Setelah 13 tahun, James Cameron akhirnya merilis Avatar: The Way of Water yang merupakan sekuel dari Avatar (2009). Sesuai dengan judulnya, latar tempat yang menjadi fokus utama dalam film keduanya ini adalah pada wilayah laut atau perairan. Hal ini tentunya sangat berbeda latar utama film pertamanya yang berlangsung pada wilayah perhutanan.
Nah, beberapa waktu lalu, KINCIR berkesempatan untuk berbincang dengan Jon Landau yang merupakan produser dari duologi Avatar. Pada kesempatan tersebut, Landau mengungkapkan bahwa ada alasan dan inspirasi di balik penggunaan latar tempat perairan tersebut. Landau mengatakan bahwa hal ini berawal dari pengalaman diving-nya bersama James Cameron di wilayah menakjubkan seperti Bali.
Menurutnya, diving adalah pengalaman yang menakjubkan, tapi tak bisa dirasakan semua orang. Hal inilah yang membuatnya mencoba menghadirkan pengalaman menakjubkan tersebut melalui Avatar: The Way of Water. Landau mengatakan bahwa salah satu Pandora memang agar orang bisa merasakan pengalaman yang tak bisa mereka lakukan di dunia nyata, seperti terbang yang jadi fokus di film pertamanya.
“Di sekuelnya, kami bisa memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk mengalami keajaiban lautan. Namun, film ini juga berfungsi sebagai pengingat bahwa kita harus selalu melindungi lautan. Sebab, Avatar adalah proyek yang memiliki etos di baliknya. Ini (Avatar) bukan hanya hiburan, tapi kami juga peduli tentang suatu hal. Dan banyak inspirasi datang dari pengalaman yang kami miliki di tempat seperti Bali,” ungkap Jon Landau kepada KINCIR.
Film Avatar: The Way of Water pun sudah bisa kamu saksikan pada sejumlah bioskop di Indonesia, termasuk Bali, mulai 14 Desember 2022. Apakah kamu jadi salah satu orang yang sangat menunggu sekuelnya? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk kabar seputar film lainnya, ya!