Info 
Hero-hero ini merupakan korban meta Mobile Legends yang begitu dinamis sehingga membuat mereka makin terpinggirkan di MPL Season 7.
Perubahan komposisi Hero memang mungkin terjadi dalam skena kompetitif. Hero yang sebelumnya menjadi andalan pertarungan dapat berubah menjadi Hero yang akhirnya terpinggirkan. Kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh banyak faktor, seperti penurunan kekuatan, meta dan strategi pertarungan yang berubah, ataupun kehadiran Hero pengganti yang jauh lebih kuat.
Berkaca dari kondisi tersebut, dinamika perubahan Hero meta dalam gelaran MPL Season 7 turut menjadi hal yang menarik untuk diikuti. Setelah melalui babak Regular Season, terdapat beberapa Hero yang ternyata hanya sekali saja digunakan selama delapan pekan penuh.
Menariknya, Hero-hero tersebut merupakan mereka yang kini makin terlupakan hingga pemain jadi sangat jarang menggunakannya. Faktor penyebabnya bisa dibilang adalah kombinasi nerf yang diterima Hero-hero tersebut serta buff yang diterima Hero lainnya. Padahal, dulunya beberapa Hero tersebut sempat menguasai meta Mobile Legends.
Lalu, Hero-hero apa saja sih yang sangat jarang digunakan dan hanya digunakan sekali saja selama babak Regular Season? Langsung saja simak daftarnya berikut ini, ya!
1. Atlas
Atlas merupakan Hero Tank yang sempat populer di skena kompetitif. Berbekal kemampuan crowd control dan inisiasi yang baik, Atlas kala itu menjadi Tank yang sangat disegani.
Sayangnya, Atlas tidak sejaya dulu. Setelah di-nerf durasi stun, popularitas Atlas menurun secara perlahan. Dalam skean kompetitif, Atlas pelan-pelan terpinggirkan. Lalu, Hero-Hero Tank lainnya pun muncul menjadi pengganti, seperti Uranus dan Baxia.
Untuk gelaran Playoff, Atlas diprediksi tetap akan menjadi Hero yang tidak diprioritaskan. Sebab, performanya saat ini masih terbilang sangat rendah. Kontribusi pertarungannya jauh di bawah Hero-Hero inisiator lainnya. Apalagi saat ini Hero-hero Tank kini terpinggirkan akibat meta dua Support.
Jika berkaca dari minimnya Hero Tank saat ini, Atlas mungkin saja dapat kembali digunakan nantinya. Namun, hal tersebut masih bergantung dengan strategi dan meta permainan yang nantinya digunakan.
2. Carmilla
Saat meta dua Support lagi ngetren, Carmilla justru kian tenggelam. Dia saat ini memang jadi Hero Support yang sangat tidak populer. Alasannya bisa dibilang akibat penggunaannya sebagai offlaner dan Tank ketimbang pure support.
Sebenarnya, sejak dirilis, Carmilla memperlihatkan potensi yang tanggung. Untuk ikut pertarungan tim, Carmilla memang tidak memiliki banyak kemampuan yang relatif berguna.
Di samping itu, Hero Mage/Support pengganti yang jauh lebih kuat juga terbilang sangat banyak untuk saat ini. Enggak heran, kalau Carmilla menjadi Hero yang hanya digunakan sekali saja selama babak Regular Season.
Sebagai Mage, Carmilla memang punya keistimewaan pada kemampuan durability. Namun, kemampuan tersebut masih kalah jauh dengan Alice yang lebih gesit. Nampaknya, Carmilla memang membutuhkan sedikit buff. Setidaknya, Carmilla dapat menjadi lebih tahan banting daripada saat ini.
3. Gord
Berbeda dengan mayoritas Hero yang ada di daftar ini, Gord memang tidak pernah masuk ke jajaran Hero meta dalam skena kompetitif. Sebagai Mage, Gord memiliki kemampuan yang sangat lemah untuk pertarungan tim.
Dengan skill set yang “biasa saja”, Gord tentu saja masih kalah kuat dengan banyaknya pilihan Mage untuk saat ini. Terlebih, Gord merupakan Hero yang sangat mudah untuk diantisipasi serta dihabisi dalam pertarungan.
Sejauh ini, Gord diprediksi tidak akan masuk menjadi Hero populer di skena kompetitif. Alih-alih buff, Gord membutuhkan sedikit revamp skill agar skill-set miliknya cukup relevan untuk pertarungan tim.
Dengan banyaknya pilihan Hero Mage saat ini, Gord berpeluang sangat kecil untuk menjadi Hero meta. Enggak heran, kalau akhirnya Gord kerap diabaikan dalam skena kompetitif.
4. Gusion
Gusion merupakan mantan Hero meta yang sangat mematikan. Dengan raihan damage dan mobilitas yang baik, Gusion sempat menjadi ‘mesin pembunuh’ dalam skena kompetitif.
Di masa kejayaannya, Gusion merupakan Hero dengan kontribusi pertarungan yang sangat tinggi sebagai carry atau midlaner. Bahkan, Gusion tidak jarang dapat melakukan solo-kill pada Hero-hero Support atau Marksman.
Sayangnya, kejayaan Gusion telah lewat. Kini, sangat jarang pro player dan bahkan pemain publik yang menggunakannya sebagai Hero andalan. Hasilnya, dia pun hanya dipilih satu kali sepanjang Regular Season. Itu pun dipilih sebagai offlaner, bukan sebagai midlaner atau jungler sesuai posisi aslinya.
Meta jungler dengan sistem dua buff membuat Gusion dirasa kurang efektif. Pasalnya, buff merah dianggap lebih efektif jika digunakan untuk Hero bertipe Physical DMG ketimbang Magic DMG seperti Gusion.
5. Khufra
Sebagai tanker, Khufra sempat menjadi Hero Tank langganan sebelum hadirnya sistem ban dalam skena kompetitif. Kala itu, Khufra merupakan Tank yang sangat cocok untuk pertarungan tim dengan kemampuan tanking dan inisiasi pertarungan yang baik.
Kombo skill – Tyrant’s Revenge dan Bouncing Ball sempat menjadi kombo inisiasi pertarungan yang sangat mematikan saat itu. Apalagi, Khufra dianggap sebagai Hero anti-meta karena bisa menangkal Hero-hero dengan mobilitas tinggi.
Kini, Khufra merupakan Hero Tank yang sangat kurang populer dan tertendang dari jejeran Hero meta. Kemunculan Hero Tank pengganti, nerf, dan pergeseran meta ke Support menjadi faktor-faktor yang membuatnya terpinggirkan saat ini.
6. Kimmy
Dengan pengurangan kekuatan yang signifikan lewat rentetan nerf, Kimmy kini menjadi Hero yang terpinggirkan dalam skena kompetitif. Sebagai mantan core meta, Kimmy mendapatkan penurunan raihan DPS yang sangat besar.
Untuk saat ini, Kimmy tidak mampu memberikan kontribusi pertarungan yang relatif tinggi karena scaling yang buruk. Pasalnya, damage Kimmy di early game dikurangi secara signifikan. Sebagai gantinya, damage di late game memang ditingkatkan, tapi dianggap kurang bersaing dengan Hero late game lainnya
Kurang efektifnya Kimmy di meta sekarang terlihat jelas pada pertandingan Game 2 ONIC dan Genflix Aerowolf. Sanz yang menggunakan Kimmy tampak sangat kesulitan untuk memberikan damage yang signifikan. Hasilnya, ONIC pun kalah di game tersebut hingga membuat Kimmy tidak pernah lagi terlihat batang hidungnya.
7. Martis
Walau sudah mendapatkan buff belakangan ini, Martis tetap tidak dapat masuk menjadi salah satu Hero yang populer di skena kompetitif. Untuk pertarungan satu-lawan-satu, Martis memang tergolong sebagai Hero yang sangat kuat.
Namun, Martis masih belum memiliki sustainability dan skill-set yang cukup baik dalam pertarungan tim. Enggak heran, kalau Martis akhirnya menjadi Hero yang terpinggirkan dalam skena kompetitif. Apalagi, opsi Hero offlaner saat ini sangatlah banyak sehingga membuat Martis makin terpinggirkan.
Selama babak Regular Season, Martis hanya digunakan sebanyak satu kali saja dengan hasil kalah. Itu pun digunakan oleh Geek Fam pada pertandingan terakhir mereka di Week 8 MPL Season 7.
KINCIR pun beranggapan bahwa Martis saat itu sedang di-test drive untuk membuktikan apakah buff yang baru aja didapatkannya berpengaruh atau tidak. Sayangnya, jawabannya tidak. Jadi, rasanya sulit untuk melihatnya kembali muncul di Playoff.
***
Deretan Hero di atas jelas sekali membutuhkan peningkatan kekuatan (buff) untuk dapat masuk ke jajaran Hero meta dalam skena kompetitif. Dengan begitu, komposisi Hero dalam skena kompetitif nantinya dapat lebih beragam. Pilihan meta dan strategi pertarungan juga nantinya akan jauh lebih bervariasi. Sehingga, pertandingan kompetitif akan jauh lebih menarik untuk dinikmati.
Bagaimana menurut kalian dengan deretan Hero yang kurang populer dan hanya digunakan sekali saja selama babak Regular Season MPL Season 7 di atas? Ikuti terus informasi terkini mengenai MPL Season 7 dan Mobile Legends hanya di KINCIR, ya!
