Meski sempat terpuruk di awal Season, EVOS Legends berhasil bangkit dan berhasil menjadi juara MPL Season 7 berkat faktor-faktor ini!
MPL Season 7 telah menemukan juara baru. Setelah pertempuran sengit selama delapan minggu babak Regular Season dan sepekan di playoffs, EVOS kembali sukses mengangkat piala untuk kedua kalinya, mengingat mereka juga jadi juara di MPL Season 4 lalu.
Bisa dibilang, musim ini berbeda dengan sebelumnya karena terlihat lebih sengit dibanding dengan season sebelumnya. Delapan tim punya kekuatan dan kesempatan yang sama untuk jadi yang terbaik di musim ini, mengingat beberapa tim yang kurang diunggulkan malah sukses menggebrak panggung MPL Season 7.
Bisa dibilang, perjuangan EVOS enggak mudah di musim ini. Soalnya, beberapa pemainnya sempat dinyatakan terpapar COVID-19 saat mulai memasuki Regular Season, yaitu Luminaire dan LJ. Apalagi harus ditinggalkan oleh Wann di week 2.
Kali ini, KINCIR akan membahas alasan kenapa EVOS layak menyandang gelar sebagai juara di musim ini. Yuk simak di bawah ini!
Tanpa Wann, EVOS Lahirkan Bayi Macan yang Sukses Gebrak MPL Season 7
Keputusan Wann untuk beristirahat dari kompetitif memang mengejutkan para penggemar skena kompetitif Mobile Legends. Pasalnya, kabar ini seakan datang mendadak dan masih berada di pekan pertama Regular Season.
Hal ini pun membuat pasukan macan putih harus kembali mencari gameplay dan pemain terbaik untuk bisa meloloskannya ke playoffs nanti. Selama dua minggu, mereka pun harus merasakan kekalahan dan kehilangan poin. Sampai akhirnya, EVOS memutuskan untuk memasukan seorang pemain muda bernama Ferxic di week 3.
Mungkin, ini jadi langkah yang paling tepat diambil oleh tim jadi juara di M1 World Championship 2019 ini. Pasalnya, Ferxic mampu memberikan perubahan yang signifikan untuk EVOS. Selama tiga minggu, pemain ini mampu mengamankan win streak dan jadi salah satu pemain debutan paling mencuri perhatian di musim ini.
Punya pool Hero serta mekanik yang mumpuni, sosok Ferxic jadi salah satu yang paling ditakuti. Bahkan, dia sukses mengalahkan para seniornya, seperti Branz, Sanz, Celiboy, dan Alberttt. Enggak sampai di sana. Bisa dibilang, sang pemain jadi salah satu faktor kebangkitan EVOS dari musim lalu.
Comeback Luminaire Jadi Obat Keterpurukan EVOS di Musim Lalu
MPL Season 6 bisa dibilang masa krisis untuk EVOS. Soalnya, setelah sukses mengamankan gelar juara dan meraih runner up di musim-musim sebelumnya, mereka harus pulang di hari pertama playoffs dengan dikalahkan ONIC dengan skor 1-2.
Memang, musim lalu EVOS harus kehilangan dua pemain andalannya yang menyusul OURA, yaitu Donkey dan Luminaire. Hal ini pun membuat sang macan putih harus terseok-seok untuk mencapai ke playoffs.
Memutuskan untuk kembali ke kompetitif, Luminaire membawa berkah untuk EVOS. Pasalnya, enggak hanya kembali diperkuat oleh salah satu pemain Support terkuat di Tanah Air, tapi juga kembali mengangkat trofi di musim ini. Bahkan dirinya terpilih sebagai pemain MVP.
Tim Unggulan yang Diperkuat oleh Pemain Bintang
Setelah keterpurukan di musim lalu, EVSO melakukan perombakan dengan mendatangkan pemain bintang dari dua tim papan atas, yaitu LJ dari RRQ Hoshi dan Antimage yang sebelumnya memperkuat ONIC.
Kedatangan kedua pemain tersebut memang sukses menaikan performa EVOS di musim ini, terbukti dengan piala yang kembali dibawa pulang ke Game House. Di balik kesuksesan tersebut, nyatanya mereka juga dianggap kesulitan untuk mendapatkan chemistry.
Walaupun diperkuat oleh pemain-pemain bintang, EVOS juga harus bekerja ekstra untuk bisa menyatukan chemistry para pemainnya, mengingat debut kedua pemain tersebut dan kembalinya Luminaire harus kembali mengalami kegagalan di MPL Invitational. Hal ini pun membuat mereka gagal untuk jadi salah satu perwakilan Indonesia di M2 World Championship.
Sempat diragukan karena kegagalan tersebut, Luminaire, REKT, Antimage, Clover, Ferxic mampu membuktikan jika mereka masih mampu berkompetitif hingga meraih gelar juara di musim ini. Mungkin, ajang jadi pembuktian untuk para pemain bintang ini jika memang masih kompeten.
Si “Petani” yang Berputar Haluan sebagi Support
Jika kalian menyaksikan skena kompetitif pasti tahu jika REKT sebelumnya dikenal sebagai pemain Marksman yang andalan. Enggak hanya itu, punya kemampuan farming yang cepat, dirinya pun diberi julukan sebagai petani.
REKT juga sempat mengisi posisi yang ditinggalkan oleh OURA di MPL Season 6 lalu sebagai offlaner. Sayangnya, sang pemain mendapat sebuah pandangan negatif karena enggak bisa membawa kemenangan untuk timnya.
Kini, pemain veteran yang telah hadir sejak MPL Season 1 kembali menunjukkan taringnya. Bedanya, kali ini dia enggak lagi jadi core, tapi jadi sosok Support yang melindungi para rekan satu timnya. Bahkan, dengan menggunakan Angela, pemain yang berpenampilan nyentrik ini sukses meraih MVP di babak Regular Season.
Tangan Dingin Zeys Masih Jadi Kunci Sukses EVOS
Sukses membawa EVOS pecahkan kutukan runner up di MPL Season 4 lalu, Zeys enggak hanya berhasil jadi pelatih paling mencuri perhatian, tapi juga yang tersukses saat itu karena juga mampu membawa tim ini jadi pemenang kejuaraan dunia Mobile Legends pertama, yaitu M1 World Championship 2019.
Setelah ditinggal Donkey dan Luminaire, Zeys juga sempat turun tangan menjadi pemain di MPL Season 6 lalu. Memang, sepertinya posisi pelatih yang paling tepat untuknya, mengingat menempati posisi sebagai Tank/Support justru membuat tim ini kurang mempersiapkan strategi yang pas. Namun, hal ini hanya berjalan beberapa minggu setelah babak Regular Season berjalan dan dia pun kembali menempati posisinya sebagai pelatih.
Di musim ini, Zeys kembali jadi sosok pelatih yang sukses membuat EVOS kembali meraih gelar juaranya untuk kedua kalinya. Jika dibandingkan dengan James yang juga bawa RRQ Hoshi sebanyak dua kali, mungkin pelatih asal Singapura ini lebih unggul karena mampu membawa pasukan putih jadi juara dunia.
Enggak hanya itu, gelar juara di musim ini juga membuktikan jika skuad yang diperkuat oleh Donkey, OURA, dan Wann saat itu enggak mempengaruhi kekuatan para pemainnya yang sekarang. Sayangnya, lewat postingan di media sosial miliknya, sepertinya ini akan jadi turnamen kompetitif dari sang pelatih.
***
Bagaimana tanggapan kalian dengan alasan dibalik kesuksesan EVOS dalam meraih gelar juaranya di musim ini? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.