Ketika kita mencintai seseorang, rasanya selalu ingin memilikinya. Setiap hari, di rumah, di kantor, di sekolah, bahkan di sudut ruangan, yang terbayang adalah wajahnya.
Wajar, kalau kita selalu terbayang-bayang sama dia yang kita cintai. Namun, rasa cinta yang berlebihan terkadang menjadi candu, membuat kita mengalami efek bak menggunakan narkoba. Pada akhirnya, kita mengalami tahap yang dinamakan bucin.
Menjadi bucin membuat kamu terlihat menyedihkan, seperti tokoh-tokoh dalam film ini. Jika bagimu cintamu kepadanya masih wajar, coba cek dulu deh melalui tokoh-tokoh ini. Kalau apa yang kamu lakukan sama, berarti, kamu sudah layak disebut bucin.
Kali ini KINCIR mengumpulkan duta bucin paling menyedihkan dalam film. Penasaran siapa saja mereka? Cek lebih lengkapnya, yuk!
Duta bucin paling menyedihkan dalam film:
Tom Hansen
Jika membicarakan tentang budak cinta, tentunya sulit untuk melupakan nama yang satu ini. Dalam 500 Days of Summer, Tom Hansen merupakan seorang arsitek penuh harapan dan obsesi kepada Summer Finn, asisten pribadi baru di kantornya.
Walaupun Summer sudah memberi tahu Tom bahwa ia sedang enggak mau berpacaran, tetapi Tom nekat dan percaya bahwa suatu saat ia dapat mengubah Summer. Nyatanya, Summer meninggalkan Tom dan membuatnya depresi dalam waktu yang lama.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Tom adalah jangan pernah menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain. Selain itu, jangan pernah juga berfokus sama kesedihan dan kenangan ketika ditinggalkan oleh seseorang, karena dia yang enggak mencintaimu enggak akan pernah kembali dan hidupmu bisa hancur karenanya.
Eun Shik Jang
Jauh sebelum booming-nya Korean Wave di dunia ini, Korea Selatan memiliki beberapa drama Korea Selatan yang menampilkan kebucinan maksimal. Salah satu yang bikin tepuk jidat adalah Sex is Zero (2002).
Eun Shik Jang adalah mahasiswa baru di kampus yang baru aja selesai dari wajib militer. Di kampus, ia jatuh cinta dengan cewek populer bernama Eun-hyo yang merupakan anggota aerobik.
Eun-hyo terlihat ramah kepada Shik Jang, tetapi sebetulnya ia suka sama Ham Sung-ok, seorang pria playboy. Nahasnya, Eun-hyo terlihat memberikan harapan dan Shik-jang terus-menerus berkorban buat Eun-hyo, termasuk pada saat Eun-hyo dihamili si playboy.
Kebaikan hati Shik-jang bikin kita geregetan sekaligus kasihan. Untungnya, laki-laki ini “sadar” di akhir cerita bahwa cintanya sia-sia.
Benzi
Film Lemon Popsicle (1978) memiliki sedikit kemiripan dengan Sex is Zero. Kemiripan itu ada pada bagaimana tokoh utama bucin pada cewek di sekolahnya dan bagaimana sang cewek bereaksi.
Benzi adalah seorang cowok naif dan pemalu yang berteman dekat dengan Momo, seorang playboy. Di sekolah, ia jatuh cinta dengan Nili, seorang perempuan yang cantik dan merupakan idola sekolahan. Sayangnya, Nili malah jatuh cinta dengan Momo dan hamil.
Demi membuktikan cintanya kepada Niki, Benzi pun menemani Niki melewati saat-saat yang sulit, termasuk membantunya dalam biaya aborsi. Namun, alih-alih menyukai Benzi, Niki malah menghempaskan cinta Benzi dan lagi-lagi jatuh ke pelukan si playboy.
Melihat tingkah bucin Benzi tentunya sangat menyebalkan. Apalagi, saat Benzi harus berbohong demi membantu Niki aborsi. Namun, endingnya cukup menyedihkan sekaligus mengharukan, karena Benzi pada akhirnya menyadari bahwa sia-sia aja berharap pada Niki yang cuma memanfaatkannya.
Milea
Milea memang sudah menikah dengan seorang laki-laki yang mapan, penyayang, dan tampan. Namun, bukan berarti ia enggak bisa bucin.
Kemapanan sang suami nyatanya enggak bisa membuatnya melupakan Dilan, mantan kekasihnya saat SMA dulu. Proses PDKT Dilan kepada Milea terbilang sangat lucu dan menyenangkan, bikin Milea tersipu-sipu.
Sayangnya, gejolak remaja yang penuh amarah, idealisme, dan sifat labil membuat keduanya harus putus di tengah jalan. Selepas lulus SMA, mereka pun berpisah jalan. Namun, pikiran Milea selalu berhenti di masa saat ia SMA. Dan ia selalu memandang Dilan seperti sosok anak SMA yang dulu ia cintai.
Padahal, dunia udah berubah dan mantan kita pastinya akan tumbuh menjadi orang yang berbeda, enggak sepenuhnya sama dengan yang kita kenal dulu. Hmm, adakah yang seperti Milea?
Kale
Kale adalah bukti bahwa bucin bisa membuktikan. Dalam spin off Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini yang bertajuk Story of Kale, diceritakan bahwa Kale setengah mati jatuh cinta sama Dinda, manajer band-nya.
Sayangnya, rasa cinta Kale ini justru berubah menjadi obsesi. Kale memaksa Dinda untuk mengikuti langkah karier yang menurut dia gemilang buat Dinda. Padahal, bukan itu yang diinginkan Dinda. Bahkan, rasa cinta yang berlebihan itu membuat Kale sempat hampir melakukan kekerasan.
Ketika mencintai seseorang, sebetulnya kita juga harus mendengarkan suaranya. Jangan sampai membuat kita menjadi otoriter dan abusive.
Jonathan Trager
Dalam film Serendipity (2001), Jonathan Trager adalah laki-laki bucin yang beruntung. Pasalnya, jika hal ini terjadi di dunia nyata, nasib Trager pastinya akan tragis.
Jonathan Trager bertemu dengan Sara Thomas saat akan membeli sarung tangan musim dingin. Mereka berebut sarung tangan yang stoknya hanya tinggal satu, saling tertarik, kemudian menghabiskan waktu dengan ke kafe, ice skating, dan mengobrol.
Namun, ketika ia meminta nomor kepada Sara, Sara malah menantangnya dengan menuliskan nomor telepon di buku yang ia bawa. Sementara itu, Jonathan disuruh oleh Sarah untuk menuliskan nomornya di uang yang dibelanjakan. Sara percaya jika mereka ditakdirkan bertemu, mereka akan menemukan satu sama lain.
Tahun demi tahun berlalu, Jonathan akan menikah, begitu pula Sara. Namun, menjelang pernikahan mereka, ada tanda-tanda yang seolah mengingatkan keduanya kepada kenangan di masa lalu, mulai dari poster film kesukaan Jonathan sampai salah satu sarung tangan yang ditemukan Jonathan saat ia beberes rumah.
Mereka pun saling mencari satu sama lain. Bahkan, Jonathan sangat terobsesi untuk mencari Sara hanya dengan bermodalkan nama depannya dan mencari buku-buku bekas Love in the Time of Cholera dengan harapan menemukan Sara.
Film ini berakhir dengan manis. Namun, tentu saja ini hanya terjadi di film. Di dunia nyata, bucin dengan masa lalu yang samar dan melupakan pasangan yang jelas ada di depan mata tentu bukan hal yang bijak.
Joel Barish
Joel Barish bertemu dengan Clementine Krucinzsky pada saat naik kereta dari Montauk. Mereka pun pada akhirnya bertukar obrolan dan berpacaran. Namun, lama kelamaan, mereka kerap bertengkar dan pada akhirnya putus.
Clementine pun meminta bantuan pada Lacuna Inc. untuk menghapus ingatannya. Menemukan perusahaan dengan teknologi ini, Joel pun melakukan hal yang sama.
Namun, karena otaknya sudah terlanjur bucin, diri Joel seolah menolak prosedur itu. Ada begitu banyak pergolakan diri Joel di dalam pikirannya yang setengah mati ingin mempertahankan ingatan tentang Clementine.
Walaupun prosedur ini berhasil, pada akhirnya Joel dan Clementine bertemu, hanya untuk jatuh cinta lagi.
Jatmiko
Sungguh malang nasib laki-laki bucin Surakarta dalam film Sobat Ambyar (2020) ini. Bertemu dengan Saras, seorang pelanggan di kafenya, Jatmiko langsung jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Ia pun kerap mengajak Saras untuk hangout dan menembak Saras.
Semuanya berjalan indah bak dunia milik berdua hingga pada akhirnya Saras pamit untuk pulang sebentar ke Surabaya. Pada saat di Surabaya, Saras mulai cuek bahkan enggaj membalas pesan Jatmiko.
Jatmiko yang gusar pun kemudian memutuskan untuk mendatangi Saras ke Surabaya. Namun, yang ia dapatkan justru Saras tengah diapeli oleh kekasih barunya yang mapan dan bermobil mewah. Jatmiko pun pulang dengan hati hancur, tetapi masih saja menerima dan mengharapkan Saras hingga di Solo.
Melihat tingkah Jatmiko bikin kita geregetan. Pasalnya, sudah jelas-jelas Saras menjadikannya cadangan, tetapi Jatmiko masih terus-menerus menolak kenyataan itu.
***
Menonton para budak cinta di atas pastinya bikin kita geregetan atau mungkin ikut bersedih. Namun, perlu diingat bahwa kisah mereka semua bisa kamu jadikan pelajaran untuk bisa membedakan mana cinta yang sehat dan mana obsesi. Jangan sampai perasaan tulusmu berubah jadi obsesi yang merusak, ya!