Pernah enggak, sih, kalian menonton film dan merasa penasaran di bagian akhir? Ada dua kemungkinan. Yang pertama, film itu memang sengaja dibiarkan menggantung. Sementara itu, yang kedua, film itu memang akan dibuat sekuelnya.
Banyak film hit yang sekuelnya sudah keluar atau sudah direncanakan keluar sehingga rasa penasaran penonton pun enggak berlarut-larut. Namun, ada juga film yang sekuelnya cuma tinggal rencana aja.
Nah, apa aja sih film-film yang seharusnya ada sekuelnya? Dan kenapa sekuel film-film tersebut dibatalkan? Yuk, kita simak saja di sini, ya.
1. The Golden Compass (2007)
Film ini berakhir dengan Lyra, sang tokoh utama, beserta teman-temannya, bermaksud buat pergi ke utara untuk melawan Magisterium, kelompok yang ingin menguasai dunia.
The Golden Compass sebenernya menyenangkan buat ditonton dengan CGI yang keren. Sekuelnya pun sebenarnya mau digarap. Sayangnya, sih, banyak faktor yang bikin sekuelnya batal digarap.
Pertama, novel ini merupakan bagian dari trilogi His Dark Materials-nya Phillip Pullman yang dianggap antikristus. Penganut Katolik taat berpendapat bahwa film ini menistakan ajaran mereka, tetapi sebaliknya banyak kritikus yang menyayangkan hilangnya unsur "agama" tersebut di film.
Kedua, film ini enggak sepenuhnya dapat kritik bagus dan pendapatannya pun kurang fantastis yaitu 70 juta dolar (sekitar Rp1 miliar).
2. Prince of Persia: The Sands of Time (2010)
Film ini sebenernya jauh lebih menguntungkan daripada The Golden Compass. Pendapatannya pun mencapai 220 juta dolar (sekitar Rp3,1 triliun). Awalnya, sekuel film ini mau digarap melihat keuntungannya lumayan fantastis.
Namun, karena kritik yang mampir terlalu banyak, akhirnya sineas film ini jiper duluan dan memutuskan buat membatalkan rencana pembuatan sekuel. Hmm, cukup idealis ya?
3. Eragon (2006)
Penuh dengan naga dan hal-hal ajaib khas dunia fantasi, Eragon diprediksi bakal jadi The Lord of The Rings atau Harry Potter berikutnya. Novel-novelnya pun laris manis.
Namun, filmnya justru dianggap kurang bagus dan memuaskan. Pendapatannya juga cuma mencapai 250 juta dolar (sekitar Rp3,5 triliun), padahal nilai produksinya sampai 100 juta dolar (sekitar Rp1,4 tiliun), karena jauh dari ekspektasi, akhirnya sekuel pun batal digarap.
4. Lemony Snicket's: A Series of Unfortunate Events (2004)
Bercerita tentang petualangan anak-anak dan perebutan harta warisan oleh orang tua yang jahat dalam dunia yang sedikit magical, film yang diangkat dari novel ini sebenarnya dianggap bagus baik oleh kritikus maupun penonton.
Hanya saja, pihak produser merasa kesuksesan film ini enggak menyamai franchise film Harry Potter, sehingga sekuelnya pun urung dikerjakan. Sayang banget, ya?
Cuma, ada kabar baik nih, karena walaupun sekuel berupa filmnya enggak ada, film ini diadaptasi jadi serial di Netflix pada 2017.
5. Speed Racer (2008)
Dibuat oleh Wachowski bersaudara (dua orang yang berada di balik kesuksesan The Matrix), banyak harapan yang ditumpukan pada Speed Racer. Aslinya, premis film ini cukup menarik, tentang kehidupan pembalap dan hubungannya dengan pemodal besar dan mimpi-mimpinya.
Cuma, film ini gagal total di pasaran. Mayoritas penonton dan kritikus emoh menyukai film ini. Nasib akhirnya, film ini jadi cult movies yang pada akhirnya dianggap “terlalu jelek hingga jadi bagus”.
***
Saat menonton film, memang mending kita enggak menaruh banyak harapan. Karena layaknya hubungan, kalau akhirnya enggak berlanjut sesuai keinginan, pasti kita jadi kecewa. Betul, enggak?