Sukses angkat trofi untuk kedua kalinya, inilah alasan kenapa ONIC pantas jadi juara di MPL Season 8!
MPL Season 8 telah sukses menggelar serangkaian pertandingan dan membawa nama ONIC kembali ke langit dengan meriah gelar juara untuk kedua kalinya, mengingat tim ini juga sukses memberikan kejutan di MPL Season 3 dengan kemenangan win streak sejak Regular Season.
Bisa dibilang, kemenangan ONIC untuk kedua kalinya ini bukan perjuangan yang mudah. Pasalnya, mereka harus kehilangan hampir semua anak-anak ajaibnya, seperti Udil, Pyschoo, Antimaga, dan Sasa. Hanya tersisa Drian yang masih setia membela tim berlambang landak kuning ini.
KINCIR akan membahas alasan kenapa ONIC layak mendapatkan gelar juara di musim ini. Yuk simak di bawah inI!
Tak Rombak Roster Jadi “Obat” Inkonsistensi
Salah satu tradisi jelang musim baru di Mobile Legends Pro League (MPL) adalah melakukan perombakan pemain. Hal ini dilakukan untuk menaikan performa yang di musim yang akan datang untuk bisa menjadi yang terkuat.
Terlepas kehilangan Antimage dan Pyschoo di MPL Season 7 lalu, ONIC memilih enggak melakukan transfer pemain ataupun perubahan dalam sisi roster-nya. Lanhkah ini pun diambil untuk membuat tim yang diperkuat oleh Drian, Sanz, Kiboy, CW, Butss, dan Maipan ini lebih bisa membangun chemistry dan kepercayaan antar pemainnya.
Sejak mengguncang panggung kompetitif Mobile Legends pada 2019 lalu, ONIC yang saat itu menghadirkan Udil, Antimage, Sasa, Drian, dan Pyschoo mampu menjadi sosok yang menakutkan untuk tim-tim di Tanah Air. Skuad yang dijuluki “Kage” ini bahkan mampu mengamankan 10 win streak di beberapa pertandingan bergengsi di Indonesia, seperti MPL Season 3, MSC 2019, dan Piala Presiden Esports 2019.
Sayangnya, memasuki MPL Season 4 tim ini justru mengalami keterpurukan dan harus terseok untuk bisa ke playoffs. Untuk bisa membangkitkan performa, tim ini mendatangkan Sanz yang saat itu mampu menarik perhatian karena permainannya menjadi midlaner dengan membawa Victim Esports juara di MDL Season 1.
Kehadiran Sanz justru menggantikan posisi Udil yang memutuskan untuk merapat ke Alter Ego. ONIC juga mendatangkan dua pemain dari game berbeda, yaitu CW dan Rasy dari SES Alfaink yang merupakan tim Arena of Valor (AoV). Tak hanya pemain, tapi juga Mars selaku pelatih.
Enggak hanya merelakan Udil, Drian juga harus menerima kenyataan dengan Antimage dan Pyshcoo yang bergabung dengan EVOS dan RRQ Hoshi. Tak ada pergantian pemain hingga MPL Season 8 dimulai hingga hadirnya Sir Ft Lans dari MDL di week 6 lalu.
Sebenarnya, ONIC mampu menampilkan performa yang apik di MPL Season 6 lalu. Bahkan, mereka sempat menempati posisi teratas di klasemen sebelum Alter Ego menurunkan posisinya. Di MPL Season 7 lalu juga mereka mampu mengamankan slot upper bracket.
Strategi untuk enggak melakukan perombakan pemain di MPL Season 8 nampaknya jadi langkah tepat untuk ONIC. Melihat aksi-aski Sanz dan kawan-kawan di musim ini, mereka enggak hanya mampu jadi yang terkuat, tapi juga meruntuhkan anggapan jika mereka hanya kuat di Regular Season.
Drian Jadi “Kage” Paling Kuat?
Bisa dibilang, sosok Drian jadi yang paling disorot setelah ONIC jadi juara untuk kedua kalinya di MPL Season 8 ini. Pasalnya, hanya dia yang tersisa setelah ditinggalkan oleh para Kage lainnya. Sebenarnya, Sasa sempat masih berada di tim ini, namun memang enggak masuk dalam roster.
Dengan kesuksesan Drian kembali membawa ONIC kembali ke langit, membuat pemain yang kini mengisi posisi sebagai midlaner ini jadi yang terkuat dari mantan rekan satu tim lainnya, seperti Udil dan Antimage.
Sebenarnya, Drian juga hampir pindah ke EVOS seusai MPL Season 5 lalu. Sayangnya, manajemen landak kuning enggak memasukkannya ke daftar pemain yang dijual. Mempertahankan pemain all rounder ini memang jadi langkah yang baik untuk ONIC, mengingat kemampuannya yang sukses membawa mereka kembali angkat piala.
Untuk memantapkan namanya sebagai Kage paling kuat, Drian menang masih punya satu tugas lagi, yaitu mengalahkan Sasa di M3 World Championship, menginta Team SMG juga sukses mengamankan slot ke turnamen dunia tersebut.
Butsss yang Konsisten hingga Kiboy dan CW yang Mengejutkan
Konsistensi performa ONIC sejak awal musim memang telah terlihat. Walaupun sempat tumbang dari AURA, namun mereka tetap bisa mempertahankan hingga akhir season, bahkan bisa dibilang semakin meningkat.
Mungkin, Butss dan Kiboy yang paling terlihat perkembangannya. Sukses mengamankan title Most Improved Player di MPL Season 6 lalu, di musim ini dirinya mampu menyandang sebagai pemain MVP di Regular Season dengan mengalahkan Alberttt dan Nino.
Sementara Kiboy, aksinya terlihat gemilang ketika di babak Grand Final. Pasalnya, Jawhead yang digunakannya mampu menyelamatkan para rekan satu tim lainnya. Bisa menempati posisi manapun, CW pernah jadi core dengan mencetak savage menggunakan Bruno pada debutnya di MPL Season 5 lalu. Di musim ini, kemampuannya lebih berkembang dengan meraih MVP Final dengan menggunakan Aldous, Wanwan, dan Alice di posisi sideline.
Mars The Real Coach!
Jelang MPL Season 8 lalu, ONIC mengumumkan jika Somber enggak lagi menjadi pelatih dari tim ini. Posisi tersebut pun sepenuhnya dipegang oleh Mars yang sebelumnya menempati sebagai asisten pelatih.
Selama menjabat sebagai pelatih Butss dan kawan-kawan sejak MPL Season 6 dan 7, Somber memang terlihat jarang berada di panggung untuk berdiskusi tentang draft pick hero. Tapi, di tangannya ONIC menang sukses melepaskan masa kritis sejak MPL Season 4 dengan mendominasi di Regular Season.
Sosok Mars lebih terlihat memberikan pengarahan untuk para pemain ONIC, lewat tangan dinginnya CW mampu memberikan kejutan-kejutan di musim ini, mengingat Sanz menghadirkan Fanny Regular Season lalu.
Terlepas dari kepergian Somber, Mars justru mampu memberikan perubahan yang cukup signifikan. Walaupun enggak begitu terlihat di awal musim, tapi performa ONIC terbilang konsisten di musim ini. Perlahan tapi pasti, mereka bisa menduduki posisi runner up di klasmen musim regular hingga amankan slot upper bracket.
Sempat dikalahkan RRQ Hoshi di upper bracket, mental para ONIC juga enggak gentar untuk bisa membalikan keadaan di babak Grand Final. Bahkan, ketika Alberttt dan kawan-kawan menyamakan kedudukan, Drian sukses kembali mendominasi game ketujuh dengan jadi juara di musim ini. Hal ini pun membuat strategi-strategi dari Mars berjalan dengan baik.
Bisa jadi, chemistry pemain dengan sang pelatih lebih akrab ketimbang Somber yang mungkin terkendala dari segi bahasa, mengingat dia berasal Taiwan.
***
Bagaimana tanggapan dengan alasan kenapa ONIC pantas jadi juara di musim ini? Jika kalian punya pendapat lain, jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.