OG si “juara dua kali The International” kembali menunjukkan dominasinya di Dota Pro Circuit 2019—2020. Kembalinya mereka yang terkesan sedikit telat nampaknya tidak menjadi masalah. Sejak Open Qualifier hingga Closed Qualifier terkalahkan ESL One Los Angeles regional Eropa, skuad baru OG yang masih dipimpin oleh Johan “N0tail” Sundstein ini belum pernah kalah.
Uniknya, skuad baru OG yang resmi dipublikasikan pada 30 Januari memiliki sosok laner tangguh di setiap lanenya. Posisi 1 atau carry yang sebelumnya diisi oleh Ana, kini diisi oleh SumaiL, mantan midlaner super agresif dari Evil Geniuses. Posisi 2 masih diisi oleh Topson yang tampil cemerlang pada gelaran The International 2019. Sedangkan posisi 3 atau offlane diisi oleh mantan midlaner Team Secret, yaitu MidOne.
Komposisi ini membuat OG sukses melewati kerasnya Europe Open Qualifier yang ditandingkan dalam format best-of-1. Walaupun OG belum bertemu dengan tim tangguh pada Open Qualifier, mereka mampu menunjukkan bahwa permainan mereka tataplah yang terbaik.
Lanjut ke Closed Qualifier, OG akhirnya bergabung dengan tim-tim kuat Eropa di Grup B. Grup neraka ini berisikan Alliance, Ninjas in Pyjamas, Team Liquid, dan Team Singularity. Pada pertarungan pertama Grup B, OG langsung bertemu dengan Alliance, tim yang dilatih oleh Loda.
Walaupun sebelumnya bertemu lawan mudah di Open Qualifier, penampilan OG ketika melawan Alliance tidak mengendur. Pada game pertama yang berlangsung alot, Dark Seer dari MidOne menjadi superstar. Berkali-kali ini melakukan clutch play kombinasi Vacuum dengan Wall of Replicate yang membuat Lifestealer dari Nikkobaby tak berkutik.
Di game kedua, OG benar-benar melindas tim jawara DreamLeague Season 12 tersebut. Seluruh lane OG mendominasi jalannya pertandingan. Troll Warlord dari Suma1L yang memuncaki net worth membawa OG mendominasi game kedua. Pertandingan pertama group stage pun dimenangkan OG dengan skor 2-0.
Beberapa jam berselang, OG bertemu dengan tim arahan Peter “ppd” Dager, Ninjas In Pyjamas (NiP). Pada game ini, Topson kembali memainkan Void Spirit-nya di midlane. Penampilan Topson dengan Void Spirit mampu menahan seluruh permainan NiP hingga Troll Warlord dari Suma1L cukup farming dan membawa mereka memenangkan game pertama.
Game kedua giliran SumaiL dengan Svennya membawa OG meraih kemenangan. Kombinasi Sven dengan Aghanim Scepter membuat Sven berubah menjadi “Superman”. Tidak hanya memuncaki net worth, Superman Sven membuat OG belum terkalahkan di turnamen DPC pertama mereka musim ini.
Akan tetapi, dominasi OG tidak menular ke tim satelit mereka, OG Seed. Pada pertandingan Grup A, OG Seed kalah 0-2 ketika bertemu dengan Team Secret. Selanjutnya, pada pertandingan kedua OG Seed hanya bermain imbang ketika melawan Aggressive Mode.
Apa pendapat kalian tetang dominasi OG di Europe Closed Qualifier turnamen DPC pertama yang mereka ikuti musim ini? Apakah mereka akan mampu merajai DPC 2019—2020 dan kembali memenangkan Aegis ketiga mereka? Ikutin terus berita seputar Esports hanya di KINCIR!