Justice League (2017) bisa dibilang sebagai proyek film yang penuh prahara. Di tengah proses syuting, sutradara Zack Snyder memutuskan mundur dan posisinya digantikan oleh Joss Whedon yang merupakan sutradara dua film pertama Avengers. Whedon kemudian memutuskan untuk melakukan syuting ulang besar-besaran dengan jarak hanya empat bulan sebelum perilisan filmnya.
Syuting ulang akhirnya membuat bujet Justice League membengkak menjadi 300 juta dolar (sekitar Rp4,6 triliun). Ketika dirilis, Justice League terbilang kurang sukses dengan pendapatan hanya 658 juta dolar (sekitar Rp10,1 triliun). Ditambah lagi, film ini juga mendapatkan banyak kritikan. Lalu pada Juli 2020, terungkaplah bahwa Whedon melakukan perbuatan tidak menyenangkan selama proses syuting ulang Justice League.
Para aktor Justice League menjadi sasaran perbuatan tidak menyenangkannya Whedon selama syuting ulang. Pemeran Batman, yaitu Ben Affleck, awalnya tidak terlalu banyak bicara tentang pengalaman buruknya. Namun belum lama ini, Affleck semakin berani blak-blakan menceritakan pengalamannya menjalani syuting Justice League.
Dilansir The Hollywood Reporter, Affleck berkata, “Justice League. Kamu bisa membuat seminar tentang semua alasan untuk tidak melakukan seperti ini. Mulai dari produksi, berbagai keputusan buruk, hingga tragedi pribadi yang mengerikan, dan diakhiri dengan rasa paling mengerikan di mulut saya. Jeniusnya dan sisi baiknya adalah Zack Snyder akhirnya pergi ke AT&T (induk perusahaan WarnerMedia) dan seperti, ‘Saya bisa kasih kamu konten berdurasi empat jam.’”
Pengalaman buruknya selama terlibat di Justice League bahkan yang menjadi faktor bagi Affleck memutuskan berhenti memerankan Batman. Untungnya, Affleck mau kembali lagi untuk The Flash dan mendapatkan pengalaman jauh lebih menyenangkan daripada Justice League. Apa pendapat kamu tentang pernyataannya Ben Affleck? Jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!