Gelaran The International 2019 (TI9) sebentar lagi akan dimulai. Hajatan tahunan game Dota 2 ini memang selalu menarik perhatian. Bagaimana tidak? Setiap laga yang dijalani, pasti ada momen yang bakal bikin kita tercengang. Salah satu momen tersebut adalah "Epic Comeback".
Situasi ini memang tidak selalu hadir di dalam pertandingan The International. Namun, ketika momen tersebut muncul, pastinya membuat bulu kuduk merinding. Apalagi jika momen tersebut muncul ketika laga final atau laga penentu.
Maka dari itu, dalam rangka menyambut gelaran TI9, mari kita sedikit segarkan ingatan. KINCIR akan bahas lima momen "Epic Comeback" paling krusial di gelaran The International. Yuk, disimak!
1. OG vs PSG.LGD – The International 8
Tim asal Tiongkok, PSG.LGD, merupakan salah satu tim terkuat di regional China tahun lalu. Sedangkan OG kurang diunggulkan di gelaran TI8. Skor imbang (2-2) pun membawa kedua tim menjalani laga kelima. Tentunya, bagi tiap tim, pertarungan ini merupakan laga hidup dan mati.
PSG lebih mendominasi di awal hingga mid game berkat Xu “Fy” Linsen yang rajin roaming ke tiap lane. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan tim dari segi GPM dan juga EPM. Benar saja, Teror Blade yang dipakai Ame tidak mampu dibendung oleh Ceb dan JerAx di safelane. Ana yang berada di hard lane juga kesulitan menghadapi Chalice.
Menit 23, OG mulai mengincar Roshan untuk mengakali team fight. Di sini, Ana menjadi penyelamat OG. Ketika harus “terculik”, Ana langsung melakukan buyback dan membantai tiga pemain PSG.LGD. Kepercayaan diri OG mulai terbangun dari kontes tesebut.
OG kemudian berbalik mendominasi alur pertandingan. Hingga akhirnya Ceb, Ana, JerAx, n0tail, dan Topson berhasil memenangkan pertandingan tersebut dan menjadi juara The International 2018.
2. EG vs Alliance – The International 6
Sedikit kembali ke 2016, laga yang dijalani oleh EG dan Alliance masih membekas di ingatan penggemar Dota 2. Selain pertarungan antara dua tim raksasa, pastinya kalian tahu caster call dari Tobi Wan yang sangat ikonik di laga ini.
Jika kita analisa sedikit pertandingan tersebut, EG sebenarnya tidak terlalu unggul dari Alliance. Akan tetapi, EG bermain sangat agresif. Setelah memenangkan kontes di menit 65, SumaiL dan Universe langsung mengarah ke base Alliance. Namun, Loda, EGM, dan Akke mampu mengagalkan rencana tersebut.
Perhitungan yang salah dari EG ternyata berakibat fatal. Alliance langsung menggempur ke arah mid lane dan memenangkan pertandingan tersebut. Jika saja EG lebih sabar, mungkin keadaan akan berbalik. Terlebih, persistensi EGM dalam menggunakan ultimate dari Ogre Magi juga punya pengaruh besar.
3. EG vs Ehome – The International 6
Pertarungan ini pastinya menyisakan sakit hati untuk kubu Ehome. Butuh kerja keras untuk tim asal Tiongkok ini meratakan markas Radiance. Bahkan, karena terlalu alot, butuh waktu hingga kurang lebih 70 menit untuk mendapatkan Mega Creep.
Sebenarnya Ehome bisa saja langsung mengalahkan Throne Radiance. Old Chicken yang pada saat itu sendirian di base musuh malah melakukan freestyle dengan Juggernaut miliknya. Hingga akhirnya Universe, SumaiL dan PPD kembali ke markas dan keadaan pun mulai berbalik.
Ujung pisau yang tadinya menunjuk arah EG, kini berubah arah. EG yang jadi agresif di late game makin menjadi-jadi setelah sang carry berhasil mendapatkan Divine Rapier. Hanya butuh waktu 5 menit untuk EG memenangkan pertandingan setelah meratakan Ehome.
4. Alliance vs NaVi – The International 3
Jika ingatan kalian masih tajam, pasti kalian tidak akan melupakan momen-momen terbaik di game ini. Na’Vi yang pada saat itu masih diperkuat oleh Dendi dan Puppey memang sangat menakutkan. Apalagi tim asal regional CIS tersebut menjadi pemangku juara TI1.
Pertandingan laga final Ti3 antara Navi dan Alliance juga menghadirkan salah satu momen "Epic Comeback" terbaik yang tercatat di sejarah Dota 2. Setelah menjalani empat ronde, akhirnya kedua tim sampai pada laga penentuan. Di game kelima, Alliance benar-benar dibuat tidak berkutik.
Selagi NaVi ingin membuka war di area Roshan. Loda dan EGM ternyata melakukan backdoor ke arah bawah, sedangkan AdmiralBulldog menyerang dari arah hardlane. Sialnya, ketika hendak melakukan teleport, usaha Dendi dan Puppey mereka digagalkan oleh s4. Kemenangan pun jatuh ke tangan Alliance.
5. Serenity vs TNC Predator – The International 8
Laga fase grup pada The International 2018 menjadi salah satu pertandingan bersejarah Dota 2. Dalam pertandingan ini, TNC Predator menjadi satu-satunya tim yang pernah melakukan "Mega Epic Comeback". Sebelumnya memang tidak pernah ada yang menang ketika musuh sudah mendapatkan Mega Creeps.
Namun, sejarah ini dipatahkan oleh tim asal Filipina tersebut. Pada pertandingan pertama, TNC berhadapan dengan Infamous. Meski berhasil menang, tapi Nico “Eyyou” Barcelon harus kerja keras untuk mengembalikan keadaan.
"Mega Epic Comeback" bagi TNC Predator kedua terjadi ketika harus berhadapan dengan Serenity di fase grup The International 2018. Namun, sangat disayangkan, TNC Predators hanya mampu bertengger di posisi enam grup B.
***
Melihat kualitas tim-tim peserta The International 2019 ini, apakah aka nada lagi momen epic comeback seperti gelaran-gelaran TI sebelumnya? Akan tetapi, yang pasti kita akan dihadirkan pertandingan-pertandingan dari tim idola atau player idola.
Kira-kira, momen mana, nih, yang paling melekat di ingatan kalian? Share jawaban kalian di kolom komentar, ya. Serta, jangan lupa ikuti KINCIR untuk mendapatkan fakta menarik seputar esports!