– Franchise film Hollywood berikut ini memang laku keras, namun selalu mendapatkan penilaian buruk dari kritikus.
– Ada franchise yang sampai gagal padahal ceritanya belum selesai!
Setiap studio film Hollywood pastinya ingin setiap film yang mereka produksi bisa laku keras dan masuk dalam tangga Box Office. Jika satu film berhasil sukses besar, studio film biasanya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggarap sekuel filmnya. Jika sekuel filmnya kembali sukses, biasanya terciptalah sebuah waralaba atau franchise dari film tersebut.
Film Hollywod yang sukses besar hingga tercipta franchise, pastinya dianggap menghibur bagi banyak penonton. Sayangnya, film yang sukses secara pendapatan enggak menjamin jika film tersebut juga bakal disukai oleh kritikus. Buktinya, beberapa franchise film yang terdiri dari banyak sekuel berikut ini malah langganan dapat nilai jelek dari kritikus.
Nah, franchise film Hollywood apa saja yang dianggap terburuk karena mendapatkan banyak kritikan di setiap seri filmnya?
1. Resident Evil
Setelah menggarap film live action game Mortal Kombat (1995), sutradara Paul W. S. Anderson pun percaya diri untuk menggarap film live action game lainnya, yaitu Resident Evil (2002). Dengan bujet 33 juta dolar (sekitar Rp463 miliar), film tersebut berhasil meraih pendapatan sebanyak 103 juta dolar (sekitar Rp1,4 triliun).
Resident Evil boleh saja sukses besar, namun film ini mendapatkan penilaian negatif dari kritikus dan hanya mendapatkan skor 35% di Rotten Tomatoes. Enggak hanya kritikus, penggemar game ini juga dibuat kecewa dengan live action-nya. Bagaimana, enggak? Bukannya menggunakan karakter yang sudah ada di gamenya, Anderson malah menciptakan karakter baru bernama Alice sebagai karakter utamanya.
Walau mendapatkan kritikan, kesuksesan film pertama Resident Evil membuat Anderson dan Sony Pictures percaya diri membuat waralaba Resident Evil yang berisi hingga enam film. Seperti film pertamanya, kelima sekuel Resident Evil lainnya juga mendapatkan penilaian buruk dari kritikus. Film yang mendapatkan penilaian tertinggi dari kritikus adalah Resident Evil: The Final Chapter (2016) dengan skor 37% di Rotten Tomatoes.
2. The Twilight Saga
Buat para cewek yang mengalami fase remaja di era akhir 2000-an, kalian pastinya pernah, ‘kan menonton salah satu atau semua film dari waralaba The Twilight Saga? Kisah cinta antara vampir dan manusia ternyata berhasil memikat perhatian para remaja cewek pada saat itu. Enggak heran, film pertama Twilight (2008) berhasil memperoleh pendapatan sebanyak 408 juta dolar (sekitar Rp5,7 triliun) dari bujet 37 juta dolar (Rp519 miliar).
Walau kisah cinta antara Bella Swan dan Edward Cullen berhasil menyihir banyak penonton remaja, kisah tersebut ternyata enggak berhasil menyenangkan para kritikus. Alhasil, Twilight hanya mendapatkan skor 49% di Rotten Tomatoes. Namun, apalah artinya penilaian kritikus jika Twilight berhasil sukses besar. Summit Entertainment pun percaya diri membuat waralaba The Twilight Saga yang berisi lima film.
The Twilight Saga dikritik karena menampilkan kisah cinta berlebihan dan cenderung ke arah bucin, ditambah dengan kualitas CGI franchise ini yang bisa dibilang cukup kacau. Namun, demam Twilight yang melanda dunia di akhir 2000-an dan awal 2010-an tetap membuat semua film The Twilight Saga sukses besar. Skor tertinggi yang didapatkan The Twilight Saga di Rotten Tomatoes hanyalah 49% untuk Twilight dan Breaking Dawn – Part 2 (2012).
3. Scary Movie
Film parodi sempat menjadi tren di Hollywood pada era 2000-an hingga awal 2010-an. Salah satu film parodi Hollywood yang cukup terkenal pada masanya adalah Scary Movie (2000). Judul filmnya mungkin terdengar menyeramkan. Padahal, Scary Movie merupakan film komedi yang memparodikan berbagai film horor, di antaranya Scream (1996), I Know What You Did Last Summer (1997), The Sixth Sense (1999), dan film horor ternama lainnya.
Dengan bujet 19 juta dolar (sekitar Rp267 miliar), Scary Movie berhasil memperoleh pendapatan sebanyak 279 juta dolar (sekitar Rp3,9 triliun). Padahal, film ini mendapatkan banyak kritikan karena menampilkan komedi yang cenderung kasar dan terlalu vulgar. Alhasil, Scary Movie hanya mendapatkan skor 53% di Rotten Tomatoes.
Kesuksesan film pertama Scary Movie tentu saja enggak menghentikan Dimension Films untuk mengembangkan franchise-nya hingga lima film. Keempat film pertama Scary Movie disambut dengan cukup baik. Namun saat Scary Movie 5 (2013) dirilis, penonton pun jenuh hingga membuat film kelimanya menjadi film Scary Movie dengan pendapatan terendah. Selain film pertamanya, keempat film Scary Movie lainnya hanya mendapatkan skor di bawah 36% di Rotten Tomatoes.
4. The Divergent Series
Kesuksesan The Hunger Games (2012) membuat film bertema distopia sempat populer di awal 2010-an. Studio yang menggarap The Hunger Games, yaitu Lionsgate, kemudian memutuskan untuk mengadaptasi novel bertema distopia lainnya, yaitu Divergent. Walau enggak sesukses The Hunger Games, Divergent (2014) cukup diterima dengan baik oleh penonton.
Dengan bujet 85 juta dolar (sekitar Rp1,1 triliun), Divergent berhasil mendapatkan pemasukan sebanyak 289 juta dolar (sekitar Rp4,05 triliun). Namun dibandingkan The Hunger Games, Divergent enggak begitu disambut dengan baik oleh para kritikus. Film tersebut hanya mendapatkan skor 42% di Rotten Tomatoes. Walau begitu, Lionsgate tetap percaya diri untuk membuat sekuel Divergent.
Bukannya makin sukses, sekuel Divergent, yaitu Insurgent (2015), malah memperoleh pendapatan yang enggak jauh berbeda dari film pertamanya. Padahal, bujet yang dikeluarkan untuk Insurgent jauh lebih banyak. Selain itu, sekuelnya juga mendapatkan skor yang lebih rendah dari Divergent di Rotten Tomatoes. Parahnya lagi, film ketiganya, yaitu Allegiant (2016), malah mendapatkan pendapatan dan penilaian yang lebih kecil lagi dari dua film sebelumnya.
Kegagalan Allegiant tentu saja membuat Lionsgate merugi. Alhasil, mereka memilih membatalkan penggarapan film keempatnya. Yap, The Divergent Series pun ditutup dengan kisah yang menggantung di Allegiant.
5. Underworld
Film bertema vampir memang bisa dibilang cukup populer di era 2000-an. Selain The Twilight Saga, Hollywood juga punya waralaba film vampir lainnya, yaitu Underworld. Film pertama Underworld (2003) berhasil menarik minat penonton pada saat itu. Dengan bujet 22 juta dolar (sekitar Rp309 miliar), film ini mampu memperoleh pemasukan sebanyak 95,8 juta dolar (sekitar Rp1,3 triliun).
Kesuksesan Underworld akhirnya membuat Screen Gems mengembangkan film ini menjadi sebuah franchise yang berisi lima film. Walaupun enggak stabil, setiap film di franchise Underworld selalu mendapatkan keuntungan. Satu hal yang stabil dari franchise Underworld adalah semua filmnya selalu mendapatkan penilaian buruk dari kritikus.
Film pertama Underworld menjadi film Underworld dengan skor tertinggi di Rotten Tomatoes, yaitu 31%. Keempat film lainnya bahkan enggak bisa mendapatkan skor lebih dari 29%. Di antara kelima filmnya, Underworld: Evolution (2006) menjadi film Underworld dengan skor terendah di Rotten Tomatoes, yaitu 17%.
***
Itulah deretan franchise film Hollywood terburuk yang pernah ada. Walau sukses besar, semua film yang termasuk dalam franchise di atas malah kurang mendapatkan sambutan baik dari kritikus. Di antara kelima franchise film di atas, manakah yang sebenarnya menjadi favorit kalian?