Nomor dua padahal jadi film DCEU dengan rating terendah, tetapi Box Office-nya jauh di atas The Flash!
The Flash (2023) sempat menjadi salah satu film superhero yang paling dinantikan di 2023. Bagaimana enggak? Beberapa tokoh besar di Hollywood, termasuk James Gunn dan Tom Cruise, memuji The Flash sebelum filmnya dirilis untuk umum. Ditambah lagi, banyak reaksi positif dari penonton yang lebih dulu mengikuti screening khusus yang diadakan pada CinemaCon 2023.
Besarnya antusiasme sebelum The Flash dirilis ternyata hilang begitu saja saat filmnya dirilis. The Flash memang mendapatkan penilaian yang cukup positif dengan skor Tomatometer 64% dan skor audiens 84% di Rotten Tomatoes.
Namun hingga artikel ini dirilis, yang mana The Flash telah tayang di bioskop selama tiga minggu, film ini hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 246 juta dolar (sekitar Rp3,6 triliun) dari bujet mencapai 220 juta dolar (sekitar Rp3,3 triliun).
Dari angka tersebut, jelas The Flash bisa dibilang gagal dari segi Box Office. Ironisnya lagi, ternyata ada beberapa film superhero yang secara rating lebih jelek dari The Flash, tetapi malah lebih sukses secara Box Office!
6 Film Superhero yang Rating-nya di Bawah The Flash, tapi Jauh Lebih Cuan!
1. Fantastic Four (2005)
Pada era 1990-an, Constantin Film pernah memproduksi film live action pertama untuk Fantastic Four. Walau sudah diproduksi, film tersebut akhirnya tidak pernah dirilis secara resmi di bioskop. Beberapa tahun kemudian, 20th Century Fox menggarap proyek Fantastic Four lainnya dan benar-benar merilisnya di bioskop pada 2005. Sayangnya, Fantastic Four rilisan 20th Century Fox tidak diterima dengan baik oleh kritikus maupun penggemar.
Fantastic Four mendapatkan skor Tomatometer 28% dan skor audiens 45%. Film ini dianggap gagal karena maksa terlihat menyenangkan, kualitas aktingnya di bawah standar, dan penceritaan yang hambar. Walau mengecewakan secara kualitas, Fantastic Four cukup berhasil menjaring penonton dengan pendapatan sebanyak 334 juta dolar (sekitar Rp5 triliun) dari bujet 100 juta dolar (sekitar Rp1,5 triliun).
2. Suicide Squad (2016)
Ada dua film DC Extended Universe (DCEU) yang dirilis pada 2016, salah satunya adalah Suicide Squad. Film ini menghadirkan konsep yang sangat berbeda dari film superhero kebanyakan karena kita bisa melihat sekelompok supervillain ditugaskan untuk “menyelamatkan” dunia. Suicide Squad juga semakin menjanjikan karena film ini akhirnya menampilkan kolaborasi Joker dan Harley Quinn dalam bentuk live action.
Saking besarnya rasa penasaran banyak orang untuk menyaksikan konsep unik yang dijanjikan Suicide Squad, film ini sampai mendapatkan pemasukan sebanyak 747 juta dolar (sekitar Rp11,2 triliun) dari bujet 175 juta dolar (sekitar Rp2,6 triliun). Walau sukses secara pendapatan, Suicide Squad mendapatkan banyak kritikan dengan skor Tomatometer 26% dan skor audiens 58%, karena plot yang kacau dan pengembangan karakter yang tidak maksimal.
3. Teenage Mutant Ninja Turtles (2014)
Kamu yang tumbuh atau lahir di era 1990-an mungkin enggak asing dengan kura-kura ninja atau Teenage Mutant Ninja Turtles. Pada 2014, Paramount Pictures merilis film reboot Teenage Mutant Ninja Turtles, yang turut dibintangi oleh Megan Fox dengan berperan sebagai April O’Neil. Film ini hadir sebagai ajang nostalgia sekaligus pengenalan Teenage Mutant Ninja Turtles kepada generasi muda.
Nilai nostalgia dari Teenage Mutant Ninja Turtles bisa dibilang cukup berhasil karena film ini mendapatkan pemasukan sebanyak 486 juta dolar (sekitar Rp7,3 triliun) dari bujet 150 juta dolar (sekitar Rp2,2 triliun). Di sisi lain, Teenage Mutant Ninja Turtles malah mendapatkan banyak kritikan dengan skor Tomatometer 21% dan skor audiens 50% karena dianggap lebih membosankan dari film-film Teenage Mutant Ninja Turtles era 1990-an.
4. X-Men Origins: Wolverine (2009)
Setelah tampil di trilogi X-Men, Wolverine akhirnya mendapatkan film yang lebih mengeksplorasi kehidupan masa lalunya, yaitu X-Men Origins: Wolverine. Film ini menceritakan masa lalu Wolverine sebagai James Howlett, masa lalunya saat bergabung dengan Team X, bahkan sampai menceritakan bagaimana tulang Wolverine bisa terikat dengan logam adamantium.
Kisah tentang masa lalunya Wolverine jelas membuat banyak penggemar X-Men tertarik menonton film ini. Buktinya, X-Men Origins: Wolverine mendapatkan 374 juta dolar (sekitar Rp5,6 triliun) dari bujet 150 juta dolar (sekitar Rp2,2 triliun). Sayangnya, film ini mendapatkan banyak kritikan dengan skor Tomatometer 38% dan skor audiens 58% di Rotten Tomatoes karena menghadirkan naskah yang sarat dengan hal klise.
5. Justice League (2017)
Kamu yang mengikuti DCEU, pasti setuju bahwa Justice League versi bioskop yang dirilis pada 2017 menjadi awal kekacauan DCEU. Proses produksi filmnya mengalami banyak masalah karena studio tidak ingin Justice League menjadi film yang terlalu gelap. Tidak kuat dengan tekanan dan salah satu anaknya ada yang meninggal, sutradara Zack Snyder memutuskan mundur di tengah proses produksi Justice League.
Posisi Snyder kemudian digantikan oleh Joss Whedon, sutradara dua film pertama Avengers. Berbagai perombakan yang dibuat oleh Whedon untuk Justice League malah membuat filmnya jadi mendapatkan banyak kritikan dengan skor 39% di Rotten Tomatoes. Secara Box Office, Justice League berhasil mendapatkan 658 juta dolar (sekitar Rp9,8 triliun). Angkanya mungkin terlihat besar, tetapi bujet Justice League membengkak sampai 300 juta dolar (sekitar Rp4,5 triliun) karena syuting ulang.
6. Ant-Man and the Wasp: Quantumania (2023)
Selain The Flash, film superhero lainnya yang juga dirilis di 2023 adalah Ant-Man and the Wasp: Quantumania. Film ini menjadi pembuka untuk Marvel Cinematic Universe (MCU) fase 5 dan menjadi debut Kang the Conqueror di MCU. Jelas Quantumania terlihat menjanjikan karena Kang bakal menjadi villain besar MCU setelah Thanos.
Penampilan Kang di Quantumania memang berhasil mencuri perhatian. Sayangnya, cerita yang disajikan film ini sama sekali tidak spesial dan lazy writing. Alhasil, Quantumania mendapatkan skor 46% di Rotten Tomatoes dan menjadi film MCU dengan skor Rotten Tomatoes terendah. Namun secara Box Office, Quantumania mendapatkan 477 juta dolar (sekitar Rp7,1 triliun) dari bujet 200 juta dolar (sekitar Rp3 triliun).
***
Itulah deretan film superhero yang rating-nya lebih jelek dari The Flash, tetapi Box Office-nya malah lebih sukses. Menurut kamu, apakah The Flash wajar saja mengalami flop atau seharusnya film ini mendapatkan Box Office yang lebih besar?