Konsep universe atau semesta di dalam film memang identik dengan DC Comics dan Marvel. Walaupun bukan yang pertama, tetapi konsep semesta film superhero dari kedua perusahaan hiburan ini cukup ikonik dan menginspirasi banyak perusahaan hiburan dari berbagai negara.
Konsep semesta superhero dianggap mampu menarik perhatian banyak orang dan mampu menjaring banyak penonton. Apalagi, sekarang mudah banget untuk mendistribusikan film ke berbagai negara lewat platform-platform video on demand. Kesempatan buat “menyaingi” raksasa semesta superhero seperti DC Extended Universe dan Marvel Cinematic Universe pun semakin terbuka lebar.
Buat kamu yang menginginkan alternatif tontonan superhero berseri dengan sentuhan budaya lain, simak versi semesta superhero dari berbagai negara ini!
Jagat Sinema Bumilangit – Indonesia
Boleh dibilang bahwa sinema Indonesia mengalami perkembangan yang baik beberapa tahun belakangan ini. Bukan cuma berkutat pada romansa saja, ada begitu banyak genre yang dihasilkan oleh para sineas Indonesia. Enggak tanggung-tanggung, Joko Anwar berani mengambil risiko dengan membuat Jagad Sinema Bumilangit –proyek semesta superhero klasik Indonesia–.
Pascadekade 90an, superhero Indonesia dari komik atau dongeng memang enggak banyak diadaptasi ke layar. Karena, membutuhkan bujet yang enggak sedikit untuk meramu film superhero yang dipenuhi adegan-adegan fantastis. Joko Anwar sendiri mengangkat Gundala –pahlawan super rekaan Harya Suraminata– tahun 1969, sebagai film pertama dari universe ini tahun 2019. Kemudian, film yang sukses di pasaran tersebut diikuti oleh sekuelnya, Sri Asih, tahun 2022. Dibandingkan Gundala, Sri Asih punya sedikit peningkatan dalam jalinan penceritaan.
Besar kemungkinan semua pahlawan super buatan komikus dan novelis tahun 60-80an ini bakal dikumpulkan dalam satu film besar layaknya The Avengers setelah film-film tunggal mereka dirilis. Ya, Sri Asih sendiri rencananya akan diikuti oleh Virgo and the Sparklings.
Krrish – India
Bollywood, industri perfilman India, memang identik dengan drama-drama penuh tarian dan kisah hiperbola, tetapi beberapa karya mengambil konsep berbeda salah satunya superhero.
Ingat Koi..Mil Gaya? Ya, film tahun 2003 ini, walaupun masih kental akan musik dan tarian, tetapi menggunakan konsep fiksi ilmiah. Koi Mil Gaya sendiri berkisah tentang persahabatan seorang anak dengan kondisi mental khusus dan alien yang datang ke Bumi. Persahabatan mereka memang nyata, tetapi sayang di mana ada alien, di situ pasti ada pihak berwajib yang ingin ikut campur.
Kesuksesan Koi..Mil Gaya pun kemudian diteruskan ke sekuelnya, Krrish (2006), di mana Rohit menjadi dewasa dan kini bekerja sebagai ilmuwan. Anak Rohit, Krishna, ternyata punya kekuatan yang kemudian menjadikannya pahlawan super Krrish. Pada tahun 2013, Krrish meneruskan sekuel ketiganya.
Walaupun enggak sebooming superhero Hollywood, tetapi Krrish dan Koi Mil Gaya adalah jagat film pahlawan super yang terkenal di India dan disukai penggemar Bollywood di berbagai negara.
Mousa – Mesir
Jika kamu doyan berlangganan platforms video on demand, mungkin kamu akan menyadari bahwa mulai ada banyak negara yang unjuk gigi untuk berkarya, sepertimisalnya Timur Tengah dan juga Afrika Utara seperti Mesir. Lebih mengejutkannya lagi, ada film bertema superhero yang bakal dibuat konsep universe.
Di Netflix, terdapat film superhero baru dari Mesir yang bertajuk Mousa. Mousa sendiri, layaknya Batman, adalah pahlawan super yang kekuatannya berasal dari otak. Ia lahir karena ayahnya meninggal dunia akibat konspirasi pemerintahan.
Yahla, seorang mahasiswa teknik informatika, dendam kepada orang-orang yang membunuh sang ayah. Pria introvert tersebut pun kemudian menggunakan semua kepintarannya untuk membuat robot canggih yang bisa dikendalikan oleh otaknya sendiri. Bukan hanya membalas dendam, ia juga menjadi vigilante yang membenahi berbagai masalah negara yang kacau.
Pada akhir cerita, terlihat bahwa Mousa nantinya akan menjadi semesta pahlawan super mesir. Lagipula, Mousa ternyata adalah film yang bersambung dengan film superhero sebelumnya, yakni El-Haram El-Rabe. Dengan konsep crossover, Mousa yang terluka dibawa oleh superhero dalam El-Haram El-Rabe, Yusuf, yang juga mengalami ketidakadilan sistematis.
Shin Japan Heroes Universe – Jepang
Penggemar tokusatsu pasti tahu bahwa Jepang juga merupakan surga para monster sekaligus superhero. Menggunakan kisah berbagai macam makhluk legendaris, ini adalah salah satu proyek terbesar di dunia entertainment Jepang. Apalagi, proyek ini adalah besutan empat rumah produksi berpengaruh di Jepang: Studio Khara, Toei Co., Ltd, Toho Co., Ltd dan Tsuburaya Productions. Film-film tersebut menampilkan sosok Godzilla, Evangelion, Ultraman dan Kamen Rider dengan awalan “Shin” untuk menandai kolaborasinya.
Film Shin Godzilla sendiri dirilis pada tahun 2016, kemudian Shin Evangelion pada tahun 2021, Shin Ultraman pada tahun 2022, dan rencananya Shin Kamen Rider pada tahun 2023. Namun, crossover sendiri baru dilakukan pada merchandise dan iklan.
Walaupun keempatnya merupakan standalone movies, tetapi kerjasama yang terjadi di belakangnya dan crossover dalam cendera mata dan iklan membuat potensi crossover film bukan enggak mungkin terjadi di masa depan.
Ne Zha – Tiongkok
Bermula dari Ne Zha (2019), salah satu film animasi terlaris di Tiongkok, negara tersebut juga mengusung semesta superhero atau pahlawan super dengan background dewa. Ne Zha, dewa kenakalan, menjadi salah satu tokoh utamanya.
Ne Zha sendiri merupakan sosok dewa antihero yang diadaptasi dari buku Investiture of the Gods oleh Xu Zhonglin. Ia enggak bisa dibilang jahat, tetapi cukup jahil dan kadang enggak peduli sama sekitar. Namun, walau tertakdir punya sifat nakal, Ne Zha berusaha untuk melawan itu. Ne Zha adalah gambaran tentang bagaimana makhluk melawan ego dan hawa nafsunya.
Kisah Ne Zha secara khusus kemudian dibahas dalam sekuel Jiang Ziya (2020), dan New Gods: Ne Zha Reborn (2021). Bukan cuma Ne Zha, di dalam universe ini juga diperkenalkan beberapa superhero dengan kekuatan unik. Animasinya yang terlihat intens dan nyata patut diacungi jempol.
Buat kamu yang sudah jenuh dengan semesta pahlawan super dari Amerika Serikat, crossover dan sekuel berbagai film superhero di atas layak ditonton. Apalagi, hampir semuanya bisa ditonton di platform VOD dan mengusung budaya masing-masing negara yang unik.