Layanan game streaming milik Google, Stadia bakal dirilis pada November mendatang. Meski teknologi ini telah dikembangkan, Google berani meluncurkan banyak fitur, salah satunya adalah kemampuan streaming untuk mobile dan perangkat game hingga konsol.
Seperti konsol tanpa perangkat, Stadia bakal menunjang kemampuan main game berkualitas. Buat kalian yang sudah percaya banget sama teknologi ini, ada baiknya untuk memperhatikan beberapa hal. Supaya kalian enggak kecewa ketika perilisan Stadia nanti, simak wejangan dari KINCIR berikut ini, yuk!
1. Pengalaman Bermain yang Enggak Alami
Hadirnya teknologi cloud streaming bisa dibilang sangat mutakhir. Selain enggak perlu konsol fisik, teknologi tersebut bisa membuat siapapun enggak perlu menunggu proses instalasi game serta proses data lainnya. Seolah-olah ada komputer super yang Stadia gunakan untuk ‘dipinjam’ oleh para pemain.
Meski terdengar canggih, teknologi ini masih riskan. Karena proses data berlangsung di luar konsol, akan ada jeda atau delay yang bakal pemain rasakan. Tanpa penyimpanan, aset game yang kita miliki juga enggak bisa diotak-atik. Alhasil, kalian enggak bisa menikmati mods jika memakai Stadia.
2. Cloud Streaming Butuh Internet Cepat
Salah satu permasalahan yang bakal muncul ke permukaan kalau kalian menggunakan layanan ini adalah koneksi internet. Pasalnya, aliran data untuk memainkan game secara streaming dengan konfigurasi 4K 60 FPS bakal membengkak. Agar tidak mengalami stutter, Google pernah mewanti-wanti agar pemain punya koneksi internet di atas 20 MB per second.
Untuk Indonesia sendiri, kayaknya layanan internet yang mumpuni masih jauh dari kenyataan. Jika kalian enggak berlangganan bandwith koneksi yang besar, kayaknya layanan Stadia ini susah banget dinikmati. Jangan berharap kalau koneksi broadband dari HP bisa mendorong streaming game, deh.
3. Cermati Dulu Harganya
Kalian mungkin berpikir kalau berlangganan Stadia bisa lebih murah. Layanan Stadia Pro dibanderol dengan harga yang murah, yakni sekitar 10 dolar per bulan. Namun, di luar itu kalian juga harus berlangganan internet dengan kecepatan tinggi yang harganya bervariasi. Jika dihitung, ada irisan yang sebenarnya lumayan.
Google sebenarnya telah mengumumkan kalau kepemilikan game miliknya didukung oleh platform berbeda. Sayangnya, enggak ada rilisan fisik yang bisa pemain jual lagi jika sudah bosan sama gamenya. Dengan begitu, uang yang pemain belanjakan untuk membeli game ini nantinya enggak bisa diputar lagi.
4. Enggak Semua Game Bisa Dimainkan
Buat kalian yang memimpikan bisa memainkan banyak game di Stadia, kalian harus memperhatikan kompatibilitas setiap game. Pertama, enggak semua judul game yang dirilis menghadirkan versi cloud stream milik mereka untuk konsol yang satu ini. Selain itu, ada beberapa game yang enggak bisa diakses lewat perangkat smartphone maupun tablet.
Hal ini masih dibelenggu sama eksklusivitas beberapa game. Untuk konsol, Sony dan PlayStation saja belum bekerja sama dengan Google untuk menghadirkan rilisan eksklusif mereka di Stadia. Kalian harus membidik lebih dulu game mana yang ingin kalian mainkan serta ketersediaannya.
5. Selamat Tinggal Virtual Reality
Terakhir, kalian mungkin mengira kalau Stadia punya port untuk game virtual reality (VR). Google pada perilisan Stadia belum bisa merealisasikan teknologi ini. Pada perilisannya, Stadia merilis sebuah controller biasa yang belum mengimplementasikan teknologi VR.
Buat kalian yang mungkin kebetulan membeli game dengan portasi VR, sayangnya kalian enggak bisa mengakses fitur tersebut lewat Stadia. Mungkin saja ke depannya, Google bakal mengimplementasikan teknologi ini, sehingga kalian bisa lebih sabar untuk enggak buru-buru berlangganan.
***
Untuk teknologi yang masih tergolong baru, memang ada baiknya untuk melihat bentuk layanan serta kapasitasnya untuk beberapa waktu ke depan. Apakah kalian setuju? Bagikan kesan kalian di kolom komentar bawah, ya! Terus ikutin juga berita serta tulisan menarik seputar game lainnya hanya di kanal KINCIR, ya.