Saat bicara soal dunia perfilman, tentu kita udah enggak asing sama nama beberapa sutradara Hollywood yang punya “tangan dingin” dan dikenal mampu membuat film-film ciamik. Namun, seperti kata pepatah, “sepandai-pandainya tupai melompat, terkadang bisa jatuh juga”.
Sutradara-sutradara “terbaik” Hollywood ini juga pernah “khilaf”, atau mungkin membuat film yang enggak sesuai selera masyarakat dan kritikus entah karena apa. Hasilnya, film-film ini dianggap sebagai film buruk yang entah kenapa bisa jadi buah pikiran orang-orang yang udah dianggep keren.
Seberapa jelek sih, film-filmnya? Melanjutkan bagian satu, yuk, simak!
1. The Lovely Bones (2009)
Nama Peter Jackson bukan sesuatu yang baru, terutama bagi penggemar berat Lord of The Rings. Sutradara asal New Zealand itu terkenal mampu menggarap film-film adaptasi dengan sangat baik, kecuali The Lovely Bones.
The Lovely Bones merupakan novel yang berkisah tentang seorang anak bernama Susie Salmon yang diperkosa kemudian dibunuh dan dimutilasi. Namun, kisahnya tak selesai sampai di situ. Bergantian sama penyelidikan kasusnya di dunia serta duka keluarga, adegan perjalanan Susie ke surga pun bergulir.
Ide yang bagus, sebetulnya. Namun, para kritikus menganggap kalau pengalihan adegan di dunia nyata dan di surga agak kasar. Cerita pun dianggap kurang mengharukan dan kurang membawa haru di dalam filmnya.
2. Mimic (1997)
Apa yang kalian pikirkan saat mendengar nama Guillermo del Toro? Janggal, mungkin itu yang ada di dalam pikiran kalian. Sutradara keren Amerika ini mampu membuat film-film fantasi yang cringe dan agak gelap, tentunya ditambah dengan kehadiran makhluk-makhluk yang aneh.
Selain masih mengusung semangat ganjilnya del Torro, sebenarnya Mimic punya cerita yang seru dan bukan film jelek. Film fantasi thriller ini berkisah tentang seorang ahli genetika yang mengembankan serangga super buat membunuh kecoa. Di luar dugaan, saat serangga-serangga tersebut muncul, yang mereka coba bunuh adalah manusia.
Buat tontonan kala senggang, Mimic memang asyik. Masalahnya, nih, buat nama del Toro, Mimic dianggap kurang berat dan standar banget.
3. The Ninth Gate (1999)
Disutradarai oleh Roman Polanski yang terkenal dengan Rosemary’s Baby (1968) dan dibintangi Johnny Depp, film ini keliatan menjanjikan banget, ‘kan?
Apalagi, The Ninth Gate berkisah tentang buku The Ninth Gate of The Kingdom of Shadows yang buku aslinya ditulis beneran sama iblis. Depp berperan sebagai Corso, seorang agen buku antik yang menjual buku-buku itu dengan harga super mahal kepada kolektor.
Suatu saat, ada orang yang meminta salinan asli buku tersebut, dan di sinilah petualangan satanic Corso dimulai. Premisnya menarik. Sayangnya, kurang memberikan kengerian kayak Rosemary's Baby.
4. Elizabethtown (2005)
Film romantis komedi berjudul Elizabethtown disutradarai oleh Cameron Crowe, sutradara yang terkenal akan film-film romantis nan apik kayak Jerry Maguire (1996) dan Almost Famous (2000).
Elizabethtown berkisah tentang seorang pria bernama Drew yang patah hati dan gagal dalam pekerjaannya. Dia pun kemudian memutuskan buat balik ke kampung halamannya. Siapa yang menyangka kalau dia ketemu sama seorang pramugari bernama Claire yang nantinya bakal mengubah hidupnya.
Elizabethtown dianggap agak klise dan juga menampilkan manic pixie dream girl standar dalam diri Claire.
5. Downsizing (2017)
Film ini sebenarnya asyik banget, memadukan romantisme, fantasi, teknologi, dan tentu saja kritik sosial. Sebenarnya, film ini bahkan enggak bisa disebut jelek. Penampilan Matt Damon pun keren.
Namun, Downsizing dianggap sekadar “tontonan enak” saja. Kurang dalam, apalagi kalau melihat kiprah sang sutradara dalam berbagai film, salah satunya Paris Je T’aime (2006).
Downsizing kurang membekas di hati, kurang memberikan pemikiran yang deep, dan dianggap sebagai karya yang kurang niat dari Payne.
***
Bagus apa enggaknya film memang tergantung selera, dan menurut kalian, apakah film-film di atas gagal? Kasih pendapat di kolom komentar, ya.