– Enggak ada rivalitas yang lebih sengit ketimbang EVOS dan RRQ di skena esports Mobile Legends di Indonesia.
– Kedua tim sama-sama punya peluang besar untuk kembali bertemu di Grand Final MPL Season 7.
Istilah “El Clasico” ternyata enggak cuma beken di sepak bola mewakilkan rivalitas klub raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid. Di skena esports Mobile Legends di Indonesia, istilah ini turut menjadi kata ganti bagi laga panas antara dua seteru abadi, yakni EVOS Esports dan RRQ.
Hadir sejak MPL Season 1 pada 2018 lalu, kedua tim ini selalu terlibat drama perebutan juara dan juga ajang balas dendam. Baik EVOS maupun RRQ pun sama-sama gereget dalam membangun timnya dengan pemain-pemain Mobile Legends terbaik di Tanah Air.
Rivalitasnya bahkan terus berlangsung hingga saat ini, terutama di MPL Season 7. Kedua tim ini kini sedang bersaing memperebutkan posisi pertama Regular Season dan besar peluangnya untuk kembali bertemu di laga final seperti pada MPL Season 2, 4, dan 5.
Kali ini, KINCIR akan memberikan penjelasan tentang sejarah El Clasico antara RRQ dan EVOS di ranah Mobile Legends. Yuk simak di bawah ini!
Sudah “Panas” Sejak MPL Season 1
Sejak MPL Season 1 yang berlangsung pada 2018, EVOS dan RRQ sama-sama berjuang pada turnamen terbesar Mobile Legends di Tanah Air tersebut. Memang, keduanya belum bisa memenangkan trofi. Meski begitu, keduanya sukses dikenal sebagai salah satu tim esports besar hingga saat ini.
Rivalitas keduanya memang telah terlihat di turnamen ini. Pasalnya, sejak babak regular season baik EVOS maupun RRQ sudah bersaing dengan menempati dua posisi teratas di klasemen.
Meski begitu, dua tim ini belum bisa mengamankan posisi juara, dan menempati posisi runner up dan ketiga setelah berhasil disalip oleh NXL KingSlayer yang diperkuat oleh Watt, Rave, Billy, LJ, dan G.
Memasuki MPL Season 2, Lemon memang lebih bisa mendominasi pertandingan di musim ini. Buktinya, RRQ mampu menjadi juara di musim ini. Kembali lagi, EVOS kembali menempati posisi kedua. Mungkin, dua musim meraih posisi kedua jadi salah satu alasan “kutukan” tim berlambang macan putih ini.
Persaingan antara keduanya memang enggak hanya terlihat pada turnamen resmi milik Moonton, tapi juga di beberapa turnamen, seperti Piala Presiden Esports 2019.
Harus diakui, reputasi kedua tim ini juga dipengaruhi oleh nama-nama besar pro player yang membela kedua tim. Di MPL Season 1 dan 2, EVOS dikenal sebagai tim kuat dengan Jess No Limit sebagai pemain bintang. Mereka juga punya Oura dan Donkey yang sangat digemari oleh pemain Mobile Legends saat itu.
RRQ pun enggak mau kalah. Mereka punya Lemon yang hingga saat ini masih bermain dan telah diakui sebagai salah satu pemain Mobile Legends terbaik di Indonesia. Selain Lemon, RRQ juga punya TUTURU, Marsha, Barier, dan Instinct yang dulu dielu-elukan oleh penggemar.
“Kompak” Alami Pasang Surut Performa
Walaupun punya persaingan yang kental, siapa sangka jika RRQ dan EVOS punya pasang surut performa yang sama. Soalnya, kedua tim ini sama-sama enggak bisa bertahan di babak playoffs MPL Season 3 lalu, bahkan keduanya harus pulang di hari pertama.
Keterpurukan ini pun membuat mereka melakukan perombakan besar-besaran jelang musim selanjutnya. Apalagi, RRQ sempat dikabarkan membubarkan skud O2 yang saat itu berisi Lemon, TUTURU, Liam, AyamJago, dan Instinct. Kabar ini hingga membuat Andrian Pauline (AP) selaku CEO sampai turun tangan untuk memberikan penjelasan.
Dari sisi EVOS, keterpurukan di MPL Season 3 membuat mereka harus merelakan salah satu pemain bintangnya, yaitu Jess No Limit. Lebih memilih menjadi seorang content creator, dia pun memutuskan untuk berpisah dengan macan putih ketimbang harus jadi beban di tim karena enggak bisa fokus berlatih.
Kutukan yang Akhirnya Pecah di MPL Season 4
Memasuki MPL Season 4, format turnamen telah diperbarui dengan menggunakan sistem franchise league. Hanya ada delapan tim yang telah membeli slot untuk bisa berlaga di turnamen kasta tertinggi dari Mobile Legends ini.
Di musim tersebut, RRQ membentuk sebuah skuad baru bernama Hoshi yang berisikan 10 pemain. Lemon, TUTURU, Liam, dan AyamJago masih bertahan dengan mengorbankan Instinct yang beralih ke Geek Fam.
RRQ pun mendatangkan LJ, Billy, dan Rave dari Aerowolf, Vyn yang sebelumnya sukses mengalahkan tim ini di MPL Season 3 bersama Bigetron, R7 yang merupakan mantan pemain Dota 2, serta XIN dari Star8.
Enggak hanya RRQ yang melakukan perombakan besar-besaran. Setelah keterpurukan di MPL Season 3, EVOS juga berbenah untuk memulai musim dan sistem yang baru di MPL Season 4 lalu. Enggak tanggung-tanggung, mereka kembali membawa Donkey yang sempat berpisah sejak terakhir bermain di MPL Season 1.
Walaupun dulu EVOS membawa pemain yang belum begitu dikenal di MPL Season 4, yaitu Wann yang merupakan mantan pemain ONIC dan rekan satu tim Donkey di REVO, Luminaire dari The Prime, serta nama-nama baru, seperti Rexxy, Bajan, Zunz, dan Vinss.
Bisa dibilang, para pemain baru di EVOS memang sukses membawa tim ini mendominasi di musim tersebut. Pertemuan dengan RRQ juga kerap menjalani laga sengit untuk bisa mengamankan poin. Namun, macan putih lebih mampu memberikan perlawanannya dengan combo Tank dan Support dari Donkey dan Luminaire, serta permainan apik dari Wann.
Jika di musim-musim sebelumnya EVOS enggak bisa mengalahkan RRQ, di MPL Season 4 ini Donkey dan kawan-kawan justru enggak memberikan poin pada empat kali pertemuan mereka di musim tersebut.
Sebagai tim yang menempati posisi ke juara dan runner up di musim tersebut, kedua tim ini berhak untuk jadi wakil ke turnamen dunia untuk pertama kalinya di ranah Mobile Legends, yaitu M1 World Championship 2019.
Berada di upper bracket, lagi-lagi RRQ masih belum bisa mengalahkan EVOS di musim ini. Pasalnya, Lemon harus turun ke lower bracket akibat kekalahan dengan skor 3-0. Kembali bertemu di babak Grand Final, lagi-lagi Wann sukses mengalahkan rival abadinya tersebut dengan skor tipis, yaitu 4-3.
Ditinggal Oura, EVOS Mulai Alami Kesulitan, RRQ Makin Bersinar
MPL Season 7 hampir menyelesaikan babak Regular Seasonnya. Setelah mematahkan kutukan runner-up di MPL Season 4 lalu, EVOS kembali berjuang untuk mencari performa terbaiknya.
Bisa dibilang, setiap tim yang jadi pemenang di turnamen ini, akan mengalami keterpurukan di musim berikutnya, misalnya ONIC yang sukses jadi juara di MPL Season 3 justru harus terseok di musim berikutnya.
Sebenarnya EVOS juga mengalami hal yang sama, apalagi di MPL Season 5 mereka harus mengucapkan selamat tinggal kepada Oura. Enggak hanya itu, Donkey dan Luminaire juga terlihat jarang untuk naik ke panggung untuk bertanding.
Bahkan, mereka harus melakukan perombakan dan pergantian pemain di babak Regular Season. Mulai dari menarik Larajie yang menggantikan Buts. Hal ini dilakukan untuk menemukan pemain offlaner terbaik setelah ditinggalkan Oura.
Sayangnya, hingga saat ini EVOS seakan belum bisa menemukan pengganti Oura yang tepat. Larajie, Buts, hingga Pendragon ternyata belum bisa mengemban tugas yang pernah dijalani pendahulunya dengan sangat baik. Di musim ini, EVOS memang merekrut Antimage. Namun, kita belum bisa menilai apakah langkah ini sudah tepat untuk tim macan putih mengingat mereka belum mendapat pencapaian penting.
Di balik kesulitan EVOS, RRQ justru memperlihatkan kebangkitannya setelah gagal jadi juara dunia. Pertemuan keduanya di babak playoffs memang bisa dibilang seimbang dengan meraih satu kalah dan menang. Namun, Lemon sukses mengalahkan kemampuan Wann dan kembali membawa pulang trofi setelah di MPL Season 2 lalu.
Mematahkan stigma keterpurukan tim juara di musim sebelumnya. Soalnya, RRQ Hoshi mampu kembali menunjukkan kualitasnya hingga meraih back to back champion di MPL Season 6 lalu.
El Clasico akan Kembali Hadir di Grand Final MPL Season 7?
Selama gelaran MPL berlangsung, laga el clásico telah hadir di babak grand final sebanyak tiga kali, yaitu MPL Season 2, MPL Season 4, dan MPL Season 5. Enggak hanya itu, pertandingan sengit antara keduanya juga dilihat dari perebutan tim terkuat di dunia dalam ranah Mobile Legends pada turnamen dunia, M1 World CHampionship 2019.
Sepertinya, EVOS dan RRQ memang kompak untuk urusan performa. Keduanya jarang terlihat kuat di awal musim, namun di pertengahan mereka mampu memberikan kejutan dengan peningkatan. Enggak hanya itu, langkah mereka untuk memasukan pemain dari MDL juga sering jadi kunci kesuksesan.
Lihat saja ketika Alberttt masuk di MPL Season 6 dari MDL ketika RRQ Hoshi sedang mengalami keterpurukan karena XIN memutuskan enggak main di beberapa minggu. Memang butuh waktu untuk pemain ini berkembang dan percaya diri, mengingat lose streak yang juga dialami oleh Lemon. Namun, pemain yang dijuluki bayi alien ini justru memberikan kemenangan yang hampir saja berada ke tangan Alter Ego.
Nampaknya, EVOS akan kembali berjuang untuk membawa pulang trofi di musim ini. Masuknya Ferxic mampu membawa perubahan yang signifikan, mengingat mereka juga mengalami penurunan performa di awal pekan regular season.
Kembalinya laga El clasico di Grand Final MPL Season 7 nampaknya punya persentase yang cukup tinggi. Soalnya, beberapa tim di musim ini sulit untuk mengalahkan kedua tim ini, walaupun ONIC punya performa yang konsisten.
Alter Ego yang jadi tim paling dijagokan untuk musim ini juga memberikan kejutan dengan lose streak yang membuatnya makin terpuruk. Belum bisa bangkit, membuat Udil dan kawan-kawan diprediksi sulit untuk bisa mengamankan juara yang seharusnya jadi milik mereka di MPL Season 6 lalu.
***
Bagaimana tanggapan kalian dengan cerita di balik “el clasico” antara RRQ dan EVOS di ranah Mobile Legends? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.