Dari buku ternama sampai syuting di banyak kota mengiringi fakta menarik film Hati Suhita
Rilis tanggal 25 Mei lalu film Hati Suhita nyatanya berhasil membuat banyak penonton terisak. Film Hati Suhita berkisah tentang seorang perempuan penghafal Al-Qur’an bernama Alina Suhita yang dijodohkan dengan Gus Birru anak dari pimpinan pesantren tempat ia belajar. Sayangnya Gus Birru belum selesai dengan masa lalunya. Ia masih berharap kembali dengan mantannya sekalipun telah menikah.
Kisah cinta penuh haru ini dibungkus dalam sebuah film berdurasi 137 menit. Selain ceritanya yang menarik, ada beberapa fakta dari film Hati Suhita yang harus kamu tahu.
Deretan fakta menarik film Hati Suhita
Di angkat dari novel best seller
Film ini diproduksi oleh Starvision, rumah produksi yang memang kerap mengangkat film dari buku kenamaan. Hati Suhita adalah adaptasi dari sebuah novel berjudul sama karangan penulis Khilma Anis. Sejak pertama terbit, buku ini memang punya pangsa pasarnya sendiri dan menjelma menjadi buku best seller.
Eksekusi alih wahana dari buku menjadi film panjang dinilai tepat oleh banyak pembacanya dan enggak terlalu mengesampingkan banyak faktor penting yang ada dalam bukunya. Khilma adalah penulis dari beberapa buku best seller lain seperti Wigati dan Jadilah Purnamaku Ning yang enggak menutup kemungkinan ceritanya akan kembali diangat menjadi film.
Nyaris tanpa antagonis
Seperti yang KINCIR tulis dalam Review Hati Suhita, film ini menggambarkan cinta segitiga tanpa menitik beratkan konflik antara karakter antagonis dan protagonis. Suhita yang jadi pemeran utama dalam flm ini enggak pernah mencoba untuk menjelekan sosok Ratna Rengganis yang jadi bayang-bayang rumah tangganya.
Sementara Gus Birru yang hatinya mendua pun punya asalan yang kuat untuk enggak dibenci penonton. Sementara Ratna Rengganis yang jadi orang ketiga tampil dengan aura positif enggak seperti banyak pelakor di film-film lain. Karakteristik yang tepat porsi membuat penonton jadi bersimpati pada semua karakternya.
Penggunaan dialog yang puitis
Berlatarkan pesantren di Jawa Timur, film ini sebetulnya punya beban untuk menghantarkan ceritanya dengan menggunakan bahasa Jawa khas Jawa Timur. Namun Hati Suhita memilih jalan lain, film ini justru dihantarkan dengan menggunakan kata-kata baku nan puitis yang terlontar antara para pemerannya.
Namun penggunakan kata tersebut enggak terasa berlebihan. Bahasa puitis dari buku yang diterapkan membuat film ini lebih berhasil menyampaikan cerita yang pelik dari para karakternya
Kolabarsi aktor beda generasi yang aplik
Dalam film Hati Suhita, film ini menyatukan beberapa aktor muda yang tengah naik daun dengan para aktor kawakan yang memang sudah dikenal luas kualitas aktingnya. Generasi muda dalam film ini diwakili oleh Omar Daniel, Nadya Arina juga Anggika Bolsterli yang jadi tiga pemeran utama dalam film Hati Suhita. Sementara aktor senior dari film ini diisi oleh Slamet Rahardjo, Desi Ratnasari juga David Chalik.
Kolaborasi aktor berbeda generasi ini tampak membaur dengan apik. Mereka sailing mengisi karakter dengan tepat. Karena itu secara cerita, film ini cukup hidup karena berbaurnya aktor senior dan junior dengan baik.
Sutradara Archie Hekargery kembali tukangi film tentang pernikahan
Jumlah film yang angkat tentang kehidupan rumah tangga pasca pernikahan mungkin enggak terlalu banyak dan enggak terlalu populer ketika tayang di bioskop. Nah uniknya sutradara film Hati Suhita adalah Archie Hekagery, sutradara yang pernah menukangi film dengan genre serupa bertajuk Wedding Agreement.
Film Wedding Agreement adalah salah satu film tentang pernikahan yang cukup berhasil mengaduk emosi penonton. Film ini juga mendapat sambutan baik hingga akhirnya dibuatkan serialnya yang sekali lagi disutradarai oleh Archie. Nah berbekal pengalaman Wedding Agreement.
Archie terasa mengerti caranya mengeksplorasi cerita dari film Hati Suhita ini. Beberapa kekurangan dari Wedding Agreement bisa ia tambal dalam film ini mengingat secara plot, dua film ini punya cerita yang nyaris sama.
Syuting 50 hari di 5 provinsi
Film Hati Suhita menghabiskan waktu syuting lebih dari 50 hari untuk merampungkan semua adegannya. Uniknya dalam 50 hari ada sembilan kota yang dipakai sebagai lokasi syuting yang tersebar di lima provinsi Pulau Jawa. Mereka syuting di Jawa Timur tepatnya di Trenggalek, Kediri dan Ponorogo. Sementara di Jawa Tengah mereka syuting di Kudus, Klaten dan Salatiga.
Sementara sisa lokasi lainnya Hati Suhita mengambil gambar di Jakarta, Jogja dan Bogor. Merampungkan banyak adegan dalam waktu 50 hari dengan berpindah di lima provinsi berbeda tentu menyita energi dan perhatian mereka yang bekerja merampungkan film ini.
***
Jadi itu tadi sejumlah fakta yang perlu kamu tahu tentang film Hati Suhita. Buat kamu yang sudah nonton seberapa bagus filmnya menurut kamu? Dan buat kamu yang belum nonton kamu bisa baca dulu Review Hati Suhita berikut ini.