Di musim DPC 2018-2019, kita harus akui bahwa OG adalah tim terbaik. Dengan prestasi sebagai pemegang gelar juara The International 2019, mereka pun berdiri kokoh di puncak. Apalagi mereka juga menjuarai The International 2018 yang membuat N0tail dan kawan-kawan menjadi pencetak sejarah esports Dota 2.
Tim-tim lain sebenarnya bukan tanpa harapan. Beberapa hadir dan sempat membawa asa seperti Team Secret yang tampil gemilang di DPC 2018-2019 dengan menjuarai dua kali gelaran Major. Sayang, langkah mereka harus terhenti sebagai peringkat keempat The International 2019.
Masuk ke musim baru, kita pun jadi bertanya-tanya. Apakah DPC 2019-2020 bakal menampilkan kejutan menarik? Mengingat banyak tim yang telah merombak roster, tentunya dunia persilatan Dota 2 akan semakin ramai. Apalagi beberapa tim yang mencuat ke permukaan seakan siap untuk merebut titel yang sedang dipegang oleh OG.
Kali ini KINCIR akan memprediksi siapakah tim Dota 2 terbaik yang akan mendominasi skena kompetitif. Mau tahu siapa saja? Langsung saja simak artikel berikut.
1. Team Liquid
Perombakan seluruh roster Team Liquid jadi salah satu kabar paling mengejutkan yang terjadi di skena kompetitif esports. Bagaimana tidak, kurang lebih selama tiga tahun KuroKy, Miracle, GH, dan MinD_ControL membela Liquid. Bahkan mereka pernah menjadi juara di The International 2017.
Kini, Liquid yang kita kenal dibela oleh para mantan punggawa Alliance. Meskpun sempat diragukan pada debut awalnya, namun kini mereka sudah kembali ke performa terbaiknya. Pada fase kualifikasi Dreamleague Leipzig Major, mereka tampil tanpa menelan kekalahan sekalipun. Bahkan mereka mampu mengalahkan Nigma Esports yang diisi oleh para mantan pemain Liquid dengan skor 2-0.
Mungkin, saat ini memang berat bagi para roster baru untuk menjaga nama besar Liquid. Akan tetapi, dari debut yang cukup singkat ini mereka menunjukkan perkembangan yang pesat. dari ajang Major nanti, kita bisa melihat apakah iNSaNiA, Taiga, Boxi, qojqova, dan miCKe akan mengembalikan Liquid ke masa jayanya.
2. Nigma
Persoalan mengejar mimpi memang tidaklah mudah, butuh pengorbanan besar yang mau tidak mau harus direlakan. Persoalan ini lah yang telah dilalui oleh KuroKy, Miracle, GH, w33, dan MinD_ControL. Demi mengejar mimpinya, mereka pun meninggalkan Liquid.
Pergi dari tim yang telah dibela selama bertahun-tahun pasti sangat berat. Apalagi, di bawah bendera Liquid mereka telah meraih berbagai gelar juara. Dari Major hingga The International 2017. Akan tetapi, idealisme sang kapten lah yang meyakinkan rekan tim lainnya untuk pergi dari Liquid dan terus bersama di Nigma Esports.
Meskipun tim ini baru dibentuk, roster yang mengisi Nigma Esports bukanlah wajah baru di skena kompetitif. Dengan kapasitas tiap individu di dalam tim, mereka akan selalu bisa menjadi yang terbaik di turnamen. Dua kali jadi finalis The International adalah sebuah prestasi yang cukup meyakinkan bahwa mereka akan kembali duduk di kursi tertinggi skena kompetitif Dota 2.
3. OG
Selama dua tahun berturut-turut, OG menjadi tim paling kuat di ajang kompetitif Dota 2. Pemegang gelar juara bertahan The International ini sangat dominan di turnamen utama game besutan Valve tersebut. Meskipun saat ini para punggawa OG belum terkumpul lengkap, mereka telah memastikan akan mengikuti turnamen Major ketiga, yaitu ESL One Los Angeles.
Meskipun telat mengikuti turnamen DPC, OG selalu punya cara agar sampai pada turnamen The International. Sepertinya memang sudah menjadi tradisi bagi OG untuk tidak mengikuti DPC dari awal. Mungkinkah ada strategi khusus mengenai hal ini?
Pastinya, ketika sudah sampai pada main event, OG benar-benar tidak terkalahkan. Mereka jadi satu-satunya tim yang tidak pernah kalah setiap kali berlaga di Final. Mungkin, dua kali juara The International jadi target yang tidak pernah dicapai tim lain.
Namun, mempertahankan gelar tersebut jadi tugas berat OG di tahun ini. Karena, sampai saat ini hanya OG yang pernah membawa pulang Aegis of Champion dua kali. Jika nanti ada tim yang mencapai prestasi yang sama, tentunya gelar yang sudah dipegang OG tidak lagi eksklusif. Apakah hal ini cukup bagi N0tail dan kawan-kawan untuk termotivasi merebut trofi Aegis ketiganya?
4. TNC Predator
Beralih ke regional Asia Tenggara, ada nama TNC Predator yang tampil gagah di awal DPC baru. Tim yang dipunggawai oleh Gabbi, Armel, kpii, TIMS, dan March ini sedang berada di puncak klasemen. Patut diakui bahwa penampilan mereka di putaran DPC 2019—2020 ini sangat mengejutkan.
TNC Predator mampu mendobrak skena kompetitif Dota 2 ketika berhasil menjuarai ajang Major pertama di musim ini, yaitu MDL Chengdu. Bahkan, mereka mampu mengalahkan salah satu tim favorit di ajang tersebut, yaitu Vici Gaming. Berkat prestasi ini, Gabbi dan kawan-kawan berhasil memuncaki klasemen sementara dengan total poin sebanyak 4.950 poin.
Selain itu, dominasi TNC Predator di musim DPC baru diperlihatkan dengan menjuarai ESL One Hamburg 2019. Meski tidak berkontribusi langsung terhadap poin DPC, kemenangan tersebut sebenarnya cukup membuktikan bahwa mereka patut diperhitungkan.
Di musim baru ini, mereka memperlihatkan ritme permainan gemilang dan berhasil keluar sebagai tim unggulan. Dari kualitas individu hingga kekompakkan tim, sepertinya tim asal Filipina ini akan terus menjaga kualitas performa dan jadi calon kuat di putaran DPC tahun ini.
5. Vici Gaming
Dari banyaknya nama perwakilan tim profesional asal Tiongkok, Vici Gaming jadi salah satu tim yang memiliki peluang besar tampil dominan di 2020. Rentetan prestasi yang mereka raih di tahun lalu membuat Vici Gaming semakin banyak digemari.
Akan tetapi, kita juga harus mengakui bahwa ada PSG.LGD yang selalu menempati posisi tiga besar di The International. Akan tetapi, sepertinya Vici Gaming memulai tahun lebih awal dengan solid. Di musim baru DPC ini, Vici sekarang menempati posisi kedua setelah menjadi runner-up di ajang MDL Chengdu. Di ajang tersebut, Vici tampil sempurna di fase grup dan menjadi pemuncak klasemen Grup B.
Evil Geniuses dan Fighting Pandas jadi korban keganasan tim yang dipunggawai oleh Eurus, Ori, Yang, pyw, dan Dy. Semenjak ditinggal oleh Paparazi dan Fade ternyata tim ini semakin menggila di musim baru DPC.
Menurut KINCIR, performa di awal musim menggambarkan bahwa Vici Gaming masih menjadi salah satu tim kontingen asal Tiongkok yang paling kuat selama tahun 2020. Jika saja mereka berhasil menjadi juara di Leipzig Major, bisa jadi dominasi ini akan terus berlanjut hingga The International 2020 mendatang.
***
Dari lima nama di atas, siapa yang paling berpeluang menjadi yang terkuat di skena kompetitif Dota 2? Kalau kalian punya prediksi sendiri, kalian bisa tulis di kolom komentar. Jangan lupa untuk terus mengunjungi KINCIR agar kalian tahu berita terbaru lain seputar esports dan game.