Dalam waktu dekat ini, seluruh umat Islam akan menyambut hari raya Iduladha. Perayaan ini, selain identik dengan aktivitas memotong hewan kurban tentunya juga bertepatan dengan aktivitas haji di tanah suci.
Saat berbicara tentang haji, kita tahu bahwa hal tersebut adalah rukun Islam kelima atau kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat Islam jika mereka mampu, baik secara finansial, kesehatan mau pun secara mental.
Dari situ, konsep haji terlihat sederhana dan mudah dijalankan. Seolah-olah, jika kamu memiliki banyak uang dan sehat, hajimu akan mabrur. Padahal, makna haji lebih kompleks daripada hal itu. Haji lebih daripada ibadah yang dilakukan di dekat Kabah.
Nah, seperti apa makna haji yang sebetulnya? Apa yang seharusnya dipahami oleh umat Islam mengenai haji? Mumpung masih berada di momen Iduladha, film-film bertema haji ini bisa membantu kamu untuk merenungi makna dari rukun Islam kelima itu dan tentu saja merenungi makna kehidupan
Film inspiratif tentang panggilan ibadah haji
Di Bawah Lindungan Ka’bah (2011)
Film bertema haji dengan judul Di Bawah Lindungan Ka’bah ini merupakan salah satu film buatan MD pictures yang rilis pada tahun 2011. Hanny R. Saputra yang menjadi sutradara film ini melibatkan beberapa aktor terkenal seperti Laudya Cynthia Bella, Herjunot Ali, hingga Tarra Budiman. Film Di Bawah Lindungan Ka’bah ini diangkat dari novel Buya Hamka dengan judul yang sama persis dan diterbitkan pada tahun 1978.
Film bertema haji satu ini merupakan film dengan genre drama tetapi dibumbui dengan kisah romantis dan tentunya cerita religi. Dengan memilih latar cerita tahun 1920 ini, film satu ini menceritakan mengenai kesetiaan dan pengorbanan dari Hamid yang merupakan tokoh utama dari cerita tersebut kepada Zainab. Enggak cuma itu saja, film ini juga mengulas impian dari Hamid untuk menunaikan ibadah haji.
Hamid diceritakan menjadi seorang pemuda yang selalu mendapatkan masalah dan cobaan, mulai dari fitnah yang didapat hingga kabar kekasih impiannya dilamar oleh orang lain. Bukan hal yang mudah menghadapi itu semua pada era saat teknologi belum maju.
Dari film ini, kamu bisa menarik pelajaran bahwa apa pun kesulitan yang kamu hadapi, hendaknya diterima dengan lapang hati sebagai pelajaran atau mungkin sebagai pemicu semangat untuk menjadi lebih baik.
Haji Backpacker (2014)
Film bertema haji kedua yang bisa kamu jadikan inspirasi yaitu film Haji Backpacker. Film satu ini merupakan garapan dari sutradara Danial Rifki dan rilis pada tahun 2014. Sutradara dari film ini juga melibatkan aktor terkenal seperti Laudya Cynthia Bella, Abimana Aryasatya, hingga Dewi Sandra.
Film ini menceritakan mengenai Mada (Abimana Aryasatya) yang merupakan seorang pemuda dengan kisah cinta yang cukup menyedihkan. Mada sudah menyiapkan semua hal untuk pernikahannya. Namun, perempuan yang ia cintai menghilang di hari pernikahannya, alias melakukan ghosting.
Dari kejadian itulah akhirnya Mada mulai putus asa hingga tak mempercayai Tuhan. Mada yang kemudian kehilangan akal, mulai melakukan tindakan berbeda dari sebelumnya seperti mabuk-mabukan hingga enggak mau sholat lagi.
Mada akhir memutuskan untuk berpetualang ke seluruh dunia hingga ia tiba di Mekkah. Dari situlah Mada mulai menyadari walaupun dia enggak sholat, sering mabuk-mabukan dan melakukan hal-hal yang dilarang agama, tetapi ia masih tetap selamat dan sehat. Ia pun menyadari kasih sayang Tuhan kepada dia.
Maka, dari film ini, kamu bisa memahami bahwa hidayah itu bisa berasal dari mana saja dan kapan saja…asal kamu enggak berhenti untuk belajar dan mencari.
Emak Ingin Naik Haji (2009)
Apakah rezeki haji hanya untuk orang yang mampu secara finansial? Jawaban film ini, tidak selalu. Film yang rilis pada tahun 2009 dan disutradarai oleh Aditya Gumay ini diperankan oleh tokoh-tokoh terkenal, salah satunya yaitu Reza Rahadian dan juga Aty Cancer Zain.
Ia mengisahkan mengenai seorang ibu yang disebut dengan Emak. Keinginamnya hanya satu: berangkat haji. Namun, Emak juga sadar bahwa ia hanya mengandalkan uang dari berdagang kue dan anaknya yang duda hanya bekerja sebagai pedagang lukisan keliling.
Walaupun begitu, Emak tetap yakin bahwa ia bisa pergi haji dengan menyisihkan hasil dagangan kuenya untuk disetor ke tabungan haji miliknya. Di samping itu, Zain sebagai anaknya juga ikut membantu Emak untuk bisa berangkat haji. Dengan kegigihan dan kesungguhannya, sedikit demi sedikit emak dapat mengumpulkan uang untuk berangkat haji.
Jika berhaji adalah rezekimu, Tuhan akan membukakan jalan. Hal itu tentu berlaku juga untuk mimpi yang lain.
Le Grand Voyage (2004)
Saat bicara mengenai makna haji, sulit untuk meninggalkan film Prancis ini.
Di samping citranya sebagai negara yang “bebas”, harus diakui Prancis memang menelurkan banyak karya yang kental akan nilai Islami. Hal itu enggak lain disebabkan oleh banyaknya imigran Muslim dari Afrika yang mendiami negara ayam jago tersebut.
Nilai-nilai para imigran tersebut memberikan sentuhan budaya menarik, salah satunya dapat kamu saksikan di film ini. Film yang disutradarai oleh Ismael Ferroukhi ini mengisahkan tentang hubungan ayah dan juga anaknya yang penuh lika-liku ketika berangkat ke Mekkah.
Cerita mengenai Reda dan ayahnya bermula ketika ayah Reda meminta Reda menemani ayahnya untuk pergi ke Mekkah. Hubungan mereka enggak baik, pola pikir dan prinsip hidup pun berbeda. Namun, akhirnya Reda dengan terpaksa mematuhi keinginan ayahnya tersebut.
Ayahnya juga mengatakan bahwa mereka berdua akan melakukan perjalanan ke Mekkah menggunakan mobil. Selama di perjalanan, tentu Reda dan ayahnya lebih sering beradu mulut. Namun, seiring berjalannya waktu, emosi mereka berdua pun akhirnya mencair.
Selama perjalanan Reda akhirnya belajar banyak hal tentang nilai-nilai Islam dan ia pun mengetahui apa penyebab ayahnya mengajaknya ke Mekkah menggunakan mobil. Hingga akhirnya mereka berdua sampai di Mekkah dan melaksanakan ibadah haji.
Akhir kisah yang “enggak happy-happy amat” membuat film ini menjadi mengharukan dan meninggalkan kesan mendalam. Buat kamu yang suka menganggap bahwa orang tua itu kolot, lebih baik tonton film ini.
Journey to Mecca (2009)
Buat kamu yang ingin berkontemplasi mengenai makna perjalanan haji, tonton deh, film ini. Dokumenter ini menceritakan kisah perjalanan haji Ibn Batuta –sang penjelajah legendaris yang telah melanglang buana ke berbagai negara– dengan cara yang menarik.
Ibn Batutta berniat penuh untuk melakukan perjalanan religi dengan menunaikan ibadah haji. Perjalannya dari Tangier Maroko hingga ke Mekkah tentu mengalami lika-liku yang cukup sulit. Terlebih, pada abad ke-12 belum ada teknologi mobil, kereta, apalagi pesawat terbang.
Keinginannya bermula ketika ia diberikan mimpi melakukan perjalanan panjang ke mekkah dengan mengendarai seekor burung. Saking terasa nyatanya mimpi tersebut dan Ibn yang memiliki keinginan kuat, akhirnya ia mewujudkan mimpi tersebut.
Walaupun selama perjalanan Ibn mengalami banyak musibah seperti medan perjalanan yang cukup sulit hingga bertemu dengan perampok yang ingin membunuhnya, tetapi akhirnya Ibn berhasil sampai di kota Mekkah dan melakukan ibadah haji.
Dokumenter ini memberikan pesan buat kamu ketika kamu menginginkan sesuatu kamu harus bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Tuhan dan semesta seisinya akan membantumu untuk mendapatkan yang terbaik, terutama jika yang kamu inginkan adalah hal yang baik.
***
Deretan film ini memberikan kamu sebuah kontemplasi tentang perjalanan untuk beribadah haji. Perjalanan itu bukan sekadar perpindahan tempat. Perjalanan menuju Makkah untuk rukun kelima itu adalah tentang bagaimana kamu berjuang, merendahkan ego, berpikir ulang tentang kehidupan, dan manfaat yang kamu berikan di dunia.
Lebih dari itu, perjalanan ibadah haji juga menjadi bentuk pasrah kepada Sang Pencipta karena hidup kita sejatinya adalah milik Tuhan.