rumah panggung dan punya kemampuan menyelam dengan waktu yang lebih lama dari kaum Na’vi lainnya.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan penggunaan suku Bajo sebagai inspirasi film Avatar The Way of Water ini? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk kabar terbaru seputar film lainnya, ya!