5 Film Tentang Perselingkuhan yang Bikin Kamu Berempati

Dalam pernikahan, perselingkuhan memang enggak dapat dibenarkan sama sekali. Soalnya, berbagai pasal dalam hukum mengatur pernikahan secara ketat. Bahkan perselingkuhan ada pasalnya tersendiri yakni pasal perzinahan.

Namun, harus diakui bahwa ada beberapa perselingkuhan dalam pernikahan di film yang menyentuh hati. Hal tersebut terjadi lantaran alasan perselingkuhan yang kuat dan bagaimana film bisa mengambil sudut pandang yang membuat kita berempati.

Coba deh, tonton film-film ini dan tanyakan secara jujur kepada dirimu: apakah perselingkuhan mereka membuatmu marah, atau kamu justru bisa melihat sisi lain dari hubungan terlarang itu?

Film tentang perselingkuhan yang bikin kamu berempati

Lost in Translation (2003)

Via Istimewa

Keterasingan dalam film ini bukan sekadar tentang terasing di sebuah negara tanpa memahami bahasanya, tetapi terasing dari cinta. Bob, seorang aktor veteran yang sudah menikah selama 25 tahun dan mengalami masalah pernikahan. Pernikahannya sudah dingin.

Sementara itu, Charlotte, seorang perempuan muda lulusan Yale yang menemani sang suami ke Tokyo, untuk sesi fotografi. Sang suami sangat cuek dan enggak memedulikan perasaannya.

Charlotte dan Bob bertemu di bar, dan entah mengapa perasaan itu terjadi begitu saja. Terlepas dari status pernikahan dan perbedaan usia, mereka saling mencintai, melewati waktu di Tokyo kendati sama-sama terasing.

Waktu satu jam empat puluh satu menit yang disediakan film ini cukup untuk membuatmu berempati kepada mereka. Meskipun, tentu saja mereka ada salahnya: enggak jujur dan enggak berusaha menyelesaikan masalah pada pasangan masing-masing.

A Walk on the Moon (1999)

Via Istimewa

Menikah muda memang bukan hal yang baik, mengingat usia pengantin belum matang dan belum banyak melewati pengalaman hidup. Dampak inilah yang terjadi pada Pearl, seorang ibu muda yang melahirkan pada usia 17 tahun. 

Bertahun-tahun kemudian, kedua anaknya beranjak remaja. Keluarga mereka mengikuti camp dan di sana, Pearl bertemu Walker, penjual pakaian yang masih muda. Marty, suami Pearl, sibuk karena banyak orang yang menggunakan jasa reparasi TV-nya.

Pertemuan dengan Walker mengingatkan Pearl akan masa muda yang enggak sempat ia cicipi dan kebebasan yang terenggut karena menikah muda. Sepanjang film, kita akan dibuat berempati dengan segala kesenangan duniawi Pearl saat bertemu Walker. Seolah, baru setelah bertemu Walker, Pearl merasa hidupnya benar-benar hidup.

Meski begitu, perselingkuhan ini jelas mengorbankan perasaan anak-anak dan tentu saja Marty, yang dulu juga punya banyak mimpi, tetapi terbentur realita karena ia memilih untuk menikah.

Dengan latar 1969, ada banyak hal yang seolah mendukung keinginan Pearl untuk bebas seperti misalnya gerakan hippies.

Little Children (2006)

Via Istimewa

Film yang banjir Oscar ini menyajikan kisah perselingkuhan yang membuat penonton berempati karena diambil dari sudut pandang peselingkuh. 

Pernikahan seharusnya membahagiakan, tetapi nyatanya sering juga menjadi belenggu. Itulah yang terjadi pada Sara yang kehidupannya seolah sempurna. Sarah, yang meraih gelar master dalam linguistik, menikah dengan laki-laki mapan. Sayang, sang suami pencandu pornografi.

Saat menemani anaknya bermain di taman, ia bertemu Brad, mahasiswa yang sedang berusaha lolos ujian pengacara. Keduanya saling jatuh cinta dan menjalin hubungan terlarang. Brad sendiri memiliki pernikahan yang bermasalah dengan sutradara film. Dengan Brad, Sarah menemukan kebahagiaan yang selama ini enggak ia temukan dari suaminya.

Perselingkuhan ini justru malah membawa banyak masalah dan merusak hidup mereka sendiri. Karena, seperti judulnya, dua orang dewasa yang dimabuk asmara bertingkah seperti anak kecil yang hobi main-main, enggak berpikir panjang, dan cenderung egois.

Kambodja (2022)

Via Istimewa

Kambodja mengambil latar Indonesia pada tahun 1950-an. Dua pasang suami istri, Danti dan Sena serta Lastri dan Bayu, tinggal di rumah indekos yang sama. Danti dan Bayu sama-sama terasing dari kehidupan pernikahan,  menemukan kenyataan bahwa pasangan sah mereka berselingkuh dan mereka pun menjalin hubungan.

Kisah cinta mereka dibalut dengan nuansa politik kala itu, di mana Indonesia baru 10 tahun merdeka dan tentu saja kebebasan berpendapat masih terbatas. Dengan nuansa klasik, tone hangat, dan musik-musik yang mengalun lembut, kisah cinta “terlarang” keduanya terlihat estetis, indah, dan semakin membangun empati kita. 

Kisah Kambodja memang mau enggak mau mengingatkan kita kepada In The Mood for Love-nya Wong Kar-wai, di mana tokoh utama sama-sama memiliki pasangan dan tinggal di gedung apartemen yang sama. Perbedaan adalah pada negara, situasi politik, dan ke mana cerita mau dibawa.

Terlepas dari durasi yang terlalu singkat, Kambodja adalah sebuah kisah perselingkuhan yang membuat kita iba.

Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh (2014)

Via Istimewa

Diangkat dari novel Dewi “Dee” Lestari berjudul sama, Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh berfokus pada dua cerita, tetapi salah satunya adalh tentang perselingkuhan Rana dengan Ferre atau Re. Padahal, Rana sudah memiliki suami yang baik, bertanggung jawab, dan perhatian, Arwin. 

Dari sisi mana pun, Rana jelas salah. Alasan perselingkuhannya hanyalah karena Rana merasa muak dengan hidup yang terlalu mengikuti pakem sejak awal. Namun, film ini membawa kita menjadi berempati karena sikap Ferre yang hangat, memberikan gejolak cinta baru kepada Rana, dan membuat hidup Rana menjadi berwarna.

Gaya hidup modern dan fancy yang ditampilkan Ferre, ditambah status eksekutif mudanya, membuat perselingkuhan ini seolah dimaklumi bahkan didambakan banyak perempuan.

Stay with Me (2016)

Via Istimewa

Kisah tentang mantan memang tidak pernah ada habisnya untuk dibahas. Salah satunya adalah yang ada pada film bertajuk Stay with Me.

Stay with Me dibuka dengan perkenalan kisah cinta Boy dan Deyna, beserta romantisme dan janji-janji mereka di masa depan. Sayang, seperti kisah cinta anak muda pada umumnya, keduanya berpisah di tengah jalan, kemudian menjalin cinta dengan orang lain dan menikah.

Saat bertemu kembali, mereka sudah memiliki kehidupan baru, tetapi cinta itu tumbuh lagi. Maka, kita akan melihat konflik batin dan fisik tentang cinta yang terhalang keluarga sah dan masa lalu yang terus mengetuk.

Stay with Me berpotensi menjadi film yang mengiris hati. Sayangnya, memang ada beberapa adegan yang kentang dan seolah-olah dibuat berlebihan, sehingga kita enggak bisa terlalu dalam memahami penderitaan keduanya. Meski begitu Stay with Me tetap layak ditonton sebagai film “perselingkuhan yang mengenaskan”.

***

Enggak ada yang bisa dibenarkan dari perselingkuhan di atas. Namun, seenggaknya film-film tersebut memberikan insight baru mengenai hubungan pernikahan yang kompleks. Jadi, kamu bisa lebih memahami bahwa pernikahan itu membutuhkan tanggung jawab besar dari segala aspek.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.