Melihat perkembangan esports, tidak jarang pemain yang tadinya hanya iseng-iseng saja kemudian terjun ke ranah kompetitif. Pasalnya, kini menjadi atlet pro bisa dikatakan sebagai lapangan pekerjaan baru yang cukup menjanjikan. Hal ini pun dirasakan betul oleh salah satu pemain profesional Mobile Legends yang kini merambah dunia streaming, yaitu Yurino “Donkey” Putra.
Kami pun berkesempatan ngobrol langsung dengan Donkey seputar kehidupan pribadi dan pandangannya sebagai atlet profesional. Cara berpikirnya yang visioner memberikan gambaran bahwa menjadi atlet pro jangan hanya fokus terhadap satu tujuan, yaitu gelar juara tapi juga mesti lihat tren dan keberlangsungan karier di masa yang akan datang.
Dari sudut pandangnya tersebut, siapa tahu bisa jadi tips buat kalian yang ingin jadi pro player atau sudah menjadi atlet profesional. Mau tahu bagaimana pendapatnya tentang bagaimana sukses berkarier di esports? Langsung aja simak artikel berikut!
Jangan Cuma Mengandalkan Skill!
Mekanisme penguasaan permainan memang menjadi pondasi kuat sebagai atlet profesional. Dalam hal ini, kalian akan dituntut untuk menjadi lebih baik dari pesaing agar mampu terus meraih gelar juara.
Menurut Donkey, untuk meraih semua itu, ada banyak hal yang harus kalian miliki ketika menjadi pro player, seperti public speaking, mental, mindset yang kuat, serta penampilan juga layak jadi fokus para atlet profesional.
“Sebagai pro player, kita kan dilihat sama masyarakat, terutama penggemar yang datangnya dari ranah publik. Kalau cuma mengandalkan skill, menurutku kurang, sih, ” ucap pemain andalan EVOS Esports ini.
Melihat pendapat pemain asal Surabaya ini, kita harus setuju bahwa para pemain akan jadi panutanpara penggemarnya. Bisa saja mereka ini melihat pribadi di luar sebagai pemain dan ikut meniru perilaku buruk yang tidak diperbaiki ketika tampil untuk publik.
“Public speaking dan mindset juga penting kalian kembangkan, Gunanya untuk menjaga image, baik pribadi maupun tim. Membangun mental yang tangguh juga enggak kalah penting," tambah pemain yang gemar menggunakan Hero Chou ini.
Donkey percaya bahwa skill pasti bisa diasah. Makanya, hal penting selanjutnya adalah mempersiapkan mindset bagaimana menjalin relasi dengan orang lain dan juga memantapkan mental. Maka dari itu, ketika kalian terjun ke skena kompetitif, jangan pernah hanya andalkan kemampuan bermain. Masih ada banyak hal yang harus kalian kembangkan demi karier yang lebih tinggi.
"Intinya skill itu bisa diasah selama kalian punya mental dan mindset untuk terus menjalin hubungan baik dengan orang lain," jelas tanker yang sempat membela tim Louvre Esports ini.
Harus Siap Mengorbankan Banyak Hal
Visi misi merupakan hal yang penting menurut Donkey. Dua poin tersebut akan sangat membantu dalam menentukan langkah yang akan dijalani.
Sayangnya, butuh banyak pengorbanan dalam prosesnya. Oleh sebab itu, mengetahui kebutuhan menjadi langkah dasar yang harus dimiliki. Jika dijelaskan secara sederhana, jangan sampai mengorbankan banyak hal, tapi tidak membuahkan hasil apa pun.
Selama menjadi atlet profesional, Donkey dihadapkan dengan pilihan dilematis antara karier, kesehatan, dan keluarga. Sebagai orang yang sudah punya banyak pengalaman hidup, dia rela mengorbankan karier profesionalnya dan memilih untuk fokus terhadap kesehatan dan keluarga.
Menurutnya, saat ini yang paling penting adalah kedua hal tersebut. Kalau berbicara soal kesehatan Donkey mengaku sudah sering mengalami sakit yang akhirnya berdampak kepada tim. Dia pun memberikan contoh kasus yang menimpanya pada saat gelaran MPL Season 5 kemarin.
“Waktu EVOS mau lawan Geek Fam, saya mengalami nyeri di bagian kaki sampai enggak bisa bangun. Bahkan sampai enggak bisa naik tangga di venue. Akhirnya nurut istri yang nyuruh saya jangan memaksakan diri. Padahal mau main sampai selesai, tapi apa daya kesehatan juga penting buat karier saya ke depannya,” jelas bapak satu anak ini.
Dari penuturan sang pemain, tim EVOS yang telah membesarkan namanya punya tempat khusus di hidupnya. Meski begitu, dia juga harus mementingkan posisinya sebagai kepala keluarga. Oleh sebab itu, setelah Mobile Legends World Cup (M1), Donkey pun memilih untuk pensiun dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarganya.
“Sebelum mulai M1, saya berpikir dalam hati bahwa ini adalah kejuaraan terakhir bersama EVOS. Soalnya selama ini saya sudah mengorbankan banyak hal demi esports dan punya sedikit waktu untuk keluarga. Bahkan, pada saat itu saya sampai mikir bahwa esports nomor satu dan keluarga nomor dua,” tambahnya.
Dari penjelasan Donkey, kita bisa simpulkan bahwa memang tidak mudah menjadi seorang atlet profesional. Ada banyak pengorbanan yang harus kalian berikan untuk menuju puncak karier. Kisah Donkey bisa dijadikan pelajaran berharga untuk para gamer yang ingin terjun ke skena kompetitif.
Penentuan visi misi nantinya akan memudahkan kalian untuk menentukan langkah, dengan begitu pengorbanan besar yang telah kalian berikan pun akan membuahkan hasil. Di samping itu, kalian juga perlu tahu apa yang harus diprioritaskan ketika berkutat di ranah esports.
Buka Mata agar Dapat Melihat Berbagai Macam Peluang
Bagi Donkey, kunci sukses jadi atlet esports berikutnya adalah melihat adanya peluang. Pasalnya, industri esports ini menawarkan berbagai macam bidang yang bisa ditekuni. Tidak heran jika banyak migrasi pemain yang terjadi baru-baru ini di ranah esports Indonesia.
Dari pandangan Donkey, pemain yang hijrah ini bukan sebuah bentuk pengkhianatan, melainkan cara positif untuk mempertahankan karier. Bertahan di satu game saja memang punya sisi baik, tapi akan jadi lebih bagus lagi kalau mengikuti tren untuk mengasah jiwa kompetitif.
“Mereka (atlet profesional) yang pindah ke Mobile Legends itu cerdas. Namanya manusia itu harus ikutin tren. Kalau mereka enggak pindah pasti akan tenggelam,” ujar Donkey.
Tidak hanya soal tren, para atlet profesional juga perlu punya pandangan luas untuk melihat peluang kariernya sendiri di ranah esports. Pasalnya, berkutat di industri ini punya masa waktu tertentu dan akan banyak faktor yang bisa menghambat kalian. Donkey pun berbicara pengalaman pribadinya, serta memberikan alasan kenapa akhirnya memilih jalur menjadi seorang streamer.
“Di esports itu tidak melulu menjadi seorang pemain. Pasti akan datang waktunya saat seorang pro player sudah merasa cukup menjadi seorang atlet. Baik itu terbentur soal kesehatan seperti yang saya alami atau soal keluarga, pendidikan, dan masih banyak lagi,” ungkapnya menjelaskan alasannya mundur dari skena kompetitif.
Menariknya Donkey ternyata sudah kepikiran untuk pensiun ketika selesai MPL Season 1. Namun, setelah melihat tren streaming kian booming, dia pun mulai memfokuskan diri berkarier sebagai pro player.
“Sebenarnya saya udah mikir mau pensiun selesai MPL Season 1. Soalnya ada keluarga yang harus saya perhatikan juga. Kalau bertahan jadi pro player, risiko ke keluarga cukup besar," tambahnya.
Saat ini, setelah melepas gelar pro player dan fokus menjadi streamer, pemain yang kerap dijuluki "papi" ini membeberkan bahwa pendapatannya berkisar di ratusan juta. Kasus Donkey bisa jadi contoh betapa pentingnya melihat peluang yang ada di ranah esports.
Dengan membuka mata untuk melihat peluang, Donkey yakin para atlet akan punya gambaran langkah selanjutnya agar karier yang sudah dibangun dengan susah payah tidak redup begitu saja.
Jangan Pernah Batasi Diri Sendiri
Eksplorasi diri juga jadi poin penting bagi Donkey ketika terjun di ranah esports. Industri yang ditekuni oleh banyak anak muda ini menurutnya membuka banyak kesempatan untuk jenjang karier yang lebih luas. Namun, kalian akan dihadapkan dengan stigma buruk yang masih melekat terhadap ekosistem esports.
Makanya, menurut pemain yang dikenal dengan gaya main barbar ini, anak terjun ke skena esports di usia muda jadi langkah yang patut diperhitungkan. Pasalnya, pemain bisa mengeksplorasi diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun, dia tak menyangkal terjun di usia muda juga menjadi agak dilematis.
“Anak muda itu pasti masih banyak yang sekolah. Makanya muncul stigma negatif dari para orang tua yang takut anaknya gagal di industri ini. Padahal banyak peluang yang bisa dibuktikan oleh para pemain muda tersebut,” jelas Donkey.
Kendala yang dibeberkan oleh Donkey bisa jadi hambatan besar bagi anak muda yang ingin terjun ke skena esports. Belum banyak orang tua yang mengetahui bahwa ada masa depan yang bisa diraih oleh anak mereka di skena kompetitif ini. Oleh sebab itu, kalian juga perlu eksplorasi diri agar mengetahui jalan yang tepat sesuai dengan kemampuan yang kalian miliki.
Pasalnya, dari besarnya industri esports, pasti akan berpengaruh pada tingginya daya saing bagi para pemain. Sialnya, tidak semua atlet bisa bersinar di waktu yang sama. Pasti ada masa redup dan tergeser oleh atlet lain yang lebih menonjol.
Oleh sebab itu, pembatasan diri yang dimaksud oleh Donkey adalah pengembangan kemampuan di luar karier sebagai atlet profesional. Karena menurutnya banyak kesempatan yang bisa diambil, seperti menjadi joki, content creator, atau bahkan editor video untuk para streamer.
Tanpa menghilangkan fokus sebagai atlet profesional, kalian juga bisa menggali potensi di dalam diri kalian sebagai bentuk preventif kalau karier sudah mulai meredup.
Harus Punya Banyak Relasi
Pentingnya membangun relasi di dalam industri esports adalah hal yang harus dipikirkan menurut Donkey. Lagi-lagi, kalian akan bertemu dengan banyak peluang di tengah proses menuju puncak karier.
Pemain yang dikenal dengan selebrasi buka baju ini membeberkan betapa pentingnya punya banyak relasi di usia yang tidak lagi produktif di ranah esports. Pasalnya, Donkey mengakui bahwa regenerasi di esports sangat pesat sehingga, para pemain yang tidak lagi muda bisa tergeserkan dengan mudah.
“Pemain kayak saya kan hanya menang dalam pengalaman, jelas bisa kalah dengan anak-anak muda yang punya skill lebih baik dari saya. Dari situ saya menyadari bahwa tidak bisa memaksakan diri untuk terus bersaing. Makanya saya kembangin relasi biar bisa berkarier di jalur lain (streamer).”
Bisa dibilang, Donkey berhasil memanfaatkan usia non-produktifnya di esports dengan baik. Terbukti bahwa kini dia tetap bisa berkarier dan menghasilkan pendapatan ratusan juta rupiah. Semuanya karena relasi yang dibangun semasa menjadi atlet profesional dan mendapatkan pengakuan atas reputasinya.
Dari hasil wawancara bersama Yurino “Donkey” Putra, ada banyak pelajaran yang bisa kita petik di bidang atlet profesional esports baik bagi yang baru ingin terjun maupun yang sudah berkecimpung. Bagi kalian yang merasa punya keinginan masuk ke industri esports, lima poin di atas tentu bisa menjadi bekal penting bagi keberlangsungan karier kalian nanti.
Bagaimana pendapat kalian tentang artikel ini? Apakah kalian punya tanggapan? Langsung tuang di kolom komentar, ya! jangan lupa juga untuk terus pantau KINCIR agar kalian tahu berita seru lain seputar esports dan game.